OJK Aceh Dorong Industri Minyak Nilam di Aceh Besar

BISNISKITA.ID | Banda Aceh – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan akses keuangan melalui program pengembangan wilayah Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) yang bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

OJK Provinsi Aceh bersama International Labour Organization (ILO) Tim Promise II Impact, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Aceh, TPAKD Aceh Besar dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Provinsi Aceh menyelenggarakan Pra Inkubasi dalam rangka pengembangan wilayah EKI melalui komoditas minyak nilam di Kec. Lhoong, Kab. Aceh Besar, Senin.

Kepala OJK Provinsi Aceh Yusri dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kantor OJK Aceh telah menginisiasi terbentuknya 24 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang terdiri dari 1 TPAKD Provinsi dan 23 TPAKD Kabupaten/Kota yang salah satu programnya adalah pengembangan wilayah EKI melalui tiga fase, yaitu: Pra Inkubasi, Inkubasi dan Pasca Inkubasi.

“Fase Pra Inkubasi yang diadakan pada kegiatan kali ini bertujuan untuk melakukan pemetaan potensi (business matching) lain yang terkait industri minyak nilam, seperti pembibitan, pupuk, kayu bakar dan perdagangan dengan LJK guna mendukung petani nilam dan masyarakat sekitar di Kec. Lhoong, Kab. Aceh Besar, sehingga dapat lebih mudah memperoleh pembiayaan modal kerja maupun investasi,” kata Yusri dalam keterangan yang diterima Bisniskita.id, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca juga:  KJRI Cape Town Gagas Pasar Rakyat Indonesia di Afrika

Lebih lanjut, Yusri menyampaikan pada 2023, OJK telah melaksanakan kegiatan serupa di Desa Cinta Raja, Kota Langsa dengan pencapaian 105 rekening simpel, penyaluran Kredit Usaha Rakyat dan tersedianya Agen Laku Pandai untuk melayani jasa perbankan kepada masyarakat.

“Ekosistem Minyak Nilam di Provinsi Aceh merupakan yang terlengkap mulai dari tanahnya yang menghasilkan nilam terbaik bahkan diakui sejak jaman penjajahan Belanda, dukungan pemerintah Aceh dan para penelitian kampus Universitas Syah Kuala (USK), hingga penjaminan kualitas dan harga minyak nilam yang dilakukan oleh Atsiri Research Center (ARC). Hal ini membuat petani bisa tenang dan cukup fokus saja menanam nilam dan menikmati hasilnya,” kata Yusri.

Baca juga:  Warga Darul Kamal Antusias Belanja di Operasi Pasar Khusus

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekda Prov. Aceh Mawardi, Perwakilan TPAKD Kab. Aceh Besar, Ketua Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syah Kuala (USK), Kepala Desa, Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia di sekitar Sentra Nilam desa Umong Seuribee serta 100 orang petani nilam di Kec. Lhoong, Kab. Aceh Besar.

Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh Mawardi, selaku Ketua Tim TPAKD Provinsi Aceh menyampaikan bahwa komoditas nilam telah lama menjadi bagian penting dari perekonomian Aceh dan masih memiliki potensi yang dapat dioptimalkan lebih lanjut.

“Melalui kegiatan yang kolaboratif seperti EKI ini, diharapkan tidak hanya berupaya untuk meningkatkan akses keuangan bagi para petani nilam, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani serta pemahaman yang lebih baik terhadap berbagai produk keuangan,” kata Mawardi.

Sebelumnya, OJK Aceh bersama dengan TPAKD dan Tim ILO Promise II Impact telah melakukan forum koordinasi yang juga dihadiri oleh Swiss Economic Cooperation and Development (SECO) dan LJK untuk memberikan diseminasi digitalisasi ekosistem rantai nilai komoditas nilam yang disampaikan oleh ILO dan potensi bisnis minyak nilam yang disampaikan langsung oleh Ketua ARC USK.

