Potensi Besar CCS di Arun, Proyek Masih Tertahan di Studi Kelayakan

Bisnisia.id | Banda Aceh – Ladang gas Arun di Lhokseumawe, Aceh, dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi Carbon Capture and Storage (CCS), yang sejalan dengan upaya global dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai net zero emission.

Namun, meskipun potensinya sangat menjanjikan, proyek ini masih tertahan di tahap studi kelayakan dan belum memasuki fase implementasi.

Akademisi Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Teuku Andika Rama Putra, menyatakan bahwa secara geologis, Ladang Arun sangat cocok untuk penyimpanan karbon. Struktur pori-pori batuannya yang tidak terlalu besar menjadikannya ideal untuk menahan gas karbon dioksida (CO₂) agar tidak bocor setelah disimpan di bawah tanah.

“Karena sebelumnya ini adalah ladang gas alam cair (LNG), secara fasa gasnya mirip dengan CO₂, sehingga tidak mudah bocor. Selain itu, secara geografis juga sangat strategis dengan adanya pelabuhan dan jalur laut yang memadai,” ujarnya kepada Bisnisia.id, Kamis (20/2/2025).

Baca juga:  Inflasi Aceh Desember 2024 Lampaui Rata-Rata Nasional
Gambar WhatsApp 2025 02 21 pukul 14.42.56 9b90192d
Akademisi Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Teuku Andika Rama Putra. Foto: Haris/Bisnisia.id

PEMA Aceh Carbon, hasil joint venture antara PT Pembangunan Aceh (PEMA) dan Aceh Carbon, telah melakukan kajian awal dan menyusun buku panduan CCS sebagai referensi teknis serta bahan sosialisasi bagi masyarakat.

Hal ini penting mengingat konsep CCS masih tergolong baru dan bisa menimbulkan pertanyaan dari masyarakat sekitar, terutama terkait keamanannya.

Namun, kendala utama yang dihadapi proyek ini adalah minimnya investasi akibat ketidakpastian regulasi dan belum adanya payung hukum yang kuat di tingkat nasional.

Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki undang-undang khusus tentang perdagangan karbon dan CCS, hanya mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) No. 14 Tahun 2024.

“Investor butuh kepastian hukum. Kalau hanya qanun (peraturan daerah) yang mengatur, mereka masih ragu. Kalau ada undang-undang nasional, kepercayaan investor akan meningkat,” jelas Dr. Andika yang juga tergabung dalam tim peneliti PEMA Aceh Carbon.

ccs
Ilustrasi Carbon Capture and Storage

Selain itu, infrastruktur untuk proses injeksi karbon juga belum tersedia. Setelah studi kelayakan selesai, perlu ada sistem pemipaan dari pelabuhan ke Ladang Arun, serta koordinasi dengan Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe dan PEMA Global Energi (PGE) untuk memastikan tidak ada tumpang tindih dengan wilayah migas yang masih aktif.

Baca juga:  Foto: Persiapan PON 21 Aceh-Sumut, Kontingen Woodball Aceh Gelar Pelatihan Intensif

Secara geografis, sistem pemipaan (piping system) untuk distribusi karbon dari Ladang Arun ke pelabuhan sudah sangat strategis dan layak dibangun. Dengan adanya jalur laut yang mendukung, distribusi karbon dari fasilitas CCS ke pasar global dapat dilakukan dengan lebih efisien, memperkuat daya saing Aceh sebagai pusat bisnis karbon di Indonesia.

“Kalau nanti sumur tua Ladang Arun ternyata memiliki retakan atau pori-pori yang terlalu besar, perlu ada metode seperti hydraulic fracturing untuk memperkuat dinding sumur. Semua ini harus dikaji lebih lanjut sebelum proyek bisa berjalan,” tambahnya.

Jika proyek CCS di Arun berhasil direalisasikan, manfaatnya tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga ekonomi daerah. Selain dapat mengurangi emisi karbon, Aceh berpotensi meraup keuntungan dari perdagangan karbon dengan negara-negara industri seperti Singapura, Jepang, dan Jerman yang membutuhkan fasilitas penyimpanan karbon.

