BisnisKita.id- Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menyelenggarakan program Net Zero Incubator sebagai bentuk dukungan otoritas atas pengembangan bursa karbon di Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan, net zero incubator dilaksanakan untuk meningkatkan pembangunan kapasitas (capacity building) para emiten dalam menyusun peta jalan pengurangan emisi karbon (net zero roadmap).
“Sekitar 90 perusahaan tercatat akan kami undang untuk mengikuti inkubator batch pertama, sekitar bulan Agustus, sehingga bisa selesai di bulan November,” kata Jeffrey dikutip Minggu (21/7/2024).
Setelah mengikuti program Net Zero Incubator, perusahaan tercatat diharapkan dapat menyusun laporan berkelanjutan (sustainability report) dengan baik dan mampu menghitung jumlah emisi yang dihasilkan dari operasional masing-masing perusahaan. Jeffrey menyebut, saat ini belum semua perusahaan tercatat bisa menghitung jumlah emisinya sendiri.
“Melalui program ini emiten bisa menghitung sendiri, nanti ada beberapa knowledge partner yang kami ajak,” kata Jeffrey.
Sejak diluncurkan pertama kali pada tanggal 26 September 2023 hingga 28 Juni 2024, tercatat ada 67 perusahaan yang memperdagangkan karbon dengan volume 608.740 setara karbondioksida (tCO2e) dan nilai transaksi Rp36,79 miliar.
Nilai transaksi tersebut berasal 26,85 persen di pasar reguler, 22,87 persen di pasar negosiasi, 50,23 persen di pasar lelang, dan 0,05 persen di marketplace. Sumber :IDX Channel