Sri Mulyani Sebut 60 Negara Krisis Utang

Bisniskita.id | JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan komitmennya terhadap prinsip disiplin fiskal di Indonesia, dengan tujuan mencegah tergelincirnya negara ke dalam krisis seperti yang pernah dialami oleh beberapa negara di Eropa dan Amerika.

Ia, yang akrab disapa Ani, mengungkapkan bahwa saat pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk sementara melemahkan posisi defisit anggaran guna mengatasi kebutuhan dalam penanganan pandemi.

Kebijakan ini diterapkan melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No.1/2020.

Ani menyadari bahwa beberapa lembaga pemeringkatan atau rating agency telah mengajukan pertanyaan tentang optimisme Sri Mulyani yang hanya memperlonggar defisit selama tiga tahun.

Baca juga:  Harga Emas Menguat ke $2.630 di Tengah Pelemahan Dolar dan Ketidakpastian Geopolitik

Dalam konteks ini, Ani menekankan bahaya dari terlalu sering membuka pintu defisit anggaran, karena hal ini dapat membuka pintu bagi ketergantungan yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa ketika defisit dibiarkan tanpa batasan, ini bisa menjadi sebuah ketergantungan.

“Meskipun defisit terkadang tidak populer dan sering kali mendapat kritik, negara cenderung menikmatinya, karena dianggap sebagai cara yang paling mudah.” Ungkapnya saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Diponegoro pada Senin (23/10/2023).

Sri Mulyani menyebut Indonesia disiplin dengan APBN tidak boleh defisit lebih dari 3% per tahun dan utang tidak boleh lebih dari 60% dari PDB per tahun. Hanya karena kondisi pandemi, defisit diperlebar boleh di atas 3% dan dibatasi hanya tiga tahun dari 2020.

Baca juga:  Presiden Prabowo Bentuk Badan Teknologi dan Intelijen Keuangan untuk Perkuat Pengawasan Negara

Saat itu, defisit APBN 2020 sempat tembus -6,1% untuk pertama kalinya dan terus menurun pada 2021 menjadi -4,6% dan sudah kembali di bawah 3% pada 2022 dengan -2,4%. Hal ini sesuai rencana pemerintah di mana masyarakat terlindungi, namun tidak mengorbankan APBN sebagai instrumen.

Sri Mulyani mengaku banyak lembaga pemeringkat yang menanyakan kepadanya mengapa perluasan defisit hanya diberikan waktu tiga tahun, padahal tidak ada yang mengetahui kapan pandemi COVID-19 akan selesai. Bendahara Negara itu tidak mau negara keenakan berutang seperti pengalaman banyak negara.

Baca juga:  Raisul Mukhlis Ditetapkan Sebagai Dirut BPRS Mustaqim

“Saya mengatakan pengalaman banyak negara kamu buka defisitnya, memungkinkan untuk tidak ada batasnya itu terjadi addict. Enak defisit itu, walaupun kalian suka maki-maki nggak suka utang, tapi negara itu senang sekali karena itu the easiest way,” tuturnya.

“Jadi saya mengatakan we are going to just giving 3 years, to give the sense of discipline, we have to return back kepada apa yang disebut disiplin fiskal,” tambah Sri Mulyani.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Pejabat Baru Dilantik Diminta Berikan Perhatian Khusus untuk PON XXI dan Pilkada 2024

Banda Aceh – Penjabat Sekretaris Daerah Aceh, Azwardi, melantik...

Utang Pinjaman Online di Indonesia Mencapai Rp74,48 Triliun

Bisnisia.id | Banda Aceh - Berdasarkan data Otoritas Jasa...

PT Medco Diminta Prioritaskan Warga Lokal dalam Rekrutmen Tenaga Kerja

Bisnisia.id | Aceh Timur – Warga yang tergabung dalam...

DeepSeek China Pukul Jatuh Saham Nvidia AS

Nvidia, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, mengalami penurunan nilai...

Pendekatan Yurisdiksi Dinilai Strategis untuk Sawit Berkelanjutan

Bisnisia.id | Jakarta – Pendekatan yurisdiksi dalam tata kelola...

Gelar Melayu Serumpun, Pulau Banyak-Dolpin Trip Sabang Jadi Favorit

BISNISKITA.ID | Banda Aceh - Pengunjung event Gelar Melayu...

Harga Emas di Aceh Diprediksi Bakal Tembus Rp 5 Juta, Saatnya Beli atau Jual?

Bisnisia.id| Banda Aceh - Harga emas kembali menunjukkan kenaikan...

PON Expo XXI Dorong Peningkatan Ekonomi dan Pariwisata Aceh

Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Dr. Safrizal...

BPH Migas Temukan Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di Aceh

Bisniskita.id | Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan...

Nilai Impor Provinsi Aceh Mencapai 9,47 juta USD pada Oktober 2023

Bisniskita.id | Banda Aceh –  Badan Pusat Statistik (BPS)...

Lhokseumawe Tertinggi Tingkat Pengangguran Terbuka di Aceh

BISNISIA.ID - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh tahun...

Di KTT APEC, Presiden Prabowo Ajak Dunia Investasi di Indonesia

Bisnisia.id | Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto,...

Rakyat Aceh Donasi Rp 11 Miliar untuk Korban Gempa Turki

Rakyat Aceh telah mengirimkan sumbangan dana kepada korban bencana...

Tahun 2025 Aceh Terima Dana Otsus Rp 4,46 Triliun

Bisnisia.id | Banda Aceh - Pemerintah Provinsi Aceh akan...

Pasar Global Lesu, Harga Komoditas Tambang Merosot pada Desember 2024

Bisnisia.id | Jakarta – Lesunya pasar global pada Desember...

Transformasi Keberlanjutan dengan AI: Solusi Efektif untuk Bisnis Ramah Lingkungan

Bisnisia.id | Jakarta – Sustainability telah menjadi bagian tak terpisahkan dari...

Teknik Penyerbukan Buatan Jadi Langkah Baru Tingkatkan Produktivitas Sawit Berkelanjutan

Bisnisia.id | Jakarta — Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas...

Ketahanan Pangan Dimulai dari Desa, Babinsa Weuraya Bantu Petani Menanam Padi

Bisnisia.id | Aceh Besar – Suasana pagi yang cerah...

Dampak Pemotongan Anggaran, Ribuan Pekerja RRI & TVRI Terancam Kena PHK  

Bisnisia.id | Jakarta – Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk...

Ekowisata Gajah di CRU Sampoiniet Aceh Jaya

Ekowisata Gajah Sumatera(Elephas maximus sumatrensis) jinak di CRU (Conservation...