Bisnisia.id | Banda Aceh – Abdul Muarif atau akrab disapa dengan Bedu, seorang sarjana lulusan UIN Ar-Raniry jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Freshgraduate yang baru lulus dari kampus biru ini sempat mengalami masa pengangguran. Namun, di tengah masa pengangguran, ia memutuskan untuk memulai langkah besar dalam hidupnya dengan merintis usaha ponsel sendiri di daerah Lambhuk.
Walaupun orang tua Bedu menginginkan anaknya menjadi seorang ustad, namun dirinya merasa hal ini bukanlah passion-nya.
“Saya ngerasa jadi pak ustad itu bukan passion saya, walaupun dulu sempat tinggal di pesantren supaya pas tamat bisa jadi ustad. Ikuti keinginan orang tualah,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).
Bermula dari keputusannya untuk membuka bisnis kecil dan tidak berniat bekerja di instansi seperti menjadi CPNS, Bedu memanfaatkan modal seadanya. Dia mulai dengan menjual pulsa dan diikuti dengan penyediaan layanan servis hp kecil-kecilan.
“Mulai dari jualan kecil jual pulsa, sedikit-sedikit nabung lagi, akhirnya bisa buka toko,” cerita Bedu.
Menurutnya, kerja freelance lebih bebas dan lebih menguntungkan. Karena gaji yang ditawarkan setara dengan keuntungan yang didapat ketika membuka usaha ini.
“Lebih enak freelance, lebih bebas dan minim peraturan. Untuk gajinya pun lebih besar disini lah. Untuk saat ini belum kepingin kerja di instansi atau jadi CPNS,” ungkapnya.
Bedu kini mempekerjakan 2 orang karyawan dan mengembangkan jaringan distribusi yang lebih luas. Kini, usaha Abdul tumbuh menjadi bisnis yang mampu bersaing. Ia juga memperkenalkan layanan pelanggan yang ramah dan berkualitas, yang menurutnya merupakan kunci penting dalam mempertahankan pelanggan tetap.
Meski sempat terkendala dengan modal awal, namun dengan tekad yang keras ia kembali ke kampung halamannya di Bireun untuk mencari modal dan kembali ke Banda untuk membuka bisnisnya.
“Awalnya liat teman dan ditawari teman untuk buka usaha ini. Saya mulai dari modal seadanya, kembali ke kampung untuk cari tambahan modal. Alhamdulillah dapat, kembali ke Banda untuk mencari container bekas waktu itu dan stok barang seadanya,” ceritanya.
Hingga kini, Bedu Cell sudah memiliki 2 cabang yakni di Lambhuk dan Lamreung. Ia juga sempat mengikuti pelatihan service HP di Jawa Tengah.
“Alhamdulillah udah bisa bantu orang tua di kampung, udah bisa mempekerjakan orang juga,” katanya.
Di tengah keterbatasan modal, Bedu berhasil menginspirasi banyak orang. Kepada mereka yang menghadapi kesulitan mencari kerja, dia menekankan pentingnya keberanian untuk memulai sesuatu yang mandiri.
“Jangan takut mulai dari bawah. Mungkin awalnya susah, tapi dengan ketekunan, hasilnya bisa terasa nantinya,” kata Bedu.
Kisah Bedu membuktikan bahwa masa menganggur tidaklah buruk selama dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak bekerja di instansi juga bukanlah suatu keharusan untuk meraih kesuksesan. Bedu mengajarkan bahwa ada banyak cara untuk menciptakan kesempatan, terutama dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita dan belajar dari pengalaman.