Kelola Inflasi, Safrizal Ingin Aceh Perkuat Pengolahan Komoditas Pangan

Bisnisia.id | Banda Aceh –Merespon inflasi yang terjadi setiap bulan, Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, menawarkan solusi dengan mengolah komoditas pangan, seperti cabai merah, ikan tongkol, dan ikan tuna, menjadi produk makanan kaleng.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan harga komoditas tetap stabil sepanjang tahun, meskipun produksi melimpah di sentra-sentra tertentu seperti dataran tinggi Gayo.

Saat ini, beberapa komoditas utama seperti cabai merah dan ikan tongkol mengalami deflasi akibat surplus produksi. Meski menguntungkan konsumen, kondisi ini justru membuat petani dan nelayan menghadapi kerugian karena harga jual yang terlalu rendah.

“Deflasi berat tidak bisa dibiarkan karena akan memengaruhi keberlanjutan usaha petani dan nelayan kita. Kita harus segera mengambil tindakan agar harga tetap stabil tanpa merugikan pihak manapun,” kata Safrizal, Senin (2/12/2024).

Baca juga:  PT PEMA Menyetor Deviden untuk Aceh, Bangkit Setelah Masa Sulit

Sebagai langkah konkret, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mengolah surplus komoditas menjadi produk olahan. Ikan tongkol dan tuna, misalnya, akan diolah menjadi ikan kaleng atau ikan beku, sementara cabai merah dapat diolah menjadi cabai bubuk atau sambal botolan.

WhatsApp Image 2024 12 03 at 13.54.07
Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal. Foto Humas BPS Aceh

“Kita akan memanfaatkan kelebihan hasil panen dan tangkapan untuk membuat produk yang bernilai tambah. Dengan cara ini, harga di pasar bisa lebih stabil, dan petani atau nelayan tetap mendapatkan keuntungan yang layak,” jelas Safrizal.

Ia menambahkan bahwa pengolahan ini juga mendukung keberlanjutan pangan dengan menyediakan stok makanan bergizi yang dapat diakses sepanjang tahun.

Baca juga:  Harga Cabai di Aceh Besar Melonjak 11% Menjelang Pergantian Tahun

Sebagai langkah awal, pemerintah akan meluncurkan program percontohan (pilot project) di wilayah-wilayah dengan produksi komoditas melimpah, seperti dataran tinggi Gayo untuk cabai dan wilayah pesisir Aceh untuk ikan.

“Prosesing ini tidak hanya membantu stabilitas harga, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor industri pengolahan. Selain itu, ini menjadi peluang untuk memperkuat ekspor produk olahan Aceh,” ujar Safrizal.

Selain pengolahan, Safrizal menekankan pentingnya distribusi yang merata untuk mengatasi disparitas harga antarwilayah. Daerah surplus seperti dataran tinggi Gayo sering kali mengalami harga rendah, sementara daerah lain dengan permintaan tinggi justru menghadapi harga mahal akibat kurangnya pasokan.

Baca juga:  Ini Komitmen Lembaga Keuangan Syariah Sukseskan PON XXI tahun 2024 di Aceh

“Distribusi yang baik adalah kunci. Jika kita bisa menyambungkan daerah-daerah ini dengan jaringan distribusi yang kuat, maka harga akan lebih terkendali,” katanya.

Langkah ini diharapkan tidak hanya menstabilkan harga, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan lokal. Dengan adanya produk olahan, mereka memiliki alternatif pasar yang lebih luas dan nilai jual yang lebih tinggi.

“Inovasi ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Safrizal.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Atasi Pengangguran Terbuka, Aceh Barat Dorong Kemandirian Lewat Pelatihan dan Pemberdayaan

Bisnisia.id | Aceh Besar – Tingginya tingkat pengangguran terbuka...

Kemenperin Dorong Hilirisasi Kelapa untuk Diversifikasi Produk

Bisniskita.id | Jakarta – Kementerian Perindustrian gencar mendorong hilirisasi...

Foto: Kemeriahan Malam Penutupan PKA ke-8 Tahun 2023

Bisniskita.id | Banda Aceh - Perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh...

OJK Cabut Sanksi Pembekuan Usaha PT Sarana Aceh Ventura, Kembali Beroperasi Penuh

Bisnisia.id | Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara...

Geliat Positif Industri Manufaktur Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global

Bisniskita.id | Jakarta – Industri manufaktur Indonesia menunjukkan performa impresif...

Wamen Stella Soroti Potensi Besar Nilam untuk Ekonomi Lokal Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh -Prof. Stella Christie, Wakil Menteri...

Syech Muharram: Petani Aceh Besar Belum Makmur

BISNISKITA.ID - Bakal calon bupati Kabupaten Aceh Besar dari...

Bank Mandiri Lelang 3.000 Rumah Sitaan, Diskon Capai 50 Persen

Banda Aceh, Bisnisia.id – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk...

Aceh Buka Pintu Lebar untuk Investor: Wagub Pastikan Iklim Usaha yang Kondusif

Bisnisia.id | Jakarta – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE,...

Realisasi Belanja APBN di Provinsi Aceh hingga Maret 2024 Capai Rp9,75 Triliun

Banda Aceh - Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan...

Jelang Ramadhan, Pemerintah Ingatkan Lonjakan Harga Bahan Pokok

Bisnisia.id | Jakarta – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri)...

Kinerja Ekspor Produk Halal Indonesia Capai USD 53,735 Miliar pada Januari–Oktober 2024

Bisnisia.id | Jakarta – Kinerja ekspor produk halal Indonesia...

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Aceh Alami Penurunan 2,76% di November 2024

Bisnisia.id | Banda Aceh – Aceh terus berupaya menarik perhatian wisatawan...

Tambang Ilegal Marak, Qanun Pertambangan Rakyat Dinilai Mendesak

Bisnisia.id | Banda Aceh – Forum Bangun Investasi Aceh...

Awal Tahun Harga Cabe di Bener Meriah Merangkak Naik

Bisnisia.id | Redelong - Harga cabe di Kabupaten Bener...

BI Siapkan Rp180,9 Triliun Uang Layak Edar untuk Ramadan dan Idulfitri 2025

Bisnisia.id | Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang...

PPN Naik Jadi 12% di 2025; Daya Beli Masyarakat Tetap Aman, Benarkah?

Bisnisia.id | Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian...

Aktor Fauzi Baadilla, Timses Prabowo jadi Komisaris PT POS

BisnisKita.id - Fauzi Baadila seorang aktor yang juga timses...