Bisnisia.id | Banda Aceh – Dua dekade setelah tsunami Samudera Hindia 2004, dunia masih terus belajar dari tragedi besar tersebut. Salah satu pelajaran paling mendalam yang diungkapkan oleh Bernard Uadan, Konsul Amerika Serikat untuk Sumatera, adalah urgensi membangun sistem peringatan dini yang efektif guna mencegah kerugian besar di masa depan.
Dalam seminar Aceh Internasional Forum Aceh 2024, Senin (23/12/2024), Bernard menyoroti pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana alam.
“Bencana tsunami 2004 mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak kerugian. Amerika Serikat bersama Indonesia dan negara-negara lain telah bekerja sama untuk mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih baik,” ungkapnya.
Tsunami dahsyat yang terjadi pada 26 Desember 2004 dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 magnitudo di lepas pantai Sumatra. Gelombang besar menghantam pantai-pantai di Aceh dan 14 negara lainnya, mengakibatkan lebih dari 230.000 korban jiwa dan kerugian material yang tak terhingga.

“Tsunami ini adalah salah satu yang paling mematikan dalam sejarah manusia. Tidak ada peringatan yang memadai saat itu, sehingga banyak nyawa melayang karena ketidaksiapan,” kata Bernard.
Setelah tragedi tersebut, dunia bergegas untuk memastikan peristiwa serupa tidak akan terjadi tanpa peringatan. Bernard menjelaskan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia, bersama dengan negara-negara lain, telah mengembangkan sistem peringatan tsunami yang lebih maju.
“Kerja sama ini mencakup pengadaan peralatan pemantauan canggih, pengembangan jaringan komunikasi yang cepat, serta pelatihan dan simulasi kebencanaan untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” jelasnya.
Selain itu, sistem peringatan dini yang dikembangkan tidak hanya mencakup teknologi, tetapi juga melibatkan edukasi masyarakat. Bernard menekankan pentingnya masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana mengancam.
Bernard juga menyoroti bahwa sistem peringatan dini bukan sekadar investasi teknologi, tetapi juga investasi dalam kehidupan manusia. Ia mengapresiasi kemitraan antara Amerika Serikat dan Aceh dalam membangun ketangguhan terhadap bencana alam.

“Kami membawa para ahli dan melibatkan masyarakat lokal untuk berbagi praktik terbaik dalam kesiapsiagaan. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk tidak hanya menggantikan apa yang hilang, tetapi membangun kembali dengan lebih baik,” katanya.
Di akhir, Bernard menegaskan bahwa pelajaran dari tsunami 2004 adalah pengingat akan pentingnya solidaritas global dalam menghadapi ancaman bencana alam.
“Bencana ini menegaskan bahwa kita tidak bisa menghadapi tantangan ini sendirian. Sistem peringatan dini yang efektif adalah simbol dari semangat kebersamaan dan kemanusiaan,” ujarnya.