Industri otomotif telah memasuki tahap penting dalam pergeseran menuju penggunaan energi terbarukan. Pandangan ini diungkapkan oleh Yannes Martinus Pasaribu, seorang pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Yannes menegaskan bahwa sektor otomotif memiliki relevansi besar dalam mengadopsi sumber energi terbarukan.
“Pemanfaatan energi terbarukan dalam industri otomotif adalah langkah sangat relevan yang sedang digencarkan saat ini. Industri otomotif saat ini sedang bertransformasi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan berkinerja tinggi,” kata Yannes seperti dilansir dari Antaranews.com
Di era mobilitas berkelanjutan, kendaraan listrik memainkan peran penting. Mereka bergantung pada sumber energi terbarukan untuk mengisi daya baterai. Yannes melihat peluang besar dalam memanfaatkan energi terbarukan seperti air atau surya dalam proses produksi listrik yang diperlukan oleh baterai kendaraan listrik. Langkah ini akan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Salah satu poin yang diungkapkan oleh Yannes adalah dampak positif dari penggunaan energi terbarukan dalam menghasilkan listrik. Ia menyoroti bahwa sumber listrik dari pembangkit listrik tenaga uap batu bara, yang dikenal sebagai sumber polusi, dapat dikurangi hingga 61 persen dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Yannes juga menjelaskan bahwa untuk mewujudkan penerapan energi terbarukan, perlu ada langkah-langkah transisi jangka panjang. Salah satu contoh yang disebutkannya adalah mengurangi kapasitas pembangkit listrik tenaga uap batu bara secara bertahap dan menggantinya dengan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan panas bumi.
Namun, Yannes mengakui bahwa implementasi strategi ini bukanlah hal yang mudah. Langkah ini memerlukan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dia juga menekankan bahwa dalam menggantikan sumber energi batu bara, akan ada tantangan politik yang rumit, terutama dalam hal renegosiasi dengan investor asing.
Pentingnya penerapan energi terbarukan juga disorot oleh Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD tahun 2023. Presiden menyoroti potensi ekonomi hijau dan hilirisasi melalui energi terbarukan sebagai peluang bagi Indonesia. Ia mengakui kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara, termasuk sumber energi baru dan terbarukan.
Selain itu, pemerintah juga menempatkan industri otomotif sebagai salah satu sektor prioritas dalam rencana pembangunan “Making Indonesia 4.0”. Kementerian Perindustrian menjelaskan bahwa industri otomotif telah memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional. Data menunjukkan pertumbuhan sektor otomotif sebesar 9,66 persen pada kuartal II tahun 2023, dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.
Untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif yang berdaya saing, Kementerian Perindustrian menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Salah satu upaya untuk menghadapi transformasi teknologi adalah melalui pendidikan vokasi di bidang industri otomotif, seperti yang ditawarkan oleh Politeknik STMI Jakarta.
Sementara itu, Toyota sebagai salah satu pelaku utama dalam industri otomotif Indonesia juga bergerak maju dalam menjawab tantangan masa depan. Perusahaan ini telah melibatkan diri dalam ekspor kendaraan elektrifikasi dan mengembangkan teknologi industri 4.0. Peningkatan produksi dan ekspor kendaraan hybrid serta investasi dalam teknologi menjadi fokus Toyota dalam menghadapi perubahan industri otomotif global.
Dengan pandangan optimis terhadap penerapan energi terbarukan dalam industri otomotif dan langkah-langkah konkret yang diambil oleh berbagai pihak, Indonesia semakin mendekati visi mobilitas berkelanjutan dan ekonomi yang lebih hijau.