Industri otomotif telah meraih status sebagai salah satu pilar utama yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Dalam lingkungan yang dinamis, Indonesia menampung 22 perusahaan manufaktur kendaraan bermotor empat roda atau lebih.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa sektor ini telah memberikan nilai investasi sebesar Rp99,16 triliun dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun. Selain itu, sektor ini telah menyerap langsung sekitar 38,39 ribu tenaga kerja di seluruh rantai produksi. Menurutnya, potensi sektor otomotif juga mencakup industri kendaraan roda dua dan tiga yang melibatkan 26 perusahaan dengan nilai investasi mencapai Rp10,05 triliun, kapasitas produksi hingga 9,53 juta unit per tahun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 32 ribu orang.
Menteri Agus menyebutkan bahwa dampak industri otomotif meluas hingga mempekerjakan lebih dari 1,5 juta individu yang terlibat dalam rantai nilai industri tersebut. Dengan perannya yang penting dan strategis, sektor ini telah dimasukkan ke dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, sebuah rencana prioritas pengembangan dalam era industri 4.0.
Lebih lanjut, Menteri Agus menjelaskan bahwa produk kendaraan bermotor buatan dalam negeri telah berhasil merambah pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di seluruh dunia. Ia juga menyoroti pencapaian ekspor kendaraan completely build up (CBU) sebanyak 232,17 ribu unit senilai Rp41,73 triliun pada tahun 2020. Pengiriman untuk kendaraan completely knock down (CKD) mencapai 53,03 ribu set senilai Rp1,23 triliun dan komponen sebanyak 61,2 juta unit senilai Rp17,52 triliun. Menteri Agus berpendapat bahwa sejalan dengan program Making Indonesia 4.0, industri otomotif nasional diharapkan akan menjadi pemain global.
Indonesia memiliki visi besar untuk menjadi pusat ekspor kendaraan bermotor, baik yang menggunakan bahan bakar minyak atau mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) maupun kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Strategi dalam industri otomotif 4.0 termasuk membangun ekosistem untuk mobil listrik, dimulai dari menguasai produksi sepeda motor listrik, baterai, dan mobil listrik yang sesuai dengan tren global.
Guna memulihkan produktivitas, penjualan, dan daya saing industri otomotif akibat dampak pandemi Covid-19, pemerintah telah meluncurkan sejumlah kebijakan dan stimulus. Salah satu contohnya adalah insentif penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin di bawah 1500 CC. Insentif ini akan diberikan secara bertahap selama sembilan bulan, dengan tujuan mendukung industri otomotif dalam menghadapi tantangan saat ini.
Menteri Agus optimis bahwa langkah-langkah strategis ini akan mempercepat pemulihan industri dan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19. Ia juga memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran otomotif virtual Indonesia International Motor Show (IIMS) sebagai sarana efektif untuk mempromosikan industri otomotif dan memperkenalkan teknologi terbaru dalam era baru ini. Melalui IIMS 2021, diharapkan industri otomotif di Indonesia semakin berkembang dan semarak di kancah internasional.