Awal Tahun, Harga Bawang dan Cabai di Aceh Barat Melonjak

Bisnisia.id | Aceh Barat – Memasuki awal tahun 2025, sejumlah harga sembako di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengalami kenaikan yang signifikan. Tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan produksi lokal menjadi salah satu penyebab lonjakan harga tersebut.

Ida (41), seorang pedagang di Pasar Tradisional Meulaboh yang telah berjualan sejak 2009, mengungkapkan kondisi pasar yang semakin sulit. “Harga bawang merah sekarang Rp50 ribu per kilo, cabai juga sekitar Rp50 ribu per kilo. Kenaikan harga ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun lalu,” katanya.

Menurut Ida, perbandingan harga dengan tahun sebelumnya sangat mencolok. “Dulu, harga bawang merah masih sekitar Rp27 ribu per kilo. Jadi, kenaikan ini benar-benar terasa berat,” tambahnya. Hingga saat ini, ia dan pedagang lainnya belum mengetahui secara pasti penyebab lonjakan harga tersebut.

Baca juga:  Perkuat Data Pemuda dan Olahraga, Aceh Luncurkan Aplikasi SIDARA

Kenaikan harga bahan pokok ini memberikan dampak yang berbeda bagi konsumen. Ida menjelaskan bahwa pembeli rumah tangga tetap membeli meskipun dalam jumlah yang lebih kecil, karena kebutuhan pokok sulit ditunda. Namun, pedagang makanan seperti penjual nasi dan lauk-pauk sering mengeluh. “Mereka bilang tidak mungkin menaikkan harga jual nasi dan lauk terlalu tinggi karena takut kehilangan pelanggan,” ujarnya.

WhatsApp Image 2025 01 11 at 12.52.33
Penjualan cabai di pasar Aceh Barat. Foto Bisnisia.id/Shinta Rizki Amanda

Baik pedagang maupun pembeli sama-sama berharap harga bahan pokok seperti cabai dan bawang merah segera turun. “Semoga kondisi ini cepat membaik, supaya kami sebagai pedagang tidak terus merugi, dan pembeli juga bisa belanja dengan lebih nyaman,” harap Ida.

Baca juga:  Pj Gubernur Aceh: Setiap Anggaran Harus Bermanfaat untuk Rakyat

Plt. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM Aceh Barat, Fauzi, SH, menjelaskan bahwa kenaikan harga secara keseluruhan disebabkan oleh tingginya permintaan pasar yang tidak diimbangi dengan produksi lokal. “Faktor utama kenaikan harga bahan pokok seperti cabai dan bawang merah adalah karena sebagian besar pasokannya didatangkan dari kabupaten dan provinsi lain, seperti Takengon dan Brastagi,” jelas Fauzi.

Fauzi juga menambahkan bahwa lonjakan harga ini mulai terasa setelah perayaan Natal dan Tahun Baru, yang memengaruhi ketersediaan bahan pokok di pasar. “Menurut analisis kami, hal ini terjadi karena permintaan meningkat selama perayaan tersebut, sehingga di awal tahun ketersediaan bahan pokok di pasar menjadi terbatas,” ungkapnya.

Baca juga:  Pj Gubernur Ajak Pemangku Kepentingan Jadikan Aceh Laboratorium Ekonomi Syariah di Indonesia
Gambar WhatsApp 2024 10 03 pukul 13.21.34 d293de04
Heri, seorang pedagang di pasar Al Mahirah, Lamdingin menjelaskan 3 jenis beras yang dijualnya, Kamis (3/10/2024). Foto: Raudhatul Jannah/Bisnisia.id.

Meski demikian, Fauzi menyebutkan bahwa pemerintah telah menetapkan batas harga penjualan bahan pokok untuk mengendalikan lonjakan harga. “Kami menetapkan batas harga, yaitu tidak boleh lebih dari Rp60 ribu per kilo. Selama harga masih berada di bawah angka tersebut, situasinya masih kami anggap wajar,” jelas Fauzi.

Untuk mengatasi masalah inflasi daerah, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan, serta Dinas Pangan. “Kami sudah mengadakan pertemuan untuk mencari solusi dan membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait guna mengatasi inflasi ini,” tutup Fauzi.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

BPH Migas Tambah Kuota BBM Pertalite dan BBM Solar untuk Simeulue

Bisnisia.id | Simeulue – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas...

Permintaan Tinggi, Harga Cabe Nano Melambung di Bener Meriah

Bisnisia.id | Redelong - Harga Cabai Nano melambung di...

Harga Minyak Nilam Aceh Melonjak, Kini Ekspor Langsung ke Internasional

Banda Aceh – Minyak nilam asal Aceh kembali menembus...

Pemerintah Hapus Utang UMKM Rp486 Miliar, Tapi Target Jauh dari Harapan

Banda Aceh – Bisnisia.id Kementerian Koperasi dan UKM RI...

KADIN Aceh Dorong Pelabuhan Optimalkan Infrastruktur untuk Ekspor-Impor

Bisnisia.id | Banda Aceh – Direktur Eksekutif Kamar Dagang...

KPK Geledah Rumah Ketum Pemuda Pancasila Japto Soelistyo, Terkait Kasus Gratifikasi Eks Bupati Kutai Kartanegara

Bisnisia.id | Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah...

BSI Komitmen Cetak Wirausaha Muda di Aceh

Bisniskita.id | Banda Aceh - PT Bank Syariah Indonesia...

Bank Indonesia: Aceh Perlu Hilirisasi Sektor Pertanian dan Pariwisata

Bisniskita.id | Banda Aceh - Bank Indonesia menilai Provinsi...

Lifting Perdana BPMA, 62.000 Barel Kondensat Blok A Dikirim ke Pasar Domestik

Bisnisia.id | Aceh Utara - Badan Pengelola Migas Aceh...

Alphabet Siapkan Rp1.200 Triliun untuk Melawan DeepSeek

Perusahaan teknologi raksasa Alphabet, induk dari Google, dikabarkan telah...

Aceh Buka Pintu Lebar untuk Investor: Wagub Pastikan Iklim Usaha yang Kondusif

Bisnisia.id | Jakarta – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, SE,...

Aceh Utara Kabupaten dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak di Aceh

BISNISIA.ID - Aceh Utara masih memegang predikat sebagai daerah...

Andalkan Pasokan Listrik PLN, Produktivitas Pabrik Es di Sigli Meningkat 12 %

Bisnisia.id | Sigli – PT Bhallika Jaya, pabrik es...

Pj Gubernur Aceh Tegaskan Komitmen Jaga Kebersihan Pasca PON XXI

Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal ZA, yang...

Pengangguran Lulusan Tinggi, AKN Aceh Barat Butuh Transformasi ke Politeknik Negeri

Bisnisia.id | Aceh Barat – Banyak lulusan perguruan tinggi...

Pj Gubernur Aceh Tinjau Progres Pembangunan Bendungan Keureuto

BISNISKITA.ID- Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, bersama Forkopimda Aceh,...

BPMA dan Conrad Asia Energy Matangkan Rencana Eksplorasi Blok Meulaboh-Singkil

Bisnisia.id | Aceh Barat - Kepala Badan Pengelola Migas...

Stok Beras di Gudang Bulog Aceh 118.000 Ton

Provinsi Aceh mencatat surplus beras dengan total stok mencapai...