Bisnisia.id | Banda Aceh – Menjelang perayaan Meugang, Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, meninjau langsung ketersediaan dan stabilitas pasokan beras di Gudang Bulog, Siron, pada Selasa (25/2/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan stok beras aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat Aceh dalam beberapa bulan ke depan.
Dalam kunjungannya, Fadhlullah menegaskan bahwa Pemerintah Aceh berupaya menjaga ketersediaan beras tetap stabil, terutama untuk mengantisipasi peningkatan permintaan menjelang hari besar masyarakat Aceh.
“Kami turun langsung ke Gudang Bulog untuk memastikan stok beras cukup dan tidak ada kendala distribusi. Menjelang Meugang, permintaan beras biasanya meningkat, sehingga pasokan harus tetap terjaga,” ujar Fadhlullah.
Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Kanwil Aceh, Ihsan, memastikan bahwa stok beras di Aceh dalam kondisi aman untuk enam bulan ke depan. Ia meminta masyarakat tidak khawatir dan tidak perlu melakukan aksi borong beras di pasar.
“Saat ini, stok beras kita mencapai 36.000 ton untuk seluruh Aceh. Jumlah ini cukup untuk kebutuhan penyaluran hingga enam bulan ke depan,” ujar Ihsan.
Ia juga menegaskan bahwa ketersediaan beras akan semakin kuat dengan adanya panen raya yang sedang berlangsung.
“Saat ini sedang panen raya, dan puncaknya akan terjadi pada bulan Maret hingga April. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik dan memborong beras di pasar,” tambahnya.
Terkait kebijakan impor beras, Ihsan menyebutkan bahwa pemerintah pusat tidak berencana melakukan impor tahun ini.
“Kebijakan impor ditentukan oleh pemerintah pusat, bukan Bulog. Namun, dalam pemerintahan Presiden Prabowo, ada semangat untuk tidak melakukan impor karena stok dalam negeri cukup dan panen melimpah,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Aceh belum membutuhkan impor beras pada tahun ini, mengingat stok yang ada masih mencukupi dan hasil panen lokal cukup melimpah.
Sementara itu, stok beras impor yang masih tersimpan di Gudang Bulog saat ini mencapai 28.000 ton. Untuk menjaga keseimbangan harga, pemerintah telah menetapkan harga pembelian gabah dari petani sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Harga ini telah diperhitungkan secara matang, termasuk biaya produksi dan keuntungan bagi petani. Saya rasa petani sudah cukup diuntungkan dengan harga tersebut,” pungkas Ihsan.