Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Kredit Investasi Padat Karya

Pemerintah terus berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing industri nasional. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah meluncurkan skema pembiayaan baru bernama Kredit Investasi Padat Karya.

Kebijakan ini diambil dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Selasa (24/12).

Skema ini dirancang khusus untuk mendukung revitalisasi mesin dan meningkatkan produktivitas di sektor industri padat karya. Dengan Kredit Investasi Padat Karya, pelaku industri dapat memanfaatkan pembiayaan guna memodernisasi peralatan sekaligus meningkatkan efisiensi produksi.

Pemerintah memberikan berbagai keunggulan melalui program ini, seperti plafon pinjaman mulai dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, suku bunga atau marjin yang lebih rendah dibandingkan kredit komersial, serta jangka waktu pinjaman yang fleksibel antara lima hingga delapan tahun.

Baca juga:  Inkubator Kreasia Raih Penghargaan Atas Dampak Positif di Sektor Koperasi

Sasaran utama dari program ini adalah sektor-sektor industri padat karya yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional, seperti pakaian jadi, tekstil, furnitur, kulit, barang dari kulit, alas kaki, mainan anak, serta makanan dan minuman.

Untuk dapat mengakses skema ini, calon penerima diwajibkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain memiliki usaha yang produktif dan layak, memiliki pengalaman usaha minimal dua tahun, serta mempekerjakan paling sedikit 50 tenaga kerja. Diharapkan, jumlah tenaga kerja ini akan meningkat seiring bertambahnya kapasitas produksi yang diperoleh melalui revitalisasi mesin.

Baca juga:  Stunting Jadi Ancaman Gizi yang Mengancam Masa Depan SDM Indonesia

Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk subsidi bunga atau marjin guna mendukung keberhasilan program ini. Target penyaluran Kredit Investasi Padat Karya diproyeksikan mencapai Rp20 triliun pada tahun 2025.

Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut langkah ini sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri padat karya nasional.

“Hal ini merupakan bukti konkret keseriusan pemerintah dalam meningkatkan daya saing industri nasional serta menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Peluncuran Kredit Investasi Padat Karya adalah bagian dari kebijakan pemerintah yang lebih luas dalam menyelamatkan dan memperkuat sektor industri di Indonesia.

Baca juga:  Aceh Jadi Pelopor Literasi Keuangan Syariah, Namun Masih Banyak Tantangan yang Harus Dihadapi

Transformasi industri menjadi salah satu agenda utama pemerintah, yang diwujudkan melalui berbagai langkah strategis, seperti pemberian insentif fiskal, kemudahan perizinan usaha, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penguatan riset dan inovasi.

Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah berharap dapat meningkatkan daya saing industri nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kredit Investasi Padat Karya pun diharapkan menjadi katalisator utama dalam mendorong modernisasi dan efisiensi di sektor industri padat karya, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Aceh Barat Hadapi Tantangan Berat Menurunkan Angka Kemiskinan 

Bisnisia.id | Aceh Barat – Kabupaten Aceh Barat menghadapi...

Pemerintah Perkuat Infrastruktur Digital, Gandeng Nokia dan Perusahaan Teknologi Global

Bisnisia.id | Jakarta – Kabinet Merah Putih semakin mengintensifkan...

Migas Hingga Energi Terbarukan, PT PEMA Optimistis Genjot Investasi di 2025

Bisnisia.id | Banda Aceh — PT Pembangunan Aceh (PEMA)...

BPMA dan Pendidikan Aceh Bahas Peningkatan Kompetensi Vokasi Migas

Bisnisia.id | Banda Aceh – Badan Pengelola Migas Aceh...

Aceh Buka Pintu Lebar untuk Investor: Wagub Pastikan Iklim Usaha yang Kondusif

Bisnisia.id | Jakarta – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE,...

DEM Aceh Bahas Kelangkaan BBM dan Transisi Energi Bersih di Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Dewan Energi Mahasiswa (DEM)...

Sawit Ilegal dari Hutan Aceh Mengalir ke Pasar Global

Bisnisia.id | Banda Aceh - Masalah perambahan hutan di...

Pemerintah Aceh Kejar Percepatan Proyek Infrastruktur

Bisnisia.id | Jakarta - Pemerintah Aceh terus mendorong percepatan...

Kereta Api Cepat Jokowi Bikin WIKA Merugi?

BisnisKita.id - Perusahaan plat merah, WIKA dikabarkan mengalami kerugian...

Inovasi Mahasiswa USK Manfaatkan Biji Pepaya untuk Perawatan Rambut

Selama ini, biji pepaya dan kulit jeruk seringkali hanya...

IHSG Diproyeksikan Menguat: Sektor Keuangan, Konsumer, dan Infrastruktur Jadi Sorotan

Bisnisia.id | Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)...

Pemerintah Terbitkan PP Perketat Regulasi Rokok dan Vape

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan...

Wawancara Mawardi Nur: Jadikan PEMA Lokomotif Ekonomi Aceh

Sejak resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Aceh...

“Nuga-Nuga” Melukis Sejarah dan Masa Depan Aceh: Refleksi 20 Tahun Tsunami 2004

Bisnisia.id | Banda Aceh – Kegiatan melukis bertajuk “Nuga-Nuga”...

Sambut Imlek 2025, Pasar Chinatown Aceh Sepi

Bisnisia.id | Banda Aceh – Menjelang perayaan Imlek 2025...

Dukung Social Enterprise, Kementerian Hukum Luncurkan Layanan Pencatatan Online

Bisnisia.id | Jakarta – Kementerian Hukum resmi meluncurkan layanan...

KPEI Resmi Dapatkan Pengakuan UE sebagai Third-Country Central Counterparty (CCP)

Bisniskita.id | Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa...

Pemerintah Aceh Usul Tambahan Anggaran Pelaksanaan PON ke Pemerintah Pusat

BISNISKITA.ID | BANDA ACEH-- Pj Gubernur Aceh Bustami bersama...

Aceh Barat Jadi Tuan Rumah Musabaqah Tunas Ramadhan 2025

Bisnisia.id | Aceh Barat – Kabupaten Aceh Barat akan...