Bisnisia.id | Banda Aceh – Sebagai provinsi dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, maka untuk membangun Aceh membutuhkan strategi yang tepat agar potensi itu dapat dikelola optimal.
Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireun, Prof. Apridar, menekankan pentingnya fokus gubernur Aceh terpilih pada lima sektor utama yang berpotensi besar dalam mendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Prof. Apridar, sektor pertanian dan perikanan harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan ekonomi ke depan. Dengan lahan subur dan kekayaan laut yang melimpah, Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi lumbung pangan di Indonesia. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan peningkatan produktivitas melalui pemanfaatan teknologi modern, rehabilitasi sistem irigasi, serta pengembangan kawasan peternakan dan budidaya perikanan terpadu.
“Jika sektor ini diperkuat dengan penggunaan teknologi yang lebih maju, maka produktivitas akan meningkat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Selain itu, perlu ada pelatihan bagi petani dan nelayan agar mereka mampu mengelola sumber daya yang ada secara lebih optimal,” ujar Prof. Apridar.

Selain sektor pertanian dan perikanan, Prof. Apridar menyoroti sektor energi dan pertambangan yang juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Aceh. Dengan cadangan batubara yang cukup besar serta potensi energi terbarukan yang belum maksimal dimanfaatkan, Aceh dapat menjadi daerah yang mandiri secara energi.
“Pengembangan gasifikasi batubara dan investasi dalam energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat membuka peluang besar bagi Aceh. Ini bukan hanya menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga meningkatkan daya tarik investasi di sektor energi,” jelasnya.
Dalam aspek pariwisata, Prof. Apridari melihat potensi besar yang bisa dikembangkan, terutama dalam wisata syariah. Dengan warisan budaya Islam yang kuat, sejarah panjang, serta keindahan alam yang luar biasa, Aceh dapat menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Namun, untuk mewujudkan hal ini, diperlukan peningkatan infrastruktur pariwisata, promosi destinasi secara lebih luas, serta pelatihan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Jika dikelola dengan baik, sektor ini bisa menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi Aceh,” tambahnya.
Salah satu faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan infrastruktur yang memadai. Prof. Apridar menekankan bahwa peningkatan kualitas jalan, jembatan, serta pelabuhan sangat krusial untuk memperlancar distribusi barang dan jasa, sekaligus menarik lebih banyak investasi ke Aceh.

“Infrastruktur yang baik akan memberikan kemudahan bagi dunia usaha dalam menjalankan bisnisnya. Ini harus menjadi perhatian khusus bagi gubernur terpilih agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan lebih cepat dan merata,” tegasnya.
Selain pembangunan fisik dan sektor ekonomi, pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi kunci utama dalam memastikan Aceh siap menghadapi tantangan ekonomi modern. Menurut Prof. Apridar, investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan harus menjadi prioritas agar generasi muda Aceh dapat bersaing di tingkat nasional maupun global.
“Pendidikan dan pelatihan keterampilan harus ditingkatkan agar masyarakat Aceh memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan fokus pada sektor-sektor yang disebutkan, Insya Allah Aceh dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan kedepan,” tutup Prof. Apridar.