Menghadapi Ketidakpastian, Perjuangan Mahfud Budidaya Kepiting Soka

BISNISIA.ID|BANDA ACEH- Sore itu, di tengah barisan keramba yang mengapung rapi di perairan Gampong Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Mahfud tampak sibuk dengan rutinitas hariannya. Di bawah sinar matahari yang mulai redup, pemuda berusia 27 tahun ini memeriksa satu per satu kepiting soka dalam keramba, memilah yang masih hidup dan yang mati. Sebuah senter kecil terpasang di kepalanya, membantu menerangi saat ia mengawasi tangkapan-tangkapan kecil yang harus ia urus dengan saksama.

Mahfud adalah tangan kanan pamannya dalam mengelola bisnis budidaya kepiting soka. Setiap hari, ia memeriksa satu per satu keramba dan memastikan bahwa kepiting-kepiting dalam kondisi sehat dan layak panen. Usaha ini dimulai dari sang paman, yang sejak beberapa tahun terakhir mencoba peruntungan dalam budidaya kepiting soka di Lamkuweuh, daerah yang terkenal dengan perairannya yang kaya akan berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya. Di balik rutinitas yang tampak biasa, terdapat kisah perjuangan yang tak kenal lelah, bertahan di tengah berbagai tantangan yang kadang datang tanpa terduga.

Baca juga:  Pendapatan dari Sektor Pertambangan Aceh Capai Rp1,58 Triliun dalam Lima Tahun
AKM09722
Mahfud dengan teliti memeriksa keramba kepiting soka di perairan Lamkuweuh, Banda Aceh. Setiap keramba diinspeksi untuk memastikan kondisi kepiting tetap optimal dan siap panen. Sabtu (2/11/2024). foto Akramul Muslim/Bisnisia.id

Mahfud mengakui, budidaya kepiting soka tidak selalu mendatangkan hasil yang memuaskan. “Kali ini hasil panen tidak terlalu banyak,†ujarnya sambil memeriksa keramba di depan mata. Hasil panen kepiting soka bergantung pada banyak faktor, termasuk bibit yang dipilih, kondisi air, dan cuaca. Saat ditemui di lokasi budidaya, Mahfud menjelaskan bahwa panen kali ini tidak sebanyak sebelumnya, yang bisa mencapai sehari 10 kilo  kepiting siap jual.

Usaha ini memiliki empat bagan keranjang budidaya, dengan masing-masing bagan terdiri dari sekitar 70 keranjang. Setiap keranjang adalah ‘rumah’ bagi kepiting soka yang dibesarkan hingga mencapai ukuran yang layak jual. “Pada panen lalu, sekiranya bisa dapat satu ember cat penuh,†kata Mahfud. Sabtu 2 November 2024.  Namun, panen kali ini tidak sesuai harapan, meskipun kerja keras dan waktu yang diinvestasikan tetap sama.

Bagi Mahfud dan pamannya, ketidakpastian ini sudah menjadi bagian dari perjalanan usaha. “Budidaya kepiting memang penuh tantangan, tergantung pada bibit yang kami sediakan,†tambah Mahfud sambil menatap keramba yang terhubung satu sama lain. Tak semua bibit dapat tumbuh dengan baik, dan sebagian mungkin mengalami kematian sebelum mencapai ukuran yang layak untuk dijual.

Baca juga:  Pertamina Jadi Pemain Utama Kredit Karbon Indonesia, Kuasai 93% Pangsa Pasar
AKM09735
Mahfud memeriksa keramba budidaya kepiting soka di perairan Gampong Lamkuweuh, Banda Aceh. Dengan teliti, ia memastikan setiap keramba dalam kondisi baik, di tengah tantangan budidaya yang memerlukan perhatian khusus, seperti kualitas air dan cuaca. Sabtu (2/11/2024). foto Akramul Muslim/Bisnisia.id

Dengan harga bibit yang mencapai 35 ribu rupiah per ekor, investasi awal dalam budidaya kepiting soka tergolong tidak murah. Selain itu, Mahfud menjelaskan, setiap kepiting membutuhkan perawatan intensif, terutama dalam hal pengaturan kualitas air dan pemberian pakan yang sesuai. Perawatan tersebut memerlukan biaya tambahan, yang jika digabungkan dengan harga bibit, membuat usaha ini membutuhkan modal yang cukup besar.

Namun, di balik tantangan modal, keuntungan dari budidaya kepiting soka dapat menarik. Saat mencapai ukuran ideal, kepiting soka dijual dengan harga sekitar 110 ribu rupiah per kilogram. Meski harga jual ini terbilang baik, pengelola budidaya tetap harus cermat dalam mengatur modal agar tetap seimbang dengan hasil panen yang diharapkan.

“Kepiting soka ini banyak diminati karena teksturnya yang lembut dan cita rasanya yang khas,†ujar Mahfud. Menurutnya, kepiting soka memiliki pasar yang cukup luas, mulai dari pasar lokal hingga luar daerah, dan permintaannya relatif stabil. Namun, harga bibit yang tinggi dan risiko kematian kepiting di dalam keramba membuat keuntungan menjadi tidak selalu sebanding dengan investasi yang dikeluarkan.

Baca juga:  Krisis Ekonomi, 9 Juta Orang Kelas Menengah Jatuh Miskin

Mahfud dan pamannya bukan satu-satunya yang bertahan dalam bisnis budidaya kepiting soka di Lamkuweuh. Banyak keluarga lain di sekitar daerah ini yang juga menggantungkan hidup dari hasil laut. Di tengah persaingan, Mahfud mengandalkan kerja keras, kesabaran, dan ketelitian untuk menghasilkan panen terbaik.

Ke depan, Mahfud berharap dapat memperluas usaha ini bersama pamannya. Mereka berencana menambah jumlah keramba dan memperbaiki fasilitas budidaya agar kepiting-kepiting yang dihasilkan bisa lebih berkualitas. Selain itu, Mahfud berkeinginan untuk mengembangkan pemasaran hingga ke pasar yang lebih luas, dengan harapan agar usaha ini semakin berkelanjutan dan mampu memberikan hasil yang lebih baik bagi keluarganya.

Bagi Mahfud, budidaya kepiting soka bukan sekadar mata pencaharian, tetapi juga tanggung jawab moral terhadap keluarga dan alam. “Ini usaha keluarga, dan saya ingin agar bisa terus berjalan,†katanya dengan penuh harap.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Uji Coba EWS Digital Perdana di Aceh, Wamen Nezar Patria Harap Jadi Role Model di Indonesia

Bisniskita.id | Banda Aceh - Kementerian Komunikasi dan Informatika...

Investasi Sektor Ekonomi Restoratif Tingkatkan Lapangan Kerja hingga 14%

Bisnisia.id | Jakarta – Indonesia sedang menghadapi eksploitasi sumber daya...

Pemerintah Aceh Raih Stan Terbaik pada Road Show Bus KPK

Bisniskita.id | Banda Aceh - Stan pameran Pemerintah Aceh...

Syech Fadhil Jenguk Abu Madinah yang Dirawat di RSUZA Banda Aceh

BANDA ACEH - Calon wakil gubernur Aceh, HM Fadhil...

Ekonomi Aceh Triwulan III Tahun 2024 Tumbuh 5,17 Persen, PON Jadi Pendorong

Bisnisia.id | Banda Aceh - Perekonomian Aceh mencatat pertumbuhan...

Ekspor Perdana, Indonesia Kirim 42 Ton Pakan dan 8 Juta Benur Udang ke Brunei

Bisnisia.id | Jakarta - Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan...

Indonesia Tingkatkan Kebijakan Industri Hijau dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Bisniskita.id | Jakarta – Kementerian Perindustrian gencar meningkatkan daya saing...

Halo Para Fresh Graduate, Peluang Magang di Bio Farma Dibuka! Buruan Daftar

Bio Farma Group kembali membuka kesempatan bagi para fresh...

Menyaksikan Pilihan Penyandang Disabilitas di Momen Pilkada Aceh 2024

Bisnisia.id | Banda Aceh – Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara...

Satgas Pangan Polri Lakukan Pengawasan Jaga Stabilitas Harga Beras

Bisniskita.id | Banda Aceh - Satuan Tugas (Satgas) Pangan...

Al Nassr Hancurkan Al Hazm 5-1, Ronaldo Cetak Gol ke-850

Al Nassr meraih kemenangan besar saat bertandang ke markas...

Dewan Energi Mahasiswa Aceh Dilantik, Siap Memimpin Perubahan Energi di Aceh

BISNISIA.ID | Banda Aceh - Dewan Energi Mahasiswa (DEM)...

Iswanto Inginkan Siswa Aceh Besar Unggul Akademik dan Berkarakter Mulia

Bisnisia.id | Aceh Besar - Penjabat (Pj) Bupati Aceh...

Jajaki Carbon Trading, USK-Malaysia Sepakati MoU

Bisniskita.id | Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala (USK)...

Optimalkan PMN 2024, Hutama Karya Lanjutkan Pembuatan Jalan Tol Trans Sumatera

BISNISKITA.ID | JAKARTA – Selama satu dekade terakhir, PT...

Carbon Capture Storage, Masa Depan Potensi Ekonomi Hijau

Bisniskita.id | Jakarta - Dengan komitmen yang kuat untuk...

26 SKPA Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2024 

Bisnisia.id | BANDA ACEH -- Sebanyak 26 Satuan Kerja...

TM Nurlif: Kita Butuh Pemimpin yang Mendengar Harapan Rakyat

Bisnisia.id | Aceh Selatan-  Ketua Tim Koalisi Pemenangan Bustami...

Dominasi Investasi Tiongkok di Aceh, Tiga Tahun Capai Rp4,24 Triliun

Bisnisia.id | Banda Aceh – Realisasi investasi dari Republik...

Industri Kelapa Sawit Dorong Hilirisasi dan Dukung Net Zero Emission di Indonesia

Bisnisia.id | Jakarta – Industri kelapa sawit menjadi prioritas dalam program...