Bisnisia.id | Jakarta — Pemerintah Tiongkok menunjukkan dukungannya bagi program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dukungan tersebut disampaikan secara langsung oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping, saat Prabowo mengunjungi Tiongkok dalam rangka mempererat kerja sama bilateral.
Di hadapan kedua pemimpin, pemerintah Indonesia dan Tiongkok menandatangani nota kesepahaman (MoU) bertajuk Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia, yang menjadi landasan kerjasama dalam mendukung gizi bagi masyarakat Indonesia.
Nota kesepahaman ini akan menjadi dasar bagi pemerintah Tiongkok untuk turut membiayai dan memfasilitasi program MBG yang ditargetkan untuk anak-anak dan ibu hamil di Indonesia.
Dalam pernyataan resminya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa Tiongkok mendukung penuh inisiatif ini karena mereka telah memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan program sejenis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negaranya.
“Ya, mereka (pemerintah Tiongkok) akan men-support karena mereka juga sudah melaksanakan makan bergizi di sini,” ujar Airlangga.
Namun, pemerintah Indonesia belum merinci lebih lanjut terkait nominal pendanaan maupun bentuk dukungan konkret yang akan diberikan oleh Tiongkok.
Kerjasama ini diperkirakan akan mencakup berbagai bentuk dukungan, termasuk pengiriman ahli, bahan baku, dan teknologi yang telah terbukti efektif di Tiongkok.
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu tawaran unggulan Prabowo dalam kampanye Pilpres 2024, yang kini sedang dipersiapkan realisasinya setelah ia dilantik sebagai presiden.
Prabowo menyadari bahwa perbaikan gizi menjadi fondasi utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya dalam membentuk generasi yang sehat dan cerdas.
Oleh karena itu, program ini dirancang untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis bagi anak-anak usia sekolah dan ibu hamil, yang diharapkan mampu mendorong pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang lebih kompetitif.
Menurut rencana, pemerintah akan meluncurkan program MBG secara bertahap dengan target jangka panjang yang ambisius, yaitu menjangkau 82,9 juta anak.
Untuk mencapai target tersebut, anggaran yang dibutuhkan ditaksir mencapai Rp400 triliun per tahun.
Program ini diproyeksikan akan dimulai pada awal 2025, dengan alokasi anggaran tahap pertama sebesar Rp71 triliun yang akan digunakan untuk memberikan makanan bergizi kepada tiga juta anak penerima manfaat.
Melalui program ini, Prabowo menegaskan komitmennya dalam memperbaiki kondisi kesehatan dan gizi generasi muda Indonesia.
Menurutnya, kecukupan gizi pada masa kanak-kanak adalah faktor penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa di masa depan.
Dengan adanya dukungan dari Tiongkok, pemerintah Indonesia optimis dapat merealisasikan program ini dengan skala yang lebih luas, bahkan berpotensi menjadi model yang dapat diadaptasi di wilayah ASEAN lainnya yang mengalami permasalahan serupa.
Selain itu, implementasi program ini juga diharapkan dapat membawa dampak ekonomi positif. Peningkatan permintaan terhadap bahan pangan bergizi lokal akan membuka peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian.
Hal ini juga akan mendukung rantai pasokan pangan yang lebih sehat dan stabil di Indonesia.
Dukungan Tiongkok terhadap program MBG mencerminkan komitmen kedua negara dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan. Nota kesepahaman yang ditandatangani ini membuka jalan untuk kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk kesehatan dan pendidikan.
MoU ini juga menjadi simbol penting dari kemitraan Indonesia-Tiongkok, yang bukan hanya dalam bidang ekonomi atau infrastruktur, tetapi juga dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemerintah berharap bahwa kolaborasi ini akan berjalan jangka panjang, melibatkan transfer teknologi, keahlian, serta pendanaan yang berkelanjutan.
Hal ini sesuai dengan visi besar Indonesia menuju SDGs (Sustainable Development Goals) pada 2030, di mana salah satu poin utamanya adalah memastikan masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, memiliki akses ke makanan bergizi dan hidup yang sehat.