Bisnisia.id | Banda Aceh – Baitul Mal Aceh (BMA) melaporkan realisasi penyaluran zakat dan infak pada Tahun Anggaran (TA) 2023 mencapai Rp84,33 miliar atau sebesar 75,21% dari anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp112,13 miliar. Meski angka ini menunjukkan capaian yang signifikan, masih terdapat sisa anggaran atau Silpa sebesar Rp27,8 miliar, terdiri dari sisa dana zakat dan infak.
Data tersebut disajikan dalam dokumen “Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun Anggaran 2023”. Secara keseluruhan, zakat dan infak yang berhasil dikumpulkan oleh Baitul Mal Aceh selama tahun 2023 mencapai Rp89,63 miliar. Dari jumlah tersebut, zakat menyumbang Rp62,57 miliar, sementara infak sebesar Rp27,05 miliar. Tingkat pencapaian ini mencapai 97,42% dari target tahunan sebesar Rp92 miliar, namun masih lebih rendah dibandingkan total pendapatan tahun 2022 yang mencapai Rp102 miliar.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan nishab zakat yang memengaruhi jumlah muzakki.
Distribusi Zakat Berdasarkan Asnaf
Dana zakat dialokasikan kepada tujuh golongan penerima (asnaf), dengan rincian sebagai berikut:
* Fakir: Rp5,08 miliar (97,44% dari anggaran).
* Miskin: Rp46,57 miliar (72,83%).
* Amil: Rp1,13 miliar (70,13%).
* Mualaf: Rp3,19 miliar (65,62%).
* Gharimin: Rp2,39 miliar (59,78%).
* Fisabilillah: Rp3,11 miliar (65,39%).
* Ibnu Sabil: Rp22,85 miliar (82,38%).
Laporan BMA menunjukkan adanya sisa dana zakat (Silpa) sebesar Rp25,37 miliar dan sisa infak sebesar Rp13,73 miliar, dengan total Silpa mencapai Rp159,11 miliar. Dana ini akan dialokasikan kembali untuk program-program yang direncanakan pada tahun mendatang.
Keberhasilan BMA dalam mengelola zakat dan infak diharapkan dapat terus berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan mendukung program pemberdayaan umat di Aceh.