Baca juga:  AFA Jaring 18 Pemain Terbaik untuk PON XXI-2024

Yusri menambahkan, hingga Maret 2024, penanaman nilam yang telah diprakarsai BSI tersebar di 100 titik dengan jumlah lahan mencapai 5,9 hektar dan produksi minyak nilam sebanyak 1,27 ton dengan omset mencapai Rp1,1 miliar.

OJK Aceh memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan ekosistem rantai nilai minyak nilam melalui program EKI ini, serta mendorong terlaksananya business matching petani nilam dengan LJK.

Untuk itu, dukungan seluruh pihak, khususnya keberpihakan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan produksi pertanian dan komoditas di Aceh yang berorientasi ekspor juga menjadi kunci dalam digitalisasi ekosistem rantai nilai komodotas nilai di Aceh.

 

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Hilirisasi Kelapa Sawit Berbasis Riset dan Inovasi

BISNISIA.ID - Kementerian Perindustrian Republik Indonesia terus berupaya mendorong...

Deputi BMKG: Pentingnya Kesiapsiagaan Tsunami di Kawasan Rawan Seperti Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi,...

Indonesia-AS Perkuat Kerja Sama Energi dan Mineral Berkelanjutan

Bisniskita.id | Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat...

Dewan Pengupahan Sepakati UMP Aceh 2025 Naik 6,5 Persen, UMSP Kembali Berlaku

Bisnisia.id | Banda Aceh – Dewan Pengupahan Provinsi Aceh...

Bank Aceh Serahkan KKPD ke Pemkab Aceh Timur, Wujudkan Transparansi Pengelolaan Keuangan

Bisnisia.id | Aceh Timur – Kepala Kantor Cabang Pembantu...

Program dan Strategi Transisi Energi PLN untuk Wujudkan Dekarbonisasi Nasional

Bisniskita.id | Jakarta – PT PLN (Persero) memaparkan program...

Harga Naik, India Alihkan Fokus dari Minyak Sawit ke Minyak Bunga Matahari

Bisnisia.id | Jakarta — India, sebagai importir minyak nabati...

MyNilam, Inovasi Digital untuk Perluas Pasar Nilam Aceh

BISNISIA.ID - Usaha kecil dan menengah (UMKM) di sektor...

Ekowisata Gajah di CRU Sampoiniet Aceh Jaya

Ekowisata Gajah Sumatera(Elephas maximus sumatrensis) jinak di CRU (Conservation...

Memalukan, Dua Kali Kalah, Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024

Timnas Indonesia gagal lolos dari penyisihan grup pada Piala...

Penjabat Gubernur Aceh, Kolektivitas Kunci Sukses Koperasi

Bisniskita.id - Koperasi adalah alat ekonomi meningkatkan kesejahteraan masyarakat....

Pupuk Indonesia Kini Telah Hadir di Pulau Terluar

Bisniskita.id | Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai perusahaan...

Presiden Jokowi Tiba di Washington DC

BISNISKITA.ID - Setelah menempuh kurang lebih 15 jam penerbangan...

90 Perusahaan Bakal Ramaikan Bursa Karbon pada Agustus

BisnisKita.id- Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menyelenggarakan program Net...

Dua Orang Jadi Tersangka Korupsi CSR Bank Indonesia

Bisnisia.id | Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebutkan...

Firman Noor Ibrahim, Pelopor Sekolah Barber Pertama di Sumatera dan Memiliki 32 Cabang Barber

Bisnisia.id | Lhokseumawe - Di tengah pertumbuhan bisnis barber -tukang...

Karya Kreatif Aceh Tampil dalam Pesta Rakyat Bank Indonesia

BISNISIA.ID- Sedikitnya 22 produk unggulan usaha kreatif Aceh akan...

Abiya Imran, 16 Tahun Jadi Santri Dayah, Kini Jadi Cawabup Pidie

Kesehariannya diisi dengan menjadi pengasuh dan pendidik bagi anak-anak...