Nvidia, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, mengalami penurunan nilai saham lebih dari seperenam dalam perdagangan pekan lalu. Penyebabnya adalah lonjakan popularitas aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, yang dirancang dengan biaya jauh lebih murah dibandingkan pesaingnya.
Seperti dilaporkan BBC, DeepSeek diluncurkan baru-baru ini dan langsung menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di AS. Fenomena ini memicu kekhawatiran investor di AS dan Eropa terhadap masa depan dominasi teknologi AI, Amerika Serikat
Dikembangkan dengan model DeepSeek-V3 sumber terbuka, aplikasi ini hanya membutuhkan investasi sekitar USD 6 juta. Biaya tersebut sangat kontras dengan miliaran dolar yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan seperti OpenAI. Popularitas DeepSeek memicu aksi jual di pasar saham, membuat nilai Nvidia anjlok 16,9% pada Senin lalu, diikuti oleh Broadcom yang merosot 17,4%. Bahkan raksasa teknologi lainnya seperti Microsoft dan Alphabet (induk Google) turut terdampak, masing-masing turun 2,14% dan lebih dari 4%.
Penurunan ini juga memengaruhi perusahaan teknologi di Eropa. Saham pembuat peralatan chip ASML dari Belanda turun lebih dari 7%, sementara Siemens Energy yang memproduksi perangkat keras terkait AI merosot hingga 20%. Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index, menyebut fenomena ini sebagai “kejutan” bagi pasar karena model AI berbiaya rendah dari China kini menjadi pesaing serius.
Meski demikian, beberapa analis seperti Vey-Sern Ling dari Singapura memperingatkan bahwa dominasi Amerika dapat terganggu jika model seperti DeepSeek terus berkembang.
Citi, salah satu bank investasi terbesar di Wall Street, memberikan pandangan berbeda. Mereka menilai bahwa akses AS terhadap chip canggih memberikan keuntungan strategis dibandingkan China, yang menghadapi pembatasan ekspor chip Nvidia A100. Namun, DeepSeek tampaknya mampu mengatasi kendala ini dengan mengandalkan kombinasi chip high-end dan low-end yang masih dapat diimpor. Sementara itu, DeepSeek mengumumkan pembatasan pendaftaran pengguna baru karena serangan siber besar-besaran, meskipun pengguna yang ada masih dapat mengakses layanan mereka.
DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng pada tahun 2023 di Hangzhou, Tiongkok. Dengan latar belakang di bidang teknik informasi dan elektronik, Liang juga dikenal sebagai pendiri dana lindung nilai yang mendukung DeepSeek. Ia dilaporkan memiliki koleksi besar chip Nvidia A100 yang kini dilarang ekspor ke China.
Dalam wawancara dengan The China Academy pada Juli 2024, Liang menyatakan bahwa biaya rendah adalah salah satu kunci keberhasilan model AI-nya. Meski demikian, serangan siber dan persaingan ketat menunjukkan bahwa jalan menuju dominasi pasar global masih penuh tantangan bagi DeepSeek.