Nathan melangkahkan kakinya dengan penuh antusiasme ke dalam gedung Matahari Store Plaza Aceh di Banda Aceh, Jumat (20/12/2024). Dengan mata berbinar, ia mulai menyusuri lorong-lorong yang dipenuhi deretan pakaian dengan beragam model.
Di sebelahnya, seorang pramuniaga wanita dengan senyum ramah mendampinginya, siap membantu Nathan memilih pakaian yang ia suka.
Nathan tampak sibuk menyusuri lorong-lorong penuh dengan pakaian. Anak laki-laki berusia 14 tahun ini memilih beberapa baju yang menarik perhatiannya, didampingi seorang pramuniaga wanita yang ramah membantu. Nathan adalah siswa SMP 7 Banda Aceh, anak ketiga dari empat bersaudara. Ia tinggal di Rumah Yatim Ar-Rahman yang terletak di Lamlagang, Banda Aceh.
Nathan mengangkat sebuah kemeja berwarna cokelat dengan motif kotak-kotak kesukaannya.
“Yang ini bagus, Kak,” ucapnya sambil tersenyum malu-malu kepada pramuniaga yang bernama Nurul.
Senyuman itu seolah menjadi pancaran kebahagiaan kecil yang ia rasakan di tengah kehidupan yang penuh tantangan.
Pramuniaga itu membimbing Nathan ke lorong lain untuk melihat pilihan celana. Ia mengamati dengan seksama setiap pakaian yang Nathan pilih, memastikan ukuran dan kenyamanan sesuai untuk anak lelaki itu.
“Kalau ini gimana? Pas nggak?” tanyanya sambil menunjukkan celana jeans berwarna gelap.
Nathan berhasil mengantongi dua kemeja dan satu celana jeans panjang. Momen-momen sederhana seperti ini mungkin biasa bagi kebanyakan orang, tetapi bagi Nathan, hari itu terasa istimewa. Kehilangan ayah membuatnya jarang merasakan momen-momen bahagia seperti ini.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program santunan anak yatim yang diadakan oleh PT Pembangunan Aceh (PEMA) dalam rangka memperingati dua dekade musibah gempa dan tsunami Aceh.
“Hari ini, Alhamdulillah, kita melaksanakan kegiatan berbagi dengan adik-adik dari panti asuhan, rumah yatim, dan lingkungan sekitar kantor PT PEMA, yaitu Gampong Kuta Alam,” ujar Cut Nanda Risma Putri, Humas PT PEMA.
Kegiatan ini melibatkan 50 anak yatim berusia antara 4 hingga 17 tahun.
“Biasanya kegiatan belanja untuk anak yatim dilakukan menjelang Ramadan atau Lebaran, tapi kali ini kami ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Kami memilih waktu yang anti-mainstream agar momen ini lebih bermakna,” tambahnya.
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT PEMA.
“Kami memiliki beberapa bidang dalam CSR, seperti agama, kesehatan, ekonomi, sosial, dan olahraga. Program ini termasuk dalam bidang sosial. Kami ingin masyarakat merasakan kehadiran PT PEMA di tengah mereka,” jelas Nanda.
Selain memberikan kebahagiaan melalui santunan, PT PEMA juga aktif dalam berbagai program lain, seperti mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kegiatan olahraga, hingga pendidikan.
“Kami berusaha merata dalam memberikan bantuan, tidak hanya di satu daerah, tetapi di seluruh Aceh,” tambahnya.
Di sudut lain pusat perbelanjaan, Thasya, gadis 15 tahun yang tinggal di asrama tentara daerah Kuta Alam, juga sibuk memilih pakaian. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini kehilangan ayahnya akibat gagal ginjal pada 2016. Meskipun demikian, semangatnya untuk mengejar cita-cita tetap kuat.
“Pingin jadi polwan karena dulu ayah seorang tentara, sekarang abang juga jadi tentara,” ujar Thasya sambil tersenyum.
Di luar pusat perbelanjaan, sinar matahari sore menyambut mereka. Puluhan anak-anak lainnya keluar dari pusat perbelanjaan sembari membawa tas belanjaan mereka yang berisi pakaian yang telah mereka pilih tadi.
“Senang sekali, Kak, rasanya, karena kan biasanya jarang-jarang kami pergi belanja ke mall. Nanti baju ini mau dipakai pergi liburan ke Takengon tanggal 29 nanti,” ungkap salah satu anak laki-laki yang bernama Raihan.
Melalui kegiatan ini, PT PEMA berharap dapat memberikan manfaat dan kehadiran yang dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, CSR ini juga membantu membangun branding perusahaan.
Dalam hal bisnis, PT PEMA masih berfokus pada sektor minyak dan gas melalui anak usaha Pema Global Energy.
“Rencana untuk tahun depan itu meliputi kilang CPO dan pengembangan geothermal energy di Seulawah,” pungkasnya.
Hari itu, puluhan anak-anak itu pulang dengan senyum lebar. Pakaian baru yang mereka bawa pulang adalah simbol harapan dan dukungan dari PT PEMA. Di balik langkah-langkah kecil mereka, tersimpan mimpi besar untuk masa depan yang lebih cerah.