Kesehariannya diisi dengan menjadi pengasuh dan pendidik bagi anak-anak Pidie yang menuntut ilmu di pondok pesantren atau dayah. Tidak hanya di Dayah Madrasah Ulumul Qur’an Pidie, dan Dayah Darussalam Lampoh Tuah. sosok yang bernama lengkap Dr. Imran Abubakar, S.HI, M. Sy., juga merupakan Ketua sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah di Sabang.
Bisnisia.id mencoba menelusuri rekam jejak Abiya Imran (sapaan akrabnya), ternyata Abiya Imran merupakan santri atau alumni dari tiga dayah yang berbeda di Aceh.
Pertama, tiga tahun ia menimba ilmu di pondok pesantren modern Dayah Jeumala Amal – Lueng Putu Pidie Jaya (1992-1995), selanjutnya ia jadi santri di Dayah Lampoh Tuah, Grong Grong, Pidie (1995-1997) dan kemudian sembilan tahun ia ditempa ilmu agama di Dayah Mudi Mesra Samalanga (1999-2008) sambil menamatkan pendidikan sarjana di STAIN Malikussaleh.
Dilihat dari riwayat pendidikannya, total 16 tahun masa mudanya dihabiskan dalam tempaan pendidikan agama dari berbagai guree alim ulama di Aceh, termasuk Abu Mudi Samalanga.
Pasca selesai sarjana, tahun 2010 s.d 2012 ia hijrah ke Kota Malang dan menamatkan S-2 di Universitas Islam Malang (Unisma), kemudian ia kembali pulang ke Aceh menamatkan pendidikan doktoral-nya di kampus UIN Ar-Raniry Darussalam – Banda Aceh.
Di tahun politik Pilkada serentak 2024 ini, sosok pendidik dan pendakwah ini memutuskan untuk ikut kontestasi Pilkada Pidie 2024 dengan menerima pinangan seorang pengusaha Aceh Zakaria A Gani untuk ikut berkompetisi dalam Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Pidie 2025-2030.
Dalam beberapa pertemuan dialogis dengan masyarakat Pidie, Abi Imran menyatakan bahwa Pidie harus dibangun dengan fokus utama pada sektor pendidikan dan kesehatan masyarakat, kemudian sektor pertanian yang merupakan lapangan pekerjaan utama masyarakat Pidie perlu perhatian khusus dari Pemerintahan Pidie nantinya.
Perpaduan sosok Zakaria A Gani yang berlatar belakang pengusaha dan Abiya Imran yang berlatar belakang pendidik menjadi harapan sebagian masyarakat Pidie. Pasangan “ZAMAN” tersebut dinilai sebagai paket “Umara dan Ulama” untuk perbaikan Pidie di masa yang akan datang.