Dampak Alih Fungsi Lahan, Produksi Padi di Aceh Besar menurun

Bisnisia.id | Aceh Besar – Produksi padi di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menunjukkan tren penurunan signifikan seiring dengan berkurangnya luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan tanam padi di wilayah ini pada tahun 2012 tercatat sebesar 47.475 hektare, menghasilkan 288.521 ton padi. Namun, pada 2023, luas lahan hanya tersisa 39.153 hektare, dengan produksi turun menjadi 208.753 ton. Penurunan lahan pertanian, terutama di wilayah perbatasan dengan Kota Banda Aceh, banyak disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan permukiman sehingga produksi padi anjlok.
WhatsApp Image 2024 11 09 at 13.48.56 81038232
Namun, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, membantah tren penurunan produktivitas tersebut. Ia menyebutkan bahwa sebenarnya produktivitas per hektare  meningkat meskipun luas lahan berkurang.

“Jika sebelumnya produksi hanya mencapai 4-5 ton per hektare, kini kami mampu menghasilkan 6-7 ton per hektare. Namun, alih fungsi lahan tetap menjadi kendala utama sehingga produksi total mengalami penurunan,” jelas Jakfar pada Kamis (7/11/2024).

Baca juga:  Saham Medco Energi Melemah, Turun 4,48 Persen

Di tengah tantangan alih fungsi lahan, perubahan iklim seperti fenomena El Niño juga sedikit mempengaruhi hasil produksi di Aceh Besar.

“El Niño memang memicu kekeringan, tetapi dampaknya tidak sebesar di provinsi lain,” ujar Jakfar.

Ia menjelaskan bahwa meskipun kekeringan menjadi tantangan, dampaknya masih bisa diatasi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.

DJI 0183
Transformasi lahan pertanian di Aceh Besar menjadi area pemukiman terus berlangsung. Alih fungsi lahan ini mengancam luas lahan tanam padi, yang berimbas pada penurunan produksi beras meskipun produktivitas per hektare mengalami peningkatan. Gampong Miruk, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Kamis (7/11/2024).foto Akramul Muslim/Bisnisia.id

Untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil produksi di tengah berkurangnya luas lahan, Dinas Pertanian Aceh Besar melakukan berbagai inovasi. Teknologi modern seperti traktor TR2 dan TR4 serta mesin pemanen kombinasi (combine harvester) telah diterapkan untuk menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.

Baca juga:  Kualifikasi Piala Dunia, Indonesia Bidik Kemenangan Atas China

Selain itu, pemerintah daerah juga tengah berupaya memperbaiki infrastruktur irigasi, membangun jaringan baru, serta menyediakan mesin pompa air untuk daerah yang bergantung pada hujan.

Pemerintah Aceh Besar  membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan usaha tani dan jaringan irigasi, untuk mempertahankan Aceh Besar sebagai lumbung pangan Aceh. “Sistem pangan kita selama ini masih stabil dan Aceh Besar masih dikenal sebagai lumbung pangan,” kata Jakfar.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Dinas Pertanian Aceh Besar optimis mampu menjaga kestabilan produksi beras di wilayahnya. Meski menghadapi tantangan dari alih fungsi lahan dan perubahan iklim, mereka berkomitmen untuk terus mendukung kemandirian pangan di Aceh Besar.

Baca juga:  Pj Gubernur Safrizal: Pilkada Aceh Lancar dan Tertib
Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Aceh Besar Dapat Tambahan Dana Desa Sebanyak Rp 16 Miliar

Bisniskita.id | Banda Aceh - Penjabat (Pj) Bupati Aceh...

564 Ribu Hektare Tanah Telantar Siap Dimanfaatkan untuk Program Transmigrasi

Bisnisia.id | Jakarta – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala...

Tahun 2024, Penindakan Barang Ilegal Capai Rp6,1 Triliun

Bisnisia.id | Jakarta — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani...

Widari, Lifter Asal Kaltim, Raih Hattrick Emas di PON Aceh-Sumut 2024

Bisnisia.id | Banda Aceh – Lifter asal Kalimantan Timur, Widari,...

Indonesia dan Tiongkok Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Deeskalasi Konflik Palestina

Bisniskita.id | Jakarta – Presiden Joko Widodo menerima kunjungan...

RAPBK Banda Aceh 2024 Rp 1,2 Triliun

Bisniskita.id | Banda Aceh - Rancangan Qanun APBK Banda...

Pasar Saham Asia Dibuka Melemah, Saham Regional Alami Tekanan

Bisnisia.id | Jakarta – Indeks pasar saham Asia pada...

Sempat Bebas, Terdakwa Korupsi Monumen Samudera Pasai Divonis Penjara

Mahkamah Agung (MA) telah membatalkan putusan bebas yang sebelumnya...

Teten Masduki: Pabrik Minyak Makan Merah Tidak Akan Rugi

BINISKITA.ID - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki...

Menggali Peluang Ekspor Produk Makanan dan Minuman Indonesia ke Pasar Amerika Serikat

Bisnisia.id | Tangerang – Peluang pasar konsumsi di Amerika...

Bappenas Fokus Reduksi Kemiskinan Ekstrem dalam RKP 2024

Dalam Konferensi Pers mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja...

Indonesia-AS Perkuat Kerja Sama Energi dan Mineral Berkelanjutan

Bisniskita.id | Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat...

Presiden Prabowo Bentuk Badan Teknologi dan Intelijen Keuangan untuk Perkuat Pengawasan Negara

Bisnisia.id | Jakarta– Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru...

Malam Ini, Persiraja Lawan PSKC Cimahi Live di Vidio

Bisnisia.id | Banda Aceh – Persiraja Banda Aceh akan...

Pertamina Menyalurkan Seribu Bibit Mangrove untuk Alam Aceh

Organisasi sosial Human Intiative (HI) bersama Pemuda Peduli Mangrove...

Pj Bupati Aceh Besar Panen Cabai Bersama Petani Kuta Cot Glie

Bisniskita.id | Jantho - Penjabat(Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto...

Terbuka Investasi Swasta, Pemerintah Dorong Pasar Modal sebagai Pintu Pembiayaan Infrastruktur

Bisnisia.id | Jakarta – Pemerintah Indonesia terus menggalakkan upaya...

Pasar Menjanjikan, Pengrajin Kasab Aceh Harus Berinovasi

BISNISIA.ID - Penjabat Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, mengajak para...

Tambang Tanpa Izin Siap-siap Didenda hingga Rp 100 Miliar

Bisnisia.id | Jakarta — Kementerian Energi dan Sumber Daya...