Bisnisia.id | Banda Aceh – Marzuki Ali Basyah, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, mengungkapkan langkah tegas dalam mengatasi peredaran narkotika di Aceh. Ia mengungkapkan operasi besar-besaran yang berhasil mengamankan 50 kilogram sabu di daerah Langsa.
“Di Langsa, kami mengamankan 50 kilogram sabu,” kata Marzuki, Kamis (12/12/2024).
Operasi ini, melibatkan koordinasi intensif dengan berbagai instansi di Aceh dan provinsi-provinsi tetangga seperti Riau, Medan, dan Batam. Pelaku yang terlibat, sebagian besar berasal dari Aceh dan terhubung dengan jaringan distribusi lintas provinsi.
“Pelaku yang kami tangkap berasal dari Aceh dan memiliki KTP Aceh,” tegas Marzuki.
Aceh Sebagai Pintu Masuk Narkotika Internasional
Marzuki menegaskan bahwa Aceh tidak hanya berperan sebagai transit, tetapi juga sebagai pintu masuk narkotika dari luar negeri.
“Orang Aceh tidak membeli sabu dari laut, mereka membelinya dari Medan. Ini menunjukkan Aceh sebagai pintu distribusi narkoba,” ujarnya.
Dalam konteks ini, dia menyebutkan bahwa operasional mafia narkotika bukan lagi masalah lokal, melainkan persoalan jaringan internasional yang memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas keamanan Aceh.
Kesadaran Kolektif untuk Memerangi Narkotika
Marzuki menekankan pentingnya kolaborasi antara BNNP Aceh, Kepolisian, TNI, dan LSM dalam upaya pemberantasan narkoba.
“Kami tidak bisa lagi bekerja secara parsial. Semua pihak harus bersinergi, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan LSM untuk membongkar jaringan ini,” tegasnya.
“Mafia narkotika ini tidak hanya merusak individu, tetapi juga mengancam generasi muda dan masa depan Aceh,” ujarnya.
Dia mengingatkan bahwa langkah-langkah yang tegas dan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mengatasi persoalan ini.
“Ini bukan hanya soal operasi penangkapan, tetapi bagaimana kita menciptakan kesadaran kolektif untuk memerangi peredaran narkotika,” tambahnya.