Wamen Stella Soroti Potensi Besar Nilam untuk Ekonomi Lokal Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh –Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, menyampaikan pentingnya riset berbasis lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, memberantas kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia memberikan sorotan khusus pada Aceh sebagai daerah yang kaya potensi alam dan inovasi, terutama dalam riset pengolahan nilam yang telah memberikan kontribusi nyata.

Dalam pemaparannya di Aceh International Forum, Prof. Stella menekankan bahwa riset berbasis lokal harus menjadi pondasi utama dalam membangun perekonomian yang berkelanjutan.

“Riset lokal tidak hanya membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan perempuan di daerah,” jelasnya.

Baca juga:  Presiden Prabowo Bentuk Badan Teknologi dan Intelijen Keuangan untuk Perkuat Pengawasan Negara

Aceh, yang dikenal sebagai penghasil nilam berkualitas tinggi, menjadi salah satu contoh sukses riset berbasis lokal.

“Nilam, atau patchouli, yang tumbuh subur di Aceh telah diolah menjadi berbagai produk hilir seperti minyak wangi, kosmetik, hingga serum anti-penuaan,” ujar Prof. Stella.

Menurutnya, riset ini membuka peluang besar bagi petani nilam untuk terlibat langsung dalam rantai ekonomi, mulai dari budidaya hingga pengolahan produk.

IMG 8599
Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan bersama Ketua DWP USK, Eti Indarti Marwan mendampingi Wamen Dikti Saintek, Prof. Stella Christie, B.A., M.A., Ph.D pada kunjungan ke USK, Senin 23 Desember 2024.

Prof. Stella menjelaskan proses kompleks yang terlibat dalam pengolahan nilam, seperti steam extraction, molecular distillation, dan cooling crystallization. Proses-proses ini memungkinkan daun nilam diubah menjadi produk bernilai tinggi yang diekspor ke berbagai negara, termasuk Turki, Amerika Serikat, dan Singapura.

Baca juga:  Pendapatan Daerah Aceh Barat 2024 Baru Terealisasi 84,73 Persen, Banyak OPD Tak Capai Target

Ia juga menyoroti kolaborasi antara peneliti lokal dan petani yang berkontribusi pada keberhasilan riset ini.

“Petani Aceh tidak hanya menjadi produsen bahan baku, tetapi juga bagian dari proses inovasi. Dengan demikian, mereka memperoleh manfaat ekonomi langsung,” katanya.

Menurut Prof. Stella, keberlanjutan harus menjadi prinsip utama dalam setiap inovasi.

“Kita harus memastikan bahwa apa pun yang kita lakukan tidak hanya memberikan manfaat sesaat, tetapi juga mendukung dan memperkuat ekosistem lokal secara berkelanjutan,” tegasnya.

Ia mencontohkan upaya konservasi terumbu karang di perairan Aceh yang melibatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence). Teknologi ini membantu mendeteksi kondisi terumbu karang, termasuk usia, kesehatan, dan risiko kepunahan. Data ini digunakan untuk merancang strategi konservasi yang lebih efektif sekaligus mendukung sektor pariwisata berbasis kelestarian alam.

Baca juga:  Pemerintah Siap Terapkan Biodiesel B40 untuk Mengurangi Ketergantungan Energi Fosil
AKM00416
Pengunjung merasakan kewangian nilam yang akan diolah menjadi parfum.Aceh Besar, Senin (09/12/2024). Foto: Akramul Muslim/Bisnisia.id

Prof. Stella menegaskan bahwa kementerian yang dipimpinnya berkomitmen mendukung riset berbasis lokal melalui pendanaan dan kolaborasi.

“Kami akan terus bekerja sama dengan universitas, lembaga penelitian, dan masyarakat lokal untuk memastikan bahwa inovasi-inovasi ini berkembang menjadi industri yang memberikan manfaat luas,” katanya.

“Aceh adalah contoh nyata bagaimana potensi lokal dapat diolah menjadi kekuatan global melalui sains dan teknologi. Saya yakin, dengan kolaborasi yang kuat, Aceh akan terus menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” tutupnya.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Donald Trump: Zaman Keemasan Amerika Mulai Sekarang

Sosok penuh kontroversi, Donald Trump, resmi dilantik sebagai Presiden...

Aceh Catat Lonjakan Wisatawan Signifikan di 2023, Fokus pada Wisata Halal dan Ekowisata

Banda Aceh, Bisnisia.id – Sektor pariwisata di Aceh menunjukkan...

Santri Aceh Diharapkan Berperan Aktif di Era Modern

Bisnisia.ID | Banda Aceh – Penjabat Harian (Plh) Sekretaris...

Penyaluran KUR di Aceh Tembus Rp3,52 Trilun

Bisniskita.id | Banda Aceh– Kepala Dinas Koperasi UKM Aceh Azhari, ...

Menteri Keuangan Sri Mulyani Paparkan Kerangka Ekonomi Makro RAPBN 2025

Bisniskita.id | Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati...

Tanpa Investasi Ekonomi Aceh Sulit Melesat

Bisnisia.id | Banda Aceh – Direktur Eksekutif Kamar Dagang...

CFD Banda Aceh, Warga Nikmati Hiburan dan Edukasi Pajak di Pekan Sadar Pajak

BISNISIA.ID | Banda Aceh - Gelaran Car Free Day...

UMP Aceh 2025 Tak Kunjung Ditetapkan, Buruh Tuntut Kenaikan 10 Persen

Bisnisia.id | Banda Aceh - Sepekan setelah pengumuman resmi...

Pertamina Temukan Potensi 1.8 Triliun Kaki Kubik Gas Bumi di Sulawesi Tengah

Bisnisia.id | Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE),...

Pengalungan Medali Paramotor untuk Para Juara di PON XXI

ACEH UTARA - Upacara penyerahan medali bagi atlet cabang...

Mission Complete, India Mendarat di Bulan!

"India berada di bulan!" ucap Ketua Indian Space Research...

PKA-8, Anjungan Nagan Raya akan Pamerkan Alat Kerja Tempo Dulu

Bisniskita.id | Banda Aceh - Anjungan Kabupaten Nagan Raya...

Jumlah Hotel Syariah di Indonesia Meningkat Jadi 500%

Bisniskita.id | Banda Aceh - Platform akomodasi perhotelan, RedDoorz,...

Majelis Ekonomi PDA Aceh Selatan Gagas Usaha Rumah Sehat Aisyiyah

BISNISIA.ID | Tapaktuan - Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan...

Sangat Kreatif, Cara Ridha Cari Cuan dari Media Sosial

Ridha Gunawan (23), seorang pembuat konten usia muda asal...

Prabowo Naikkan Upah Minimum 2025 Sebesar 6,5 Persen

Bisnisia.id| Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan kenaikan...

Suasana Meriah Imlek di Banda Aceh

Di tengah kesibukan kota Banda Aceh, suasana Imlek tahun...

Warnai Kuta Raja Sebagai Gerakan Vandalisme Perupa, Budaya dan Homogenisasi

Bisnisia.id | Banda Aceh -  Para perupa Aceh yang...