Bisniskita.id | Banda Aceh – Inflasi Provinsi Aceh pada Juli 2023, dilihat dari gabungan 3 Kota IHK di Provinsi Aceh mencatatkan inflasi sebesar 0,19% (mtm) atau 2,02% (yoy).
Dengan realisasi inflasi tersebut, Aceh menjadi provinsi dengan inflasi terendah ke-3 se-Sumatera.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P di salah satu Cafe di Banda Aceh, Selasa (30/8/2023).
Rony mengatakan, perekonomian Sumatera pada triwulan II-2023 tumbuh sebesar 4,90% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I-2023 yang tumbuh sebesar 4,78% (yoy).
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi terjadi hampir di seluruh provinsi di Indonesia kecuali Aceh, Kepulauan Riau, Jambi, dan Lampung.
Secara spasial, perlambatan perekonomian Provinsi Aceh dipengaruhi oleh penurunan kinerja pada sektor pertambangan.
Sejalan dengan itu, melemahnya harga komoditas global juga menjadi salah satu faktor melambatnya perdagangan luar negeri di sektor pertambangan.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di Sumatera Selatan (5,24%), Riau (4,88%), dan Sumatera Utara (5,19%).
Dalam hal ini, Inflasi Gabungan Kota (IHK) di Provinsi Aceh terus menunjukkan perbaikan dan diperkirakan akan terus berada pada angka target inflasi nasional 3±1% sepanjang tahun 2023.
“Hal ini didorong oleh kolaborasi dan koordinasi antar anggota TPID di Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Aceh,” ujarnya.
Rony mengatakan bahwa dilihat dari komoditas penyumbang inflasi di Provinsi Aceh, 5 komoditas utama pada bulan Juli 2023 berasal dari komoditas Cabai Merah (0,16%), Angkutan Udara (0,08%), Beras (0,04%), Kentang (0,03%), dan Ikan Tuna (0,02%).
Secara tahunan, 5 komoditas utama berasal dari komoditas Bensin (0,81%), Beras (0,41%), Rokok Kretek (0,30%), Daging Ayam (0,19%), dan Sewa Rumah (0,13%).