Bisnisia.id | Banda Aceh – Dalam rangka menyambut libur akhir tahun, Museum Tsunami Aceh memperpanjang jam operasional untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi masyarakat dan wisatawan menikmati kunjungan. Kebijakan ini bertujuan agar lebih banyak orang dapat mengenang peristiwa tsunami Aceh 2004 dan memetik pelajaran dari tragedi tersebut.
Selama periode liburan, museum akan buka setiap hari dalam dua sesi waktu, yaitu pukul 09.00-12.30 WIB dan 13.30-17.00 WIB. Khusus pada Jumat (27/12), jam operasional museum dimulai pukul 14.00-17.00 WIB.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, M. Syahputra Azwar, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk mengakomodasi tingginya antusiasme pengunjung. “Kami melihat liburan akhir tahun sebagai momen penting untuk membuka akses lebih luas bagi masyarakat yang ingin mengenang sejarah sekaligus mengambil pembelajaran dari museum ini,” ungkapnya, Kamis (26/12/2024).
Museum Tsunami Aceh merupakan salah satu destinasi utama di Banda Aceh. Desain arsitektur ikonik karya Ridwan Kamil dan koleksi cerita emosional serta fakta sejarah menjadikannya tempat refleksi dan edukasi bencana yang penting.
Selama musim liburan, jumlah pengunjung museum biasanya meningkat signifikan. Dengan perpanjangan jam operasional, pihak museum berharap dapat mencegah penumpukan pengunjung di dalam gedung.
Tidak hanya sebagai objek wisata, museum ini juga menjadi pusat edukasi dan pengingat global tentang dahsyatnya tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004. Pengunjung dapat menikmati pameran audio-visual, melihat nama-nama korban yang diabadikan, hingga mengunjungi ruang kontemplasi yang memberikan pengalaman emosional mendalam.
Pihak museum mengimbau pengunjung untuk datang sesuai jadwal operasional dan mematuhi tata tertib selama berada di area museum. Tiket masuk tersedia langsung di lokasi, dan informasi lebih lanjut dapat diakses melalui akun media sosial resmi Museum Tsunami Aceh.
“Semoga dengan perpanjangan jam operasional ini, semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan liburan akhir tahun untuk mengenal sejarah lebih dalam dan mengambil inspirasi dari semangat bangkitnya masyarakat Aceh pasca-tsunami. Kebijakan ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pariwisata Aceh secara keseluruhan,” tutup Syahputra Azwar.