Pengembangan sumber energi terbarukan saat ini telah menjadi fenomena yang mendapatkan perhatian yang sangat besar. Fenomena ini melibatkan perubahan signifikan dalam cara dunia memproduksi dan mengonsumsi energi.
Aceh menjadi daerah yang strategis dalam pengembangan sumber energi terbarukan saat ini, karena memiliki potensi besar dalam cadangan blue ammonia.
PT Perta Arun Gas (PAG) telah menjalin perjanjian kerja sama pengembangan (development cooperation agreement atau DCA) dengan Aslan Energy Capital (AEC) Pte Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura. Kerja sama ini terfokus pada pembangunan, pengembangan, dan pengoperasian fasilitas pemrosesan blue ammonia di Kawasan Ekonomi Khusus Lhokseumawe (KEKAL).
Melalui perjanjian ini, PT Perta Arun Gas dan Aslan Energy Capital akan bekerja bersama untuk mengembangkan fasilitas yang dapat memproses blue ammonia, suatu bentuk amonia yang dihasilkan melalui proses yang berkelanjutan dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida.
President Director PT Perta Arun Gas, Bara Ilmarosa, menyampaikan bahwa kapasitas produksi blue ammonia direncanakan akan menghasilkan sebesar 600.000 ton per tahun.
“Pengembangan blue ammonia ini merupakan pertama di Asia dalam skala yang besar, serta didukung oleh carbon capture and storage (CCS) lokal yang memanfaatkan reservoir Arun,” ujar Bara dalam keterangan tertulis, Rabu (30/08/2023).
Lebih lanjut, Bara menyampaikan bahwa proyek ini direncanakan akan diproduksi pada pertengahan Tahun 2028.
Dalam konteks ini, Aceh memiliki peluang luar biasa untuk berperan aktif dalam transisi global menuju energi berkelanjutan. Kehadiran potensi cadangan blue ammonia menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan upaya ini. Fasilitas pemrosesan blue ammonia yang direncanakan di KEKAL akan memberikan dampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan mendukung diversifikasi sumber energi.
Pengembangan kerja sama antara PAG dan AEC mencerminkan komitmen untuk mendorong implementasi teknologi energi terbarukan yang inovatif di wilayah tersebut. Ini juga sejalan dengan visi PAG untuk menjadi pusat distribusi LNG kelas dunia dan menjadi pemain utama dalam industri gas dan energi.
Dengan dukungan perjanjian DCA ini, harapannya Aceh dapat semakin berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim melalui pengembangan sumber energi berkelanjutan.
Pengembangan sumber energi terbarukan saat ini juga didorong oleh kesadaran akan dampak negatif sumber energi fosil terhadap lingkungan, ketersediaan sumber daya alam yang terbatas, serta perubahan iklim.