Warnai Kuta Raja Sebagai Gerakan Vandalisme Perupa, Budaya dan Homogenisasi

Bisnisia.id | Banda Aceh –  Para perupa Aceh yang tergabung dalam apotik warna menggelar kegiatan mewarnai tiang flyover di Simpang Surabaya, Banda Aceh, sebagai upaya memperindah kota dengan sentuhan seni mural. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan nuansa positif bagi kota Banda Aceh, sekaligus menyampaikan pesan-pesan yang bermakna melalui karya seni mereka.

Koordinator lapangan Apotik Warna, Olexs, menjelaskan bahwa mural yang mereka buat memiliki makna mendalam, yakni “Salem Teuka” atau selamat datang. Dalam mural tersebut, terdapat gambar warung kopi dan perempuan yang menyapa dengan salam, sebagai simbol keramahan khas kota Banda Aceh. Selain itu, rumah Aceh yang menjadi ikon adat juga turut digambarkan, merepresentasikan kearifan lokal dan budaya yang kuat di kota tersebut.

Baca juga:  Polemik PPN 12%, Kemenkeu Tegaskan Tidak Bebani Customer  

Olex juga menambahkan bahwa aksi ini melawan coretan-coretan yang kerusakan ruang kota “aksi ini sebagai respons terhadap maraknya coretan merusak dinding atau vandalisme negatif. Kegiatan ini bertujuan mengubah coretan-coretan tersebut menjadi mural yang lebih positif dan bermakna,” tambah Olex.

Para perupa yang terlibat, termasuk Iswadi Basri, Olexs, Munzir, S.Sn, Chika, dan Mahatir, berkeinginan agar mural ini membawa energi positif bagi kota. Mereka berharap melalui karya seni ini, Banda Aceh menjadi lebih indah dan berkarakter, meskipun dana yang digunakan berasal dari patungan para perupa dan donasi warga. Mereka ingin agar seni mural dinikmati oleh publik dan menghindari sekadar coretan yang merusak citra kota.

Baca juga:  YARA Gandeng Unimal Tingkatkan Akses Pendidikan Generasi Muda Aceh

Davi Abdullah, seorang budayawan sekaligus filmmaker Independen, mengungkapkan pandangannya mengenai gerakan mewarnai ini disebut vandalisme. Gerakan ini sudah muncul di kota-kota besar untuk mewarnai.

Menurut Davi abdullah, aksi ini bukan sekadar coretan liar di dinding, melainkan sebuah ekspresi budaya yang sarat dengan konsep dan ideologi yang ingin disampaikan oleh para perupa. Ia melihat bahwa melalui vandalisme, seniman perupa berusaha membangun citra kota dengan cara yang unik dan penuh makna, mencerminkan aspirasi, kritik sosial, serta dinamika kehidupan urban yang kompleks.

Lebih lanjut, Davi menilai bahwa gerakan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap homogenisasi ruang publik yang sering kali didominasi oleh kepentingan komersial. vandalisme dalam konteks budaya dan sosial, bukan semata-mata sebagai tindakan merusak.

Baca juga:  Perjudian Online di Banda Aceh Dibongkar, Lima Tersangka Diamankan

Menurutnya, seni jalanan mampu menghadirkan dialog antara masyarakat dengan lingkungannya, serta memperkaya narasi visual kota yang kerap diabaikan. Dengan demikian, Davi mengajak masyarakat untuk lebih menghargai dan memahami esensi dari gerakan ini sebagai bagian dari kekayaan budaya perkotaan.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Pemerintah Aceh Buka Seleksi Kepala BPMA 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Bisnisia.id | Banda Aceh - Pemerintah Aceh resmi...

PLN Berikan Sambungan Listrik Gratis untuk 89 KK di Aceh

Bisniskita.id | Jantho - Tangis bahagia Zulfiarli dan keluarga yang...

PPN Naik Jadi 12% di 2025; Daya Beli Masyarakat Tetap Aman, Benarkah?

Bisnisia.id | Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian...

Kesejahteraan Masyarakat dalam Perlindungan Hutan Leuser

Bisniskita.id | Banda Aceh - Kesejahteraan masyarakat sekitar dengan...

Kepemilikan Lahan, Dominasi Kekayaan Para Calon Bupati Aceh Besar

Bisnisia.id | Aceh Besar – Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara...

Meutya Hafid Lantik Pejabat Baru, Dari Pesohor hingga Mantan Jurnalis

Bisnisia.id | Jakarta — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi)...

Gubernur Aceh: Penetapan UMP Penuhi Rasa Keadilan Bagi Pekerja

Bisnisia.id | Banda Aceh - Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr....

BI Aceh Bahas Peluang dan Tantangan Ekonomi Hijau Sebagai Sumber Pertumbuhan Baru

BISNISIA.ID | Banda Aceh - Bank Indonesia Provinsi Aceh...

Jalan Rusak Jadi Tantangan Utama Pengembangan Sektor Pariwisata di Bandar Pusaka

Bisnisia.id | Aceh Tamiang – Buruknya infrastruktur jalan menjadi...

Efisiensi Anggaran, Prabowo Pangkas Belanja Rp 306,69 Triliun melalui Inpres No. 1 Tahun 2025

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengeluarkan...

Banda Aceh Butuh Pemimpin yang Bisa Menarik Investasi, Illiza-Afdhal Jawabannya

BISNISIA.ID | Banda Aceh - Banda Aceh menjadi kota...

Peringatan HUT RI ke-79 di Cape Town: Suasana Meriah di Tengah Cuaca Dingin

Cape Town - Meski cuaca dingin dan hujan menyelimuti...

Tekan Pengangguran, HIPMI Desak Pemerintah Aceh Ciptakan Qanun Kewirausahaan

Bisnisia.id | Banda Aceh - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia...

Aceh Barat Pacu Perkembangan UMKM melalui Pemberdayaan dan Digitalisasi

Bisnisia.id | Aceh Barat – Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi,...

Bukan Hanya Olahraga, Car Free Day jadi Ajang Raup Cuan UMKM Lokal di Banda Aceh

BISNISIA.ID – Kegiatan Car Free Day (CFD) atau hari...

SPBUN Moen Ikeun, Harapan Baru Nelayan Aceh Besar

Bisniskita.id | Aceh Besar – Beberapa perahu merapat ke...

Prabowo: Indonesia Siap Produksi Biodiesel B50 di Tahun 2025

Bisnisia.id | Indonesia - Presiden RI Prabowo Subianto dalam...

Prabowo: Indonesia Siap Jadi Pemimpin Energi Hijau Dunia

Bisnisia.id | Peru - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto,...

Dalih Ketahanan Pangan, Pemerintah Ingin Cetak Sawah Baru 3 Juta Hektar

Bisnisia.id | Jakarta - Pemerintahan Prabowo Subianto ingin meningkatkan...