Baca juga:  Persiraja (0) vs PSPS Pekanbaru (2), Kehilangan Poin di Kandang Sangat Merugikan
CCS 1
Ilustrasi CCS

Bahkan, ada peluang untuk mengembangkan industri berbasis karbon seperti produksi asam sulfat dari karbon yang disimpan, sehingga menciptakan nilai tambah bagi daerah.

“Sertifikat karbon dari sisa kuota emisi bisa dijual dan menghasilkan pemasukan bagi daerah. Apalagi Aceh memiliki emisi yang relatif rendah dibandingkan wilayah industri besar lainnya di Indonesia. Jadi, ada peluang besar untuk menjadikan Aceh sebagai pemain utama dalam bisnis karbon,” ungkap Dr. Andika.

Ke depan, Dr. Andika menekankan bahwa PT PEMA harus lebih agresif dalam mencari investor baru dan mempercepat penyelesaian studi kelayakan agar proyek ini tidak terus tertunda.

“Kalau PEMA bisa meyakinkan investor dan pemerintah memperkuat regulasi, proyek ini bisa segera berjalan. Sayang kalau potensi sebesar ini tidak dimanfaatkan dengan baik,” katanya.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Lea Amalia, Perjalanan Karier dan Tantangan Perekonomian Musisi Aceh

Sri Amalia, yang dikenal dengan nama panggung Lea Amalia,...

1 Januari 2025, PPN 12 Persen Resmi Berlaku

Bisnisia.id | Jakarta — Pemerintah memastikan kebijakan Pajak Pertambahan...

Transaksi HARBOLNAS 2024 Capai Rp31,2 Triliun, Produk Lokal Jadi Unggulan

Bisnisia.id | Jakarta – Gelaran Hari Belanja Online Nasional...

BSI buka 470 outlet weekend banking selama Oktober

BISNISIA.ID | Jakarta - Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI)...

Miris, 799 Anak di Aceh Barat Putus Sekolah

Bisnisia|Aceh Barat - Anggota DPRK Aceh Barat, Ahmad Yani,...

Pemko Banda Aceh Gelar Rakor Percepatan Penurunan Stunting

Bisniskita.id | Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh,...

Cek Kesehatan Gratis Mulai 10 Februari, Simak Syarat dan Cara Aksesnya

Bisnisia.id | Jakarta – Pemerintah resmi meluncurkan Program Cek...

Kemenko PMK: Pelaksanaan PKA ke-8 Sarana Masyarakat Aceh Lestarikan Budaya

Bisniskita.id | Banda Aceh - Deputi Bidang Koordinasi Revolusi...

Harga Emas Naik Lagi, Mau Jual atau Beli?

Harga emas Antam (ANTM) dan UBS di PT Pegadaian...

Aceh Kaya Komoditas, tetapi Lemah Pada Pengolahan Pasca Panen

Bisnisia.id | Banda Aceh – Meskipun Aceh dikenal memiliki...

Boh Itek Masen Aceh Yah Cek, UMKM Inovatif Asal Banda Aceh

Bisniskita.id |Banda Aceh - Telur bebek memiliki peran penting...

AMANAH, Tempat Anak Muda Aceh untuk Berkarya dan Berinovasi

Anak muda Aceh kini memiliki wadah kreatif untuk mengembangkan...

Aceh Besar Dapat Tambahan Dana Desa Sebanyak Rp 16 Miliar

Bisniskita.id | Banda Aceh - Penjabat (Pj) Bupati Aceh...

Brahim dan Rodrygo Bersinar, Real Madrid Tekuk Sevilla 4-2

Bisnisia.id | Madrid – Real Madrid mengakhiri tahun 2024...

Dewan Pengupahan Sepakati UMP Aceh 2025 Naik 6,5 Persen, UMSP Kembali Berlaku

Bisnisia.id | Banda Aceh – Dewan Pengupahan Provinsi Aceh...

BUMN dan Eagle Hills Teken MoU untuk Tingkatkan Pariwisata dan Infrastruktur Indonesia

Bisniskita.id | Dubai – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)...

Butuh Modal Usaha Rp50 Juta-Rp100 Juta, Ajukan KUR ke BRI

Bisnisia.id – Memulai atau mengembangkan usaha mikro, kecil, dan...

Pemerintah Aceh Dorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kebijakan Strategis

Bisnisia.id | Aceh Besar – Pemerintah Aceh menegaskan komitmennya...