Bisnisia.id | Aceh Besar – Produksi padi di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh menunjukkan tren penurunan signifikan seiring dengan berkurangnya luas lahan sawah akibat alih fungsi lahan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan tanam padi di wilayah ini pada tahun 2012 tercatat sebesar 47.475 hektare, menghasilkan 288.521 ton padi. Namun, pada 2023, luas lahan hanya tersisa 39.153 hektare, dengan produksi turun menjadi 208.753 ton. Penurunan lahan pertanian, terutama di wilayah perbatasan dengan Kota Banda Aceh, banyak disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan menjadi kawasan permukiman sehingga produksi padi anjlok.
Namun, Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Jakfar, membantah tren penurunan produktivitas tersebut. Ia menyebutkan bahwa sebenarnya produktivitas per hektare meningkat meskipun luas lahan berkurang.
“Jika sebelumnya produksi hanya mencapai 4-5 ton per hektare, kini kami mampu menghasilkan 6-7 ton per hektare. Namun, alih fungsi lahan tetap menjadi kendala utama sehingga produksi total mengalami penurunan,” jelas Jakfar pada Kamis (7/11/2024).
Di tengah tantangan alih fungsi lahan, perubahan iklim seperti fenomena El Niño juga sedikit mempengaruhi hasil produksi di Aceh Besar.
“El Niño memang memicu kekeringan, tetapi dampaknya tidak sebesar di provinsi lain,” ujar Jakfar.
Ia menjelaskan bahwa meskipun kekeringan menjadi tantangan, dampaknya masih bisa diatasi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil produksi di tengah berkurangnya luas lahan, Dinas Pertanian Aceh Besar melakukan berbagai inovasi. Teknologi modern seperti traktor TR2 dan TR4 serta mesin pemanen kombinasi (combine harvester) telah diterapkan untuk menghemat biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.
Selain itu, pemerintah daerah juga tengah berupaya memperbaiki infrastruktur irigasi, membangun jaringan baru, serta menyediakan mesin pompa air untuk daerah yang bergantung pada hujan.
Pemerintah Aceh Besar membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan usaha tani dan jaringan irigasi, untuk mempertahankan Aceh Besar sebagai lumbung pangan Aceh. “Sistem pangan kita selama ini masih stabil dan Aceh Besar masih dikenal sebagai lumbung pangan,” kata Jakfar.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Dinas Pertanian Aceh Besar optimis mampu menjaga kestabilan produksi beras di wilayahnya. Meski menghadapi tantangan dari alih fungsi lahan dan perubahan iklim, mereka berkomitmen untuk terus mendukung kemandirian pangan di Aceh Besar.