Bisnisia.id | Banda Aceh – Dua destinasi unggulan di ujung barat Indonesia yaitu Banda Aceh dan Sabang , terus memperkuat sinergi dalam pengembangan pariwisata. Sebagai pintu gerbang menuju Sabang, Banda Aceh bukan hanya menjadi titik transit, tetapi juga menawarkan pengalaman wisata budaya, sejarah, dan kuliner yang memikat. Kolaborasi ini tidak hanya mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi kedua daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Said Fauzan, mengatakan bahwa hubungan antara Banda Aceh dan Sabang sangat erat, terutama dalam hal mendukung perkembangan sektor pariwisata. “Jalur transportasi ke Sabang tetap melalui Banda Aceh. Wisatawan umumnya menginap di sini sebelum berangkat ke Sabang dan kembali menginap lagi sebelum pulang ke daerah masing-masing. Ini menunjukkan betapa saling mendukungnya kedua destinasi ini,” jelasnya, Banda Aceh, Jumat (29/11/2024).
Said Fauzan juga menyebut sejumlah destinasi unggulan di Banda Aceh yang sering dikunjungi wisatawan Sabang, seperti Museum Tsunami, Masjid Raya Baiturrahman, PLTD Apung, Kapal Lampulo, hingga Museum Aceh. Menurutnya, destinasi-destinasi ini memberikan pengalaman wisata yang unik dan memperkuat posisi Banda Aceh sebagai kota tujuan wisata budaya dan sejarah.
Dampak ekonomi dari arus wisatawan Sabang terhadap Banda Aceh pun cukup signifikan. “Sabang dan Aceh Besar turut memberikan kontribusi besar bagi Banda Aceh, terutama dalam mengembangkan sektor pariwisata dengan segmen yang saling melengkapi,” ujar Said Fauzan.
Untuk mendukung wisatawan, Pemerintah Kota Banda Aceh terus meningkatkan fasilitas, termasuk sarana transportasi dan infrastruktur wisata. Pelabuhan Ulee Lheue, sebagai jalur utama menuju Sabang, menjadi salah satu fokus pengembangan agar lebih nyaman dan ramah wisatawan.
Selain itu, berbagai strategi dirancang agar wisatawan singgah lebih lama di Banda Aceh. “Kita perlu memperbanyak event seni budaya, festival nasional, dan mempromosikan sektor kuliner serta souvenir khas Banda Aceh. Ini akan membuat wisatawan merasa betah dan meluangkan lebih banyak waktu di sini,” ujar Said Fauzan.
Dalam jangka panjang, kolaborasi promosi bersama Banda Aceh dan Sabang akan terus ditingkatkan, termasuk mengadakan festival gabungan yang menonjolkan keunikan masing-masing daerah. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi, seperti meningkatkan kreativitas atraksi wisata, mendatangkan investor, serta membangun pola pikir masyarakat yang lebih mendukung sektor pariwisata.
Said Fauzan juga berpesan kepada wisatawan Sabang agar tidak melewatkan keindahan dan kekayaan Banda Aceh. “Banda Aceh bukan hanya pintu gerbang ke Sabang, tetapi juga memiliki sejarah, budaya, dan kuliner khas yang tak kalah menarik. Jangan lupa menikmati destinasi ikonik seperti Masjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami saat singgah di Banda Aceh,” katanya.
Dengan pengembangan fasilitas dan promosi yang berkelanjutan, sinergi Banda Aceh dan Sabang diharapkan mampu menjadikan Aceh sebagai destinasi wisata unggulan yang menarik lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.