Bisnisia.id | Jakarta – Penggunaan kendaraan listrik dan energi terbarukan dinilai dapat menjadi salah satu pintu keluar mencegah krisis iklim. Indonesia memiliki modalitas yang besar untuk memaksimalkan keduanya.
Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, menekankan pentingnya transisi energi menuju ekonomi hijau untuk menghadapi ancaman perubahan iklim dan krisis energi.
Dalam Pertamina Portfolio Forum 2024 yang digelar di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (4/12), Roro mengungkapkan bahwa elektrifikasi, penggunaan kendaraan listrik, dan perluasan energi terbarukan menjadi fokus utama strategi pemerintah menuju Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
“Kebijakan iklim memiliki kaitan erat dengan perdagangan. Saat ini, setiap negara diharapkan memprioritaskan perdagangan hijau, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ujar Roro mengutip dari situs Kemendag.go.id
Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai dengan Persetujuan Paris 2016. Salah satu langkah penting adalah menggenjot elektrifikasi, efisiensi energi, serta pemanfaatan dan penyimpanan karbon. Menurut Roro, ini merupakan bagian dari upaya global untuk mencegah dampak buruk perubahan iklim sambil memastikan ketahanan energi jangka panjang.
Sebagai bagian dari upaya internasional, Roro menyebutkan kerja sama antara Indonesia dan Kanada melalui Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Nota kesepahaman yang telah ditandatangani kedua negara mencakup pengelolaan mineral kritis secara berkelanjutan, penerapan teknologi bersih, dan optimalisasi perdagangan ramah lingkungan.
“Kita akan memastikan standar Environmental, Social, and Governance (ESG) terpenuhi, termasuk protokol pengurangan emisi dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan,” tambahnya.
Roro juga menyoroti langkah pemerintah untuk mendorong diversifikasi produk dan pasar ekspor. Kebijakan hilirisasi pada komoditas strategis seperti batu bara, nikel, dan kelapa sawit diharapkan dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian. Di sisi lain, pembukaan akses pasar melalui berbagai perjanjian perdagangan baru akan memperluas peluang ekspor Indonesia.
“Kendaraan listrik dan energi terbarukan adalah peluang besar. Kami ingin memastikan bahwa Indonesia tetap berada di garis depan inovasi ini, sekaligus menciptakan nilai tambah untuk sumber daya alam yang kita miliki,” ujar Roro.