Bisnisia.id | Banda Aceh – Menjelang perayaan Imlek 2025 jatuh paa 29 Januari 2025, suasana pasar Peunayong atau disebutkan juga Chinatown Aceh tempat masyarakat etnis Thionghoa di Banda Aceh berdagang terlihat lebih sepi.
Di tengah harapan akan lonjakan transaksi menjelang hari raya, para pedagang mengaku mulai khawatir dengan kondisi yang ada.
Pasar Tionghoa di kawasan Kota Banda Aceh dan sekitarnya biasanya dipenuhi oleh pembeli yang mencari berbagai kebutuhan khas Imlek, seperti kue keranjang, pernak-pernik lampion merah, hingga bahan makanan untuk perayaan keluarga.
Namun, tahun ini, sejumlah toko dan kios yang menjual barang-barang tersebut tampak sepi, dengan sedikitnya pembeli yang datang.
“Biasanya, menjelang imlek pasar ramai hingga jam 11 pagi. Tapi sekarang, pengunjung sangat sedikit, jam 10 saja sudah sepi,” kata Lin Sun Cin (67), seorang pedagang dan etnis Tionghoa di Banda Aceh, Selasa (28/1/2025).
Kurangnya pengunjung diduga terkait dengan berbagai faktor, termasuk dampak ekonomi pasca-pandemi yang masih terasa. Selain itu, pemindahan pasar Peunayong ke Lamdingin juga menjadi faktor utama penurunan pengunjung pasar tradisional cinatown.
Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Banda memindahkan Pasar Peunayong ke Al-Mahira Lamdingin. Pemindahan tersebut dikarenakan kondisinya yang semakin sempit, kotor, dan tidak sehat.
Namun demikian, masyarakat Tionghoa yang tinggal disekitar pasar tersebut masih bertahan dan berdagang di sepanjang lorong Gampong Peunayong yang dikenal sebagai Gampong Keberagaman Kota Banda Aceh itu.
Meski pasar terlihat lebih sepi, pedagang tetap optimis menjelang puncak perayaan Imlek. Mereka berharap masyarakat Tionghoa di Aceh tetap memeriahkan tradisi tahun baru China dengan berbelanja kebutuhan spesial untuk merayakan hari penuh kebahagiaan itu bersama keluarga.
Foto-foto : Wen Ronga