Dugaan Eksploitasi AKP Migran Indonesia, Greenpeace dan SBMI Bongkar Praktik Kerja Paksa di Kapal Taiwan

Bisnisia.id | Jakarta – Laporan terbaru dari Greenpeace Asia Tenggara-Indonesia dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), berjudul “Netting Profits, Risking Lives: The Unresolved Human and Environmental Exploitation at Sea”, mengungkap dugaan praktik kerja paksa serta eksploitasi finansial yang dialami oleh awak kapal perikanan (AKP) migran Indonesia di kapal berbendera Taiwan.  

Laporan ini, yang menganalisis 10 kasus berdasarkan aduan yang diterima SBMI dari 2019 hingga 2024, menyoroti hubungan praktik kerja paksa di kapal dengan industri tuna kalengan yang beroperasi di Amerika Serikat. Selain itu, ditemukan dugaan keterlibatan agen perekrutan di Indonesia yang turut mendapatkan keuntungan dari penderitaan para nelayan migran.

Desakan untuk Perubahan  

Menurut data SBMI-Greenpeace (2015–2020), sedikitnya 11 awak kapal Indonesia menjadi korban kerja paksa di kapal asing, beberapa di antaranya meninggal dan jasadnya dibuang ke laut. 

Baca juga:  Sepanjang 2024, Korupsi di Aceh Telan Kerugian Negara Rp14 Miliar

Hariyanto Suwarno, Ketua Umum SBMI, mengatakan ntuk mendukung perlindungan pekerja migran, SBMI dan Greenpeace melakukan aksi damai di depan Istana Negara, Jakarta, mendesak Presiden untuk segera meratifikasi Peraturan Pemerintah mengenai Pelindungan Nelayan Migran Indonesia.  

“Masalah ini adalah bentuk perbudakan modern yang terus terjadi. Pembiaran terhadap masalah ini merupakan pelanggaran serius hak asasi manusia,” ujar Hariyanto dalam keterangan resminya, pada Senin, (09/12/2024)..  

Sorotan Laporan, Perbudakan Modern di Laut  

Laporan ini menyebutkan bahwa AKP migran Indonesia mengalami beragam bentuk kerja paksa yang sesuai dengan indikator Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), meliputi:  

– Penipuan (100% kasus).

– Penahanan dokumen pribadi (100% kasus).  

– Penyalahgunaan kerentanan (92% kasus).  

– Jeratan utang (92% kasus).  

 

Eksploitasi Finansial  

  1. Biaya Perekrutan Tinggi  

Nelayan migran dipaksa membayar biaya perekrutan sebesar USD 491–1.950 (sekitar Rp 7,6 juta–Rp 31 juta), melanggar UU No. 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.  

  1. Penahanan Gaji  
Baca juga:  Penguatan UMKM Lokal, PT PEMA Dorong Kolaborasi Multi Pihak

Upah ditahan hingga 20 bulan, membuat keluarga nelayan berada dalam krisis ekonomi.  

  1. Tidak Ada Kompensasi  

Dalam satu kasus, seorang pekerja dengan cedera mata tidak menerima kompensasi yang layak meski nilainya setara 25 kali gaji bulanan.  

 

Perikanan Ilegal (IUU Fishing)  

Sebanyak enam dari 12 kapal berbendera Taiwan terindikasi melakukan kegiatan ilegal, seperti:  

– Transshipment ilegal di laut dengan mematikan sistem AIS (Automatic Identification System).  

– Operasi tanpa izin di yurisdiksi tertentu.  

– Shark finning, yakni praktik memotong sirip hiu dan membuang tubuhnya ke laut.  

 

Keterlibatan Merek Tuna Kalengan Global  

Empat kapal berbendera Taiwan—Chaan Ying, Guan Wang, Shin Lian Fa No. 168, dan Sheng Ching Fa No. 96—diketahui memasok hasil tangkapannya kepada merek tuna kalengan AS, Bumble Bee, yang dimiliki oleh perusahaan Taiwan, FCF. Relasi bisnis yang berlangsung lama ini menunjukkan keterkaitan merek global dengan dugaan pelanggaran hak pekerja.  

Baca juga:  Penutupan BPRS di Aceh Membuat Kepercayaan Masyarakat Aceh dan Masa Depan Ekonomi Syariah Dipertaruhkan

Greenpeace dan SBMI mendesak pemerintah Indonesia, Taiwan, dan AS untuk:  

– Memperketat regulasi industri perikanan.  

– Memastikan korporasi bertanggung jawab atas praktik tidak manusiawi.  

– Menyediakan perlindungan hukum bagi pekerja migran.  

– Menciptakan industri seafood yang manusiawi dan berkelanjutan.  

Senada dengan itu, Juru Kampanye Laut Senior Greenpeace Asia Tenggara, Arifsyah Nasution mengatakan bahwa laporan ini mungkin hanya puncak dari fenomena gunung es.

“Kami akan terus melakukan investigasi untuk mengungkap sisi kelam industri perikanan global,” tegas Arifsyah.  

Laporan ini dirilis bertepatan dengan peringatan Hari HAM Sedunia, 10 Desember, untuk mendorong transformasi menuju industri perikanan yang lebih adil, manusiawi, dan berkelanjutan.

 

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Jumlah Penduduk Miskin Aceh Berkurang 85.570 Orang

Bisnisia.id | Banda Aceh - Jumlah penduduk miskin di...

Nasir Djamil Minta Hentikan Seleksi Kepala BPMA dan Sebut Safrizal Tidak Taat Aturan

Bisnisia.id | Jakarta - Polemik seleksi Kepala Badan Pengelolaan...

Mualem Temui Ketua MPR, Bahas Pembangunan Boarding School dan Investasi Strategis

Bisnisia.id | Jakarta - Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau...

Tambang Tanpa Izin Siap-siap Didenda hingga Rp 100 Miliar

Bisnisia.id | Jakarta — Kementerian Energi dan Sumber Daya...

Green Hydrogen, Bahan Bakar Alternatif Ramah Lingkungan

Bisniskita.id | Jakarta – Green hydrogen merupakan jenis hidrogen...

OJK Cabut Sanksi Pembekuan Usaha PT Sarana Aceh Ventura, Kembali Beroperasi Penuh

Bisnisia.id | Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara...

Kolaborasi JNE dengan Pelaku Usaha Kreatif, Menghantarkan Ija Kroeng ke Penjuru Nusantara

Khairul Fajri Yahya (44) tidak khawatir saat memutuskan keluar...

Ini Peringkat Orang Kaya di Indonesia Versi Oktober 2024

Bisnisia.id | Jakarta - Jumlah kekayaan konglomerat Indonesia terus...

Kunjungan Bersejarah Joe Biden ke Vietnam

Bisniskita.id | Hanoi - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden,...

Misbahul Ulum Juara Umum Piala Persimu XVI se-Aceh dan Sumatera Utara

Bisnisia.id | Lhokseumawe – Pesantren Modern Misbahul Ulum sukses...

BUMN dan Eagle Hills Teken MoU untuk Tingkatkan Pariwisata dan Infrastruktur Indonesia

Bisniskita.id | Dubai – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)...

Pelepasan 20 Ribu Hektar Lahan Oleh Prabowo, Komitmen untuk Penyelamatan Gajah Sumatera

Bisnisia.id | Bireuen - Kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang...

Kebangkitan Karet Aceh Barat, Pilar Pemulihan Ekonomi Daerah

Bisnisia.id | Aceh Barat - Dulu dikenal sebagai salah...

Mualem ke Pemimpin Baru Simeulue: Kelola Potensi, Sejahterakan Rakyat

Bisnisia.id | Simeulue - Kabupaten Simeulue bukan sekadar gugusan...

Prodi Kesehatan Masyarakat UTU Distribusikan 53 Mahasiswa Praktik Belajar Aceh Jaya

Prodi Kesehatan Masyarakat UTU Distribusikan 53 Mahasiswa PBL I...

Alhudri Diangkat jadi Plt Sekda Aceh, Wagub Minta Prioritaskan Pelayanan Publik

Bisnisia.id | Banda Aceh - Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah,...

Tuntut Kenaikan Upah 10 Persen di Tahun 2025, Buruh Gelar Demo Besar-besaran

Banda Aceh, Bisnisia.id – Ratusan ribu buruh yang tergabung...