Lahir di Cot Mane, Kabupaten Aceh Barat Daya, pada 22 Juni 1964, Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si, adalah sosok pemimpin yang tak hanya mendedikasikan dirinya pada dunia akademik, tetapi juga pada pengembangan ekonomi kerakyatan. Jejak karier dan kiprahnya mencerminkan semangat pengabdian yang tak pernah padam, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam dunia pendidikan di Aceh.
Sejak muda, Prof. Ishak Hasan telah menunjukkan ketertarikan pada bidang ekonomi kerakyatan, khususnya koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pendidikan formalnya dimulai dengan gelar Sarjana di bidang Pendidikan Ekonomi Koperasi dari Universitas Syiah Kuala (1981–1985).
Hasratnya untuk mendalami ekonomi koperasi membawanya melanjutkan studi S2 di Universitas Padjajaran dengan konsentrasi Koperasi dan Usaha Mikro (1992–1994). Puncak pendidikan formalnya diraih pada 2003, ketika ia menyelesaikan program Doktor di bidang Ilmu Ekonomi di universitas yang sama.
Baca juga: Universitas Teuku Umar Tumpuan Kemajuan Aceh Barat Selatan
Pada tahun 2023, ia dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu koperasi, sebuah pencapaian yang menegaskan dedikasinya terhadap pengembangan koperasi sebagai salah satu solusi untuk pembangunan ekonomi masyarakat.
Perjalanan karier Prof. Ishak dimulai ketika ia menjadi dosen di Universitas Syiah Kuala setelah menyelesaikan pendidikan S1 pada 1985. Karier akademiknya semakin berkembang setelah ia kembali dari pendidikan S2 dan S3.
Ia pernