20 Tahun Tsunami Aceh, Kisah Empati dan Persaudaraan dari Bulan Sabit Merah Turki

Ismail Hakkı Turunç, perwakilan dari Bulan Sabit Merah Turki, berbagi kisah dan refleksi mendalam saat berbicara di sebuah acara peringatan 20 tahun Tsunami Aceh. Dalam acara Aceh Internasional Forum yang dilaksanakan di Anjong Mon Mata, pada Senin, (23/12/2024) ia mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam kepada semua yang kehilangan saudara dalam bencana besar tersebut.

“Saya ingin mengucapkan duka cita yang mendalam untuk semua saudara yang kehilangan keluarganya 20 tahun lalu. Pasti ada yang kehilangan satu atau beberapa orang saudara akibat tsunami. Kami percaya bahwa membantu sesama adalah jalan kebaikan yang akan membawa berkah bagi diri kita sendiri,” ujarnya dengan penuh empati.

Baca juga:  Promosi Budaya Aceh di Jakarta, Festival Ratoh Jaroe Jadi Ajang Unjuk Kreativitas

Ismail Hakkı Turunç berbicara tentang makna kehidupan dan bagaimana prinsip berbuat baik bisa memberikan dampak positif, tidak hanya di dunia ini, tetapi juga di akhirat. Ia meyakini bahwa kehidupan adalah perjalanan dan bukan akhir dari segalanya.

“Kami percaya, walau kita meninggal, bukan berarti berakhir, tetapi meninggal adalah fase menuju kehidupan yang lebih kekal,” tambahnya.

Ismail Hakkı Turunç juga mengingat kembali pengalamannya sebagai wakil dari pemerintahan Turki di Bulan Sabit Merah pada masa-masa awal Tsunami.

“Setelah Tsunami, saya merasa terpanggil untuk bergerak membantu. Saya berbicara langsung dengan Bapak Recep Tayyip Erdoğan, yang saat itu masih menjabat di Istanbul, dan kami membentuk tim untuk datang ke Aceh,” kenangnya.

Baca juga:  Refleksi Dua Dekade Tsunami, Pemerintah Aceh Ingatkan Pelajaran Penting dan Momentum Transformasi

Keputusan itu membawa Bulan Sabit Merah Turki ke Aceh, membantu dalam berbagai aspek pasca-tsunami, termasuk membangun kamp-kamp pengungsian. Salah satu momen yang paling diingat oleh Turunç adalah saat bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala dan membangun fasilitas di kampus tersebut.

“Saya ingat ada dekan, seorang profesor perempuan, yang kehilangan banyak kolega dan mahasiswa. Namun, beliau tetap sabar dan tidak pernah menyesali kepergian mereka,” ujarnya.

Turunç juga mengisahkan pengalaman unik tentang peran roti dalam membangun relasi budaya dan bantuan.

“Kami membawa oven dari Turki untuk membuat roti di Aceh, tetapi akhirnya kami menyadari bahwa orang Aceh tidak terbiasa dengan roti. Namun, kami menemukan solusi lain dengan membagikan roti bersama es krim. Orang-orang sangat senang,” kenangnya dengan penuh canda.

Baca juga:  Yahya Damanik Juara Mixology Coffee Competition dengan Timphan Drink

Lebih jauh, Turunç menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Turki bukan hanya soal bantuan, tetapi juga soal persaudaraan.

“Kami percaya bahwa hubungan ini tidak akan pernah terputus. Kalian adalah saudara kami, dan kami adalah saudara kalian,” tegasnya.

Editor:
Zulkarnaini

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Action Mobile Bank Aceh Semua Lebih Mudah

Di era digitalisasi saat ini Bank Aceh terus berupaya...

Tujuh Perusahaan Tambang di Aceh Habiskan Rp106,751 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat

Bisnisia.id | Banda Aceh - Realisasi program pengembangan dan...

Susi Air Buka Kembali Penerbangan di Bandara Rembele, Rutin Tiap Rabu

Bisnisia.id| Redelong - Pesawat Susi Air resmi terbang di...

Makmeugang di Yordania, Kehangatan yang Tak Selalu Bisa Dinikmati

Makmeugang, atau yang juga dikenal sebagai meugang, bukan sekadar...

Indonesia dan Australia Tukar Keahlian Pekerja

Buruan, Pertamina Buka 261 Lowongan KerjaIndonesia dan Australia menandatangani...

Kemenkeu Tahan Dana Rp 12 M Hak Aceh dari Migas Sejak 2023

Bisnisia.id | Banda Aceh – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA)...

Banda Aceh Terdepan Atasi Ketimpangan Gender, Nagan Raya Terburuk

Bisnisia.id, Banda Aceh – Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di...

Pupuk Indonesia Kini Telah Hadir di Pulau Terluar

Bisniskita.id | Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai perusahaan...

Teuku Riefky Harsya: Ekonomi Kreatif Mesin Baru Ekonomi Indonesia

Bisnisia.id | Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi...

KIP Aceh Tetapkan Kepala Daerah Terpilih, Lima Kabupaten/Kota Masih Tertahan di MK

Bisnisia.id | Banda Aceh - Komisi Independen Pemilihan (KIP)...

Investasi Swasta AS Sumbang Dampak Ekonomi Rp 2 Kuadriliun Sejak 2014

Bisnisia.id | Jakarta – AmCham Indonesia, bersama EY Indonesia,...

Agustus, Superjet Buka Penerbangan Aceh – Kuala Lumpur

BISNISIA.ID - Maskapai penerbangan swasta Superjet telah mengumumkan akan...

Dari Pidie ke Malaysia: Cerita Sukses Mustahik Zakat Jadi Profesional Perhotelan

Banda Aceh – Muhammad Rizki (23), penerima beasiswa vokasi...

Ketua Dekranasda Aceh Kukuhkan Pengurus Baru, Dorong Pelestarian Warisan Kerajinan Daerah

Banda Aceh – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)...

Tarif Impor 32% dari AS Ancam Ekspor Sawit RI, Petani Resah

Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif impor...

Jangkar Kopi, Upaya Bangkit Para Korban TPPO di Aceh

Lalu lalang sepeda motor terus bergelagar di persimpangan Makam...

DPR RI Sahkan Perubahan UU Pelayaran, Dorong Peningkatan Kedaulatan dan Efisiensi Logistik

Bisnisia.id | Jakarta – DPR RI resmi mengesahkan Perubahan Ketiga atas...

Festival Panen Kopi Gayo, Merawat Kebudayaan sebagai Kekuatan Ketahanan Pangan

Bisniskita.id | Takengon – Festival Panen Kopi Gayo 2023...