Bisnisia.id | Jawa Timur – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama PT Prima Energi Bawean (PEB) berhasil melaksanakan pengangkatan perdana produksi minyak mentah dari Lapangan Camar di Wilayah Kerja Bawean. Lapangan ini, yang terletak di perairan utara Laut Jawa Timur, sekitar 90 km dari Surabaya, telah kembali beroperasi pada Februari 2024 setelah tiga tahun vakum.
Sebagai operator tunggal dengan kontrak PSC Cost Recovery efektif sejak Desember 2022, PEB memulai kembali produksi di Lapangan Camar hanya dalam waktu satu tahun. Produksi perdana berasal dari dua sumur aktif, CM-1 dan CS-2, dengan total lifting mencapai 95.000 barel minyak mentah. Minyak disimpan sementara di Temporary Storage Tanker (TST) Fastron dan diangkut menggunakan tanker Maersk Cayman. Proses ini berjalan lancar dengan mengutamakan keselamatan, keamanan, dan perlindungan lingkungan.
PEB juga tengah mengembangkan Lapangan Camar melalui pengeboran sumur CW-1 dan CW-2 di Monopod Platform A, pemasangan pipa sepanjang 8 km, serta rencana reaktivasi sumur lama seperti CM-6. Dengan langkah ini, produksi Lapangan Camar diproyeksikan meningkat menjadi 2.200 BOPD pada 2025, memberikan kontribusi signifikan pada ketahanan energi nasional.
Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, dalam keterangannya, Kamis (5/12/2024) menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan PEB. “Kami mendukung PEB untuk terus meningkatkan produksi di Lapangan Camar dan memaksimalkan potensi migas di Wilayah Kerja Bawean sebagai upaya mendukung ketahanan energi nasional,” ujarnya dikutip dari situs SKK Migas.
CEO PT Prima Energi Bawean, Pieters Utomo, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan bagian dari strategi PEB dalam mendukung industri hulu migas dan meningkatkan pendapatan negara. “Kami akan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran operasional dan memaksimalkan potensi Lapangan Camar,” ujarnya.
Dengan keberhasilan pengangkatan perdana ini, PEB optimistis mampu berkontribusi lebih besar terhadap industri migas nasional, mendukung perekonomian, serta membantu mencapai target produksi minyak mentah Indonesia di masa mendatang.