Bisnisia.id | Banda Aceh – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh, Teuku Faisal, memastikan bahwa operasional Trans Koetaradja akan kembali berjalan normal setelah masa penghentian sementara pada akhir tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh berakhirnya kontrak operator pelayanan pada 31 Desember 2024, yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).
“Kontrak dengan operator pelayanan Trans Koetaradja ini diperbarui setiap tahun. Untuk tahun 2024, kontraknya berakhir pada 31 Desember. Setelah itu, kita akan masuk ke proses kontrak baru untuk 2025,” ujar Faisal, pada Kamis (2/1/2025).
Faisal menegaskan bahwa penghentian operasional Trans Koetaradja hanya bersifat reguler dan teknis. Pihaknya juga akan melakukan pengecekan mesin terhadap 59 unit Trans Koetaradja.
“Ini hal yang wajar. Selama penghentian, kita akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, seperti pengecekan mesin, keselamatan kendaraan, kabel, serta servis lainnya. Semua dilakukan agar kendaraan tetap prima ketika kembali beroperasi,” jelasnya.
Ia juga berharap proses persiapan kontrak baru tidak akan memakan waktu lama.
“Mudah-mudahan begitu APBA disahkan, kita bisa langsung menyediakan kebutuhan operasionalnya. Jadi, tidak perlu waktu lama untuk melanjutkan pelayanan kepada masyarakat,” tambah Faisal.
Sektor transportasi di Aceh disebut berkontribusi positif terhadap deflasi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sektor transportasi di Aceh cukup baik.
“Sektor transportasi menyumbang deflasi, yang berarti tarif masih terjangkau dan tidak ada kendala signifikan. Jumlah kapal dan penerbangan mencukupi, sehingga tidak memberatkan masyarakat,” jelas Faisal.
Ia juga menambahkan bahwa capaian ini menunjukkan performa sektor transportasi Aceh selama November 2024 berada pada jalur yang baik.
“Alhamdulillah, November ini performa kita cukup baik. Mudah-mudahan kinerja ini dapat terus berlanjut ke depannya,” ucapnya optimis.
Dengan penyesuaian kontrak dan evaluasi operasional, Dinas Perhubungan Aceh memastikan bahwa penghentian sementara ini tidak akan mengganggu layanan jangka panjang. Faisal menegaskan bahwa pelayanan transportasi publik, termasuk Trans Koetaradja, tetap menjadi prioritas utama pemerintah Aceh.
“Pelayanan kepada masyarakat akan kembali berjalan normal begitu semua proses selesai. Kami pastikan tidak ada masalah signifikan dalam transisi ini,” tutupnya.