Bisnisia.id | Banda Aceh – Perekonomian Aceh mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan pada triwulan III tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh melaporkan bahwa ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahunan (year-on-year/y-on-y), sedangkan secara triwulanan (quarter-to-quarter/q-to-q) tumbuh 2,06 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini turut didorong oleh berbagai aktivitas ekonomi yang muncul seiring pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumut
Kepala BPS Provinsi Aceh, Ahmadriswan Nasution, Selasa (5/11/2024) menyebutkan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh pada triwulan III-2024 mencapai Rp61,03 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp38,50 triliun atas dasar harga konstan 2010. “PON memberikan dampak positif pada sejumlah sektor, terutama konstruksi, akomodasi, dan layanan kesehatan,” ujarnya.
Pertumbuhan Berdasarkan Sektor Usaha
Secara triwulanan, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan, kecuali sektor Administrasi Pemerintahan yang terkontraksi sebesar 4,51 persen, sektor Pertambangan yang turun 3,39 persen, dan Jasa Pendidikan yang melemah 0,24 persen. Sektor yang mencatat pertumbuhan tertinggi adalah Konstruksi (8,82 persen), Jasa Kesehatan (7,62 persen), Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (6,95 persen), serta Pengadaan Air (5,77 persen).
Secara tahunan, sektor Jasa Keuangan dan Asuransi menjadi yang tertinggi dengan pertumbuhan mencapai 58,69 persen, diikuti oleh Transportasi dan Pergudangan sebesar 19,46 persen. Ahmadriswan menambahkan, “Kegiatan ekonomi di sektor keuangan dan transportasi meningkat pesat, kemungkinan besar terkait dengan peningkatan mobilitas dan aktivitas bisnis selama PON.”
Dominasi Pertanian dan Perdagangan
Meski mencatat pertumbuhan di berbagai sektor, struktur PDRB Aceh masih didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang menyumbang 29,74 persen. Disusul oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran (14,94 persen), Konstruksi (9,07 persen), serta Administrasi Pemerintahan (9,04 persen). Keempat sektor ini berkontribusi sebesar 62,79 persen terhadap total perekonomian Aceh.
Peningkatan Pengeluaran dan Kontribusi Regional
Menurut komponen pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 18,95 persen. Selain itu, Komponen Ekspor Barang dan Jasa naik 7,46 persen, sementara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 6,32 persen. “Pertumbuhan konsumsi pemerintah dan rumah tangga juga cukup kuat, masing-masing 5,37 persen dan 3,85 persen, yang menjadi penopang daya beli masyarakat,” jelas Ahmadriswan.
Provinsi Aceh berkontribusi sebesar 4,91 persen terhadap PDRB regional Sumatera. Di wilayah Sumatera, Provinsi Sumatera Utara mencatat pertumbuhan tertinggi dengan 5,20 persen dan kontribusi terbesar terhadap PDRB Sumatera sebesar 23,54 persen.
Penurunan Pengangguran
Selain pertumbuhan ekonomi, BPS Aceh juga melaporkan kondisi ketenagakerjaan yang membaik. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Aceh pada Agustus 2024 tercatat 5,75 persen, turun 0,28 persen poin dibandingkan Agustus 2023. “Penurunan ini menunjukkan perbaikan lapangan pekerjaan, meskipun masih ada sekitar enam orang dari setiap 100 angkatan kerja yang menganggur,” kata Ahmadriswan.
BPS Aceh berkomitmen untuk terus menyediakan data statistik yang berkualitas, serta memberikan panduan berdasarkan data yang dapat membantu pemerintah dan pengguna data lainnya dalam merumuskan kebijakan dan perencanaan.