Bisnisia.id | Jakarta – Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Nelly Florida Riama, menegaskan bahwa revitalisasi terhadap 86 Tugu dan Monumen Memorial Tsunami Aceh 2004 (tsunami pole) sangat diperlukan. Upaya ini bertujuan untuk menjaga memori kolektif atas tragedi tsunami yang terjadi 20 tahun lalu sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan generasi mendatang terhadap potensi bencana serupa. Â
“Tugu-tugu ini bukan hanya monumen untuk mengenang para korban tsunami, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, agar selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami di masa depan,” ujar Nelly dalam situs resmi BMKG, Selasa (4/3/2025). Â
Pentingnya Pelestarian Tugu Tsunami sebagai Sarana Edukasi Â
Sejak didirikan pada 2007, tiga tahun pasca-tsunami, tugu-tugu ini dibangun oleh Profesor Megumi Sugimoto dari Universitas Osaka Jepang bersama lembaga terkait dari Jakarta dan Aceh. Total 86 tugu tersebut tersebar di Banda Aceh dan Aceh Besar serta dilengkapi informasi mengenai tinggi genangan tsunami, jarak landaan tsunami dari pantai, dan estimasi waktu kedatangan gelombang ke lokasi tugu. Â
Namun, setelah 18 tahun berlalu, kondisi banyak tugu memorial ini memprihatinkan. Hasil monitoring menunjukkan bahwa beberapa tugu mengalami kerusakan, bergeser dari lokasi aslinya, atau bahkan hilang akibat alih fungsi lahan. Selain itu, banyak tugu yang tertutup tanaman liar, memudar catnya, serta sulit dikenali oleh masyarakat sekitar. Â
Padahal, beberapa di antaranya terletak di lingkungan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA), yang seharusnya dapat dijadikan sebagai media edukasi kebencanaan bagi para siswa. Â
Melihat kondisi tersebut, BMKG menegaskan bahwa revitalisasi tugu tsunami harus segera dilakukan agar fungsinya sebagai pusat edukasi dan kesiapsiagaan masyarakat dapat kembali dimanfaatkan. Â
Revitalisasi Tugu Tsunami, Meningkatkan Kesadaran dan Daya Tarik Wisata Â
Profesor Megumi Sugimoto menyoroti pentingnya merawat tugu-tugu tsunami agar tetap berfungsi sebagai pengingat masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana. Â
“Apakah kita ingin mewariskan tugu ini sebagai permata bagi generasi selanjutnya atau menunggu hingga bangunan ini runtuh? Sekarang adalah titik baliknya,” tegas Sugimoto. Â
Oleh karena itu, setelah proses revitalisasi, diperlukan inovasi agar tugu ini tidak hanya menjadi monumen peringatan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat edukasi kebencanaan. Selain itu, tugu-tugu ini juga memiliki potensi sebagai objek wisata lokal maupun internasional yang dapat meningkatkan kesadaran global terhadap kesiapsiagaan bencana. Â
Yang tidak kalah penting adalah keterlibatan masyarakat Aceh, khususnya warga di sekitar lokasi tugu, dalam menjaga dan merawat tugu ini secara bergotong royong. Â
BMKG Dukung Sinergi Multi-Pihak dalam Pelestarian Tugu Tsunami Â
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan bahwa pembangunan kesadaran masyarakat terhadap kebencanaan perlu didukung oleh pembelajaran berbasis sejarah. Â
“Tugu peringatan tsunami harus dikembalikan fungsinya sebagai pengingat, sumber pengetahuan, serta dasar perencanaan pembangunan masa depan. Tidak boleh ada bangunan baru di lokasi ini dengan ketinggian kurang dari tugu tsunami, karena ini adalah bukti nyata bahwa Tsunami Aceh 2004 bukan sekadar cerita,” ujar Daryono. Â
BMKG sendiri merekomendasikan beberapa hal seperti melakukan pendataan kembali tugu-tugu tsunami Aceh, sosialisasikan kepada siswa sekolah secara regular, kesamaan format informasi yang mesti ada dalam tugu tsunami baik di aceh maupun diluar aceh, merging materi antara sosialisasi yang dibawakan BMKG, dinas pendidikan, dan museum tsunami.
BMKG juga mengapresiasi sinergi dengan berbagai pihak, termasuk IOTIC, Universitas Osaka, Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Aceh serta lembaga-lembaga lainnya yang mendukung pelestarian tugu tsunami. Â
“BMKG siap berkontribusi dalam menjaga kelestarian tugu ini melalui sosialisasi aktif kepada masyarakat dan promosi di berbagai platform. Harapannya, langkah ini bisa meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di masa depan,” pungkas Nelly. Â