Hadapi Produk Impor Ilegal, Industri Tekstil Indonesia Fokus pada Keberlanjutan

Bisnisia.id | Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, termasuk membanjirnya produk impor ilegal.

Salah satu fokus utama adalah peningkatan daya saing melalui penerapan konsep keberlanjutan.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi, dalam konferensi pers yang dilansir Bisnisia.id di Jakarta, Sabtu (16/11).

Andi Rizaldi menekankan pentingnya penerapan prinsip keberlanjutan dalam industri TPT.

“Isu keberlanjutan tidak hanya penting untuk menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga membuka peluang besar bagi industri TPT untuk masuk ke pasar global yang lebih luas. Dengan pendekatan ekonomi sirkular, kita dapat menggali potensi dari segi desain dan spesifikasi produk hingga penerapan standar industri yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

Andi menambahkan, Kemenperin berkomitmen untuk membina industri TPT menuju pembangunan berkelanjutan.

Pembinaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemilihan bahan baku ramah lingkungan, pengelolaan limbah, hingga pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Kami terus mendorong penerapan standar mutu produk dan sistem manajemen mutu, sehingga industri TPT Indonesia mampu berdaya saing di pasar global,” tambahnya.

Baca juga:  BPPMHKP: 99% Ekspor Perikanan Indonesia Terjamin Mutunya di Pasar Global

Dalam upaya mendorong keberlanjutan, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJI Tekstil) Bandung baru-baru ini menyelenggarakan seminar bertajuk Sustainable Textile for Environmental, Social, and Governance (ESG) Implementation. Acara ini dihadiri oleh 70 perwakilan industri TPT dan berbagai stakeholder terkait.

Seminar tersebut juga menjadi penutup dari rangkaian kerja sama antara BBSPJI Tekstil Bandung dan Korea Institute of Industrial Technology (KITECH) sepanjang tahun 2024.

Kolaborasi ini meliputi pengembangan infrastruktur, konsultasi teknis, seminar, pameran, hingga pertukaran teknologi antara kedua negara.

“Kerja sama ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi tekstil terkini yang mendukung keberlanjutan industri,” jelas Andi.

Dua kali pertemuan teknologi dilakukan pada tahun ini, yaitu di Ansan, Korea Selatan, dan Bandung, Indonesia.

Pertemuan ini menghadirkan ahli dari berbagai institusi ternama Korea Selatan, termasuk KITECH Textile Innovation R&D Department dan Korea Apparel Testing & Research Institute (KATRI).

Baca juga:  Pelaku UMKM Dapat Kelegaan, Pemerintah Resmikan Penghapusan Tagih Utang Macet

Mereka berbagi informasi terkait inovasi terbaru dalam industri tekstil yang dapat diaplikasikan di Indonesia.

Di sisi lain, Kemenperin juga aktif mendorong industri TPT untuk memperluas akses pasarnya ke negara-negara nontradisional yang berpotensi tinggi.

“Kami memfasilitasi industri TPT agar dapat memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah terjalin. Apalagi, proyeksi pertumbuhan pasar TPT dan alas kaki global pada 2024-2028 mencapai 3,17 persen per tahun,” ungkap Andi.

Pada tahun 2023, Korea Selatan menjadi salah satu pasar ekspor utama TPT Indonesia, menduduki peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang, dengan nilai ekspor mencapai USD 492,77 juta.

“Potensi ini harus disambut positif oleh pelaku industri TPT Indonesia dengan terus mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar internasional,” kata Andi.

Menanggapi tantangan yang dihadapi industri TPT, Kepala BBSPJI Tekstil Bandung, Cahyadi, mengungkapkan bahwa pihaknya aktif membuka peluang kerja sama internasional untuk mempercepat pengembangan kapasitas industri.

“Kami fokus pada peningkatan infrastruktur mutu agar industri lebih mudah melakukan uji mutu produk di dalam negeri. Hal ini penting untuk memenuhi persyaratan compliance dari buyer internasional,” jelas Cahyadi.

Baca juga:  Usai Deklarasi Pemilu Damai, Syech Fadhil: Kita Komit Jalankan Politik Santun

BBSPJI Tekstil Bandung, sebagai unit BLU di lingkungan BSKJI Kemenperin, terus memperluas layanan jasa industri yang mencakup pengujian, inspeksi, verifikasi, serta sertifikasi produk.

“Harapan kami, dengan dukungan layanan ini, industri TPT nasional dapat lebih berdaya saing di pasar global dan meningkatkan kinerja ekspornya,” tutup Cahyadi.

Meskipun tantangan yang dihadapi industri TPT cukup kompleks, terutama dalam hal teknologi dan inovasi produk, Kemenperin tetap optimis bahwa melalui upaya kolaboratif, industri TPT Indonesia dapat mencapai daya saing global.

“Ke depan, kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan negara mitra dan meningkatkan kemampuan riset serta inovasi agar industri TPT Indonesia tidak hanya menjadi pemain lokal, tetapi juga kompetitif di pasar internasional,” pungkas Andi.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Kemenperin berharap industri TPT Indonesia tidak hanya mampu bertahan di tengah persaingan global, tetapi juga menjadi pelopor industri tekstil yang berkelanjutan di kawasan Asia dan dunia.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Prabowo Naikkan Upah Minimum 2025 Sebesar 6,5 Persen

Bisnisia.id| Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan kenaikan...

Bank Aceh Gelar Property Expo 2023, Usung Program Pemenuhan Perumahan Rakyat.

Bisniskita.id | Banda Aceh - Bank Aceh menggelar even...

Meutya Hafid Lantik Pejabat Baru, Dari Pesohor hingga Mantan Jurnalis

Bisnisia.id | Jakarta — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi)...

Tahun 2024, Kerugian Negara Akibat Korupsi Rp4,8 Triliun: Empat Kali APBK Banda Aceh

Bisnisia.id | Jakarta – Sepanjang tahun 2024, Polri menangani...

Peran Indonesia dalam Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

Bisniskita.id | Jakarta – Tahun 2023, ASEAN telah menghasilkan Digital...

PLTA Peusangan COD Power Station I di Semester II Tahun ini

Bisnisia.id | Takengon - PLTA Peusangan rencanakan Commercial Operation...

Hingga Agustus 2023, Bank Indonesia Catat 5 Juta Transaksi di Aceh

Bisniskita.id | Banda Aceh - Bank Indonesia Provinsi Aceh...

Bank Aceh Dukung Edukasi Keuangan Bagi Pelajar di Aceh

Bisniskita.id | Banda Aceh - Dukung inklusi dan edukasi...

Prabowo Hapuskan Utang 1 juta Petani dan Nelayan

Bisnisia.id | Jakarta — Presiden Prabowo Subianto resmi mengeluarkan...

Pemerintah Aceh Juara Pertama Anugerah Adinata Syariah 2024

BISNISKITA.ID | Jakarta - Pemerintah Aceh raih juara pertama...

Dukung Energi Hijau, Data Center Telkom Bangun Berbasis Gas Bumi

Bisnisia.id | Jakarta — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk...

Sejarah ExxonMobil dan Tuduhan Pelanggaran HAM di Aceh

ExxonMobil, salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, memiliki...

Rusia Mulai Gunakan Bitcoin dalam Pembayaran Internasional

Perusahaan-perusahaan di Rusia telah mulai memanfaatkan bitcoin dan mata...

BOS IKAI Janji Tebar Dividen Tahun 2026

Bisniskita.id | Jakarta - PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk (IDX:...

DBH Cukai Tembakau: 40% Dialokasikan untuk Bidang Kesehatan

Bisnisia.id | Banda Aceh - Menteri Keuangan Republik Indonesia...

Program Petani Milenial 2024, Distanbun Aceh Tunggu Pedoman Sosialisasi

Bisnisia.id| Banda Aceh - Program Petani Milenial 2024 yang...

Presiden Prabowo: Kepemimpinan Kami Utamakan Kepentingan Rakyat

Bisnisia.ID | Jakarta - Dalam pidato pertamanya setelah resmi...

Menteri ESDM Tetapkan Harga Acuan Batubara dan Mineral Logam untuk Oktober 2024

BISNISIA.ID| JAKARTA- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),...

Pasar Global Lesu, Harga Komoditas Tambang Merosot pada Desember 2024

Bisnisia.id | Jakarta – Lesunya pasar global pada Desember...