MaTA: Korupsi di Aceh Rugikan Negara Hingga Rp 750 Miliar Per Tahun

Bisnisia.id | Banda Aceh – Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian mengungkapkan bahwa praktik korupsi di Aceh dalam dekade terakhir telah menyebabkan kerugian negara yang signifikan.

Berdasarkan hasil pemantauan MaTA, kerugian tersebut rata-rata mencapai Rp 500 miliar hingga Rp 750 miliar per tahun.

Angka tersebut setara dengan biaya pembangunan sekitar 9.000 rumah bagi kaum duafa di Aceh atau hampir mendekati satu tahun anggaran program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), yang saat ini mencapai Rp 850 miliar per tahun.

Menurut Alfian, data ini diperoleh dari audit kerugian negara yang dilakukan penegak hukum.

“Kasus-kasus yang kami monitoring adalah yang sudah ditetapkan status tersangka oleh kepolisian atau kejaksaan. Angka ini bukan estimasi, tetapi perhitungan kerugian negara yang diminta oleh penyidik,” ujarnya kepada Bisnisia.id, Senin (18/11/2024).

Baca juga:  Harga Cabai di Aceh Besar Melonjak 11% Menjelang Pergantian Tahun

Alfian menjelaskan bahwa sektor pengadaan barang dan jasa merupakan area dengan potensi korupsi tertinggi di Aceh. Kasus yang ditemukan meliputi pembangunan fisik dengan kualitas buruk hingga pembangunan fiktif.

“Masalah terbesar tidak hanya kualitas pembangunannya, tetapi juga praktik commitment fee yang masih marak terjadi,” kata Alfian.

Selain itu, dana desa yang dikelola di tingkat gampong juga menjadi sorotan. Banyak kepala desa terlibat dalam kasus korupsi karena lemahnya pengawasan dan sistem pengelolaan anggaran.

“Dana desa, yang sudah masuk tahun ke-9, seharusnya membawa manfaat besar, tetapi malah sering menjadi celah korupsi,” tambahnya.

Baca juga:  Prabowo: Indonesia Siap Produksi Biodiesel B50 di Tahun 2025

MaTA menekankan pentingnya membangun sistem pencegahan yang komprehensif, mulai dari perencanaan hingga penganggaran.

“Korupsi hari ini tidak hanya terjadi pada tahap pelaksanaan, tetapi sudah muncul sejak perencanaan. Tanpa sistem yang kuat, penyalahgunaan wewenang akan terus terjadi,” jelas Alfian.

Ia juga mengingatkan bahwa Aceh, sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai syariat Islam, harus memberikan contoh dalam tata kelola yang bersih.

“Ironisnya, tindak pidana korupsi di Aceh justru meningkat, meskipun kita sering berbicara soal nilai-nilai syariat Islam,” katanya.

Alfian berharap pemerintah Aceh segera merespons masalah ini dengan serius, tanpa menunggu pergantian kepala daerah.

Baca juga:  Produksi Sampah Plastik 4-5 Ton Perhari di Expo PKA-8

Ia menilai upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang aktif memantau Aceh sudah baik, namun ia menekankan bahwa inisiatif utama untuk pencegahan korupsi harus datang dari pemerintah daerah sendiri.

“Sistem anti-korupsi harus menjadi fondasi dalam tata kelola pemerintahan. Jika tidak ada langkah nyata, potensi penyimpangan akan terus meningkat, dan kesejahteraan masyarakat Aceh akan semakin jauh dari harapan,” tutup Alfian.

MaTA berkomitmen untuk terus memantau dan melaporkan kondisi korupsi di Aceh setiap tahun, guna mendorong transparansi dan akuntabilitas di semua lini pemerintahan.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

BPH Migas Temukan Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di Aceh

Bisniskita.id | Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan...

Menkominfo Ajak Pelaku UMKM Berkolaborasi Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bisniskita.id | Jakarta – Indonesia saat ini memiliki 65 juta...

Optimalkan PMN 2024, Hutama Karya Lanjutkan Pembuatan Jalan Tol Trans Sumatera

BISNISKITA.ID | JAKARTA – Selama satu dekade terakhir, PT...

Makna Balik Logo, Maskot dan Tagline PON Aceh-Sumut 2024

BANDA ACEH - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang...

Akhir Tahun 2024, Aset Pegadaian Tembus Rp 100 T

Bisnisia.id | Jakarta – PT Pegadaian terus mencatatkan kinerja...

Pencurian Kabel Lampu Jalan di Banda Aceh Sebabkan Kerugian Rp 261 Juta

Bisnisia.id | Banda Aceh – Aksi pencurian kabel jaringan...

Wacana Penghapusan Barcode BBM Bersubsidi di Aceh Picu Kontroversi, Dinilai Merugikan Rakyat  

Bisnisia.id | Banda Aceh – Wacana penghapusan sistem barcode...

ExxonMobil Kembali ke Aceh, Peluang Baru atau Luka Lama Terulang?

Bisnisia.id | Banda Aceh – Perusahaan raksasa migas asal...

Hadiri Pertemuan FMCBG, Menkeu Sri Mulyani Bahas Ekonomi Global dan Tantangan Terkini

Bisnisia.id | Rio de Janeiro - Menteri Keuangan, Sri Mulyani...

DeepSeek China Pukul Jatuh Saham Nvidia AS

Nvidia, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, mengalami penurunan nilai...

Misbahul Ulum Juara Umum Piala Persimu XVI se-Aceh dan Sumatera Utara

Bisnisia.id | Lhokseumawe – Pesantren Modern Misbahul Ulum sukses...

Mualem Ajak Warga Aceh Berburu Berkah Ramadhan, Siap Terapkan Gerakan Shalat Tepat Waktu

Bisnisia.id | Banda Aceh– Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf,...

Investasi Saham Makin Populer di Aceh, Generasi Z Pimpin Tren Pasar Modal

Bisnisia.id | Banda Aceh  - Tren investasi saham di...

Melihat Generasi Muda Aceh Belajar dan Berkarya di AMANAH

Kunjungan ke AMANAH Aceh memberikan wawasan mendalam tentang peran...

Akhir 2025 Semua Anak Dapat Makan Bergizi Gratis

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk memastikan...

Potensi Investasi Hulu Migas Capai Rp267 Triliun, Indonesia Tarik Minat Investor Global

Bisnisia.id | Jakarta — Potensi investasi di sektor hulu...

Kepatuhan SPT Tahunan 2024 Provinsi Aceh Tumbuh 11,95 Persen

Bisniskita.id | Banda Aceh – Kepatuhan pelaporan SPT Tahunan Pajak...