Bisnisia.id | Banda Aceh – tengah pesatnya perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Banda Aceh, muncul sebuah inisiatif menarik dari kelompok muda yang mengelola Jelajah Rasa Nusantara. Jelajah Rasa Nusantara merupakan sebuah platform yang dikelola oleh tiga sekawan yang sedang menjalani program magang dari kampus masing-masing.
Jelajah Rasa beranggotakan Amel dari Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, Atira dan Nella dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Jelajah Rasa menawarkan jasa kreatif berupa pembuatan foto dan video produk UMKM di bawah binaan Koperasi Wirausaha Unggul Bersama Indonesia (WUBI), serta pengalaman unik berupa open trip kuliner yang menggabungkan eksplorasi wisata dan rasa.
“Jelajah Rasa ini kami rancang untuk membantu UMKM kecil agar lebih dikenal melalui media sosial,” ujar Amel, pengelola web dan pemasaran, Selasa (12/11/2024).
Tidak hanya itu, mereka juga menyediakan pengalaman tur kuliner yang dirancang khusus bagi wisatawan lokal maupun asing yang ingin mengeksplorasi makanan khas Aceh. Dengan latar belakang pemasaran dan media sosial yang dimiliki masing-masing anggota, Jelajah Rasa mengembangkan layanan yang berfokus pada branding UMKM lokal.

“Kami membantu UMKM kecil yang kesulitan untuk memasarkan produknya di media sosial. Layanan kami termasuk pengambilan foto dan video produk yang menarik,” lanjutnya.
Layanan ini telah mendapatkan respons positif dari berbagai pelaku UMKM di Banda Aceh. Jelajah Rasa ini terbentuk sejak tanggal 23 September 2024. Jelajah Rasa menawarkan dua paket, yakni jasa foto produk dan jasa video produk. Untuk jasa foto produk dibanderol mulai harga Rp50.000 per lima foto produk, sedangkan harga video ulasan mulai dari Rp150.000.
“Banyak UMKM yang sebelumnya tidak terekspos kini bisa dikenal luas. Karena beberapa UMKM juga gaptek, nggak bisa pakai sosmed, jadi kami hadir untuk membantu UMKM itu,” ungkap Atira selaku koordinator acara.
Selain jasa kreatif, Jelajah Rasa menawarkan pengalaman berbeda melalui open trip kuliner. Dalam program ini, peserta diajak mengunjungi berbagai tempat makan khas Aceh, mencicipi beragam kuliner, sekaligus menambah relasi baru.
“Kami ingin memberikan pengalaman unik. Dalam satu trip, peserta bisa mencoba banyak menu dengan cara berbagi sehingga semua orang bisa merasakan lebih banyak. Misalnya seperti kemarin, kami membawa teman-teman dari luar daerah,” kata Atira.
Salah satu trip pertama yang sukses mereka gelar adalah kunjungan ke Kuala Seafood bersama mahasiswa program magang dari luar Aceh, seperti dari Lampung dan Medan. Di sana, peserta menikmati kuliner khas seperti seafood tumpah.
Selain untuk wisatawan lokal, Jelajah Rasa juga melayani wisatawan asing yang ingin mengenal kuliner Aceh lebih dalam.
“Pernah membawa klien dari Singapura untuk menjelajahi makanan khas Aceh. Dalam trip ini, kami juga berperan sebagai pemandu wisata kuliner atau tour guide di bidang kulinernya,” jelas Amel.
Keberhasilan Jelajah Rasa tidak terlepas dari bimbingan mentor mereka, Zainal Abidin Suarja selaku Kepala Koperasi WUBI Aceh. Menurut mereka, dengan adanya Jelajah Rasa ini, UMKM yang ada di Banda Aceh lebih terekspos ke media sosial.
Lihat postingan ini di Instagram
“Awalnya, ide ini memang dari mentor. Beliau membantu kami mengembangkan konsep hingga menjadi bentuk yang solid seperti sekarang, dan sekarang juga kami dapat manfaatnya, seperti menambah relasi dan meningkatkan kemampuan komunikasi,” ujar Amel.
Meskipun program ini bermula dari kegiatan magang, tim Jelajah Rasa terus berusaha mempertahankan eksistensinya di luar program resmi.
“Kami ingin program ini tetap berjalan meski magang selesai. Kami akan berusaha menjaga relasi yang sudah terbangun dengan berbagai UMKM,” tambah Atira.
Dalam setiap langkahnya, Jelajah Rasa berusaha memberikan dampak nyata bagi UMKM kecil di Banda Aceh.
“Kami berharap UMKM yang masih merintis bisa lebih berkembang dengan bantuan jasa seperti ini,” ujar Amel.
Ia juga menekankan pentingnya media sosial dalam mendukung pemasaran UMKM.
“Banyak UMKM yang kurang memahami bagaimana memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan. Kami ingin menjadi jembatan untuk membantu mereka. Bisa membantu bapak/ibu yang punya usaha karena pendapatan produk itu juga dari media sosial sekarang,” pungkas Amel.