BISNISIA.ID | Banda Aceh – Mantan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, turut ambil bagian dalam aksi penanaman mangrove yang berlangsung di pesisir Lampulo, Banda Aceh.
Aksi ini diinisiasi oleh komunitas TurunTangan Aceh dan melibatkan puluhan pemuda lokal yang memiliki semangat tinggi untuk menjaga lingkungan.
Dalam kegiatan ini, Thomas Lembong menyampaikan pesan penting mengenai urgensi menjaga lingkungan, terutama dalam menghadapi ancaman tsunami dan krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Ia menekankan bahwa penanaman mangrove tidak hanya berfungsi untuk mencegah abrasi dan erosi pantai, tetapi juga memainkan peran penting dalam mengurangi dampak tsunami yang berpotensi melanda Aceh—kawasan yang pernah merasakan bencana dahsyat pada tahun 2004.
“Penanaman mangrove sangatlah vital. Tanaman ini memiliki fungsi ekologis yang luar biasa, seperti menyerap emisi karbon, menahan laju angin kencang, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies laut. Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan penanaman mangrove ini. Upaya seperti ini sangat penting, tidak hanya untuk mengurangi risiko bencana alam seperti tsunami, tetapi juga untuk menanggulangi krisis iklim yang dapat mengancam kelangsungan hidup umat manusia. Selain itu, kegiatan ini juga menanamkan kepedulian masyarakat, terutama generasi muda, terhadap alam,” ungkapnya.
Di tengah suasana penuh semangat, Thomas Lembong juga memberikan dorongan kepada para pemuda Aceh yang terlibat.
Ia mengajak mereka untuk selalu berkontribusi terhadap lingkungan, apapun bentuknya, sebagai bagian dari perjalanan mencapai cita-cita yang lebih besar.
“Mulailah dari apa yang bisa dilakukan sekarang. Setiap sumbangsih kecil dalam kegiatan seperti ini akan menambah pengetahuan dan membangun kapasitas diri, yang nantinya akan membawa Anda ke tujuan yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Koordinator TurunTangan Aceh, Syarifah Zahra Salsabila, menjelaskan bahwa aksi penanaman mangrove ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak muda Aceh akan pentingnya menjaga ekosistem pantai dan lingkungan sekitar.
“Kegiatan ini menjadi ajang partisipasi dan kolaborasi antar pemuda Aceh. Selain itu, pengalaman ini membuat mereka lebih melek terhadap isu-isu lingkungan dan memberikan kesempatan untuk langsung terlibat dalam upaya pelestarian alam,” tuturnya.
Syarifah Zahra juga berharap, melalui kegiatan ini, generasi muda Aceh dapat mengambil peran yang lebih aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Komunitas TurunTangan Aceh sendiri memiliki berbagai program lain yang berfokus pada isu-isu lingkungan dan pengembangan masyarakat.
Penanaman mangrove di Lampulo ini bukan sekadar simbolik, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan dalam menghadapi ancaman krisis iklim dan dampak perubahan cuaca ekstrem di Aceh.
Mangrove, sebagai benteng alami, telah terbukti mampu mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam, sekaligus berkontribusi pada penyerapan emisi karbon yang menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global.
“Dengan berkolaborasi dan turun langsung ke lapangan, kita bisa membangun kesadaran kolektif bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan berdampak besar bagi masa depan lingkungan dan keberlanjutan hidup manusia,” pungkas Syarifah Zahra.
Aksi penanaman mangrove ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lebih banyak pemuda Aceh untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan.
Dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin mendesak, peran aktif generasi muda menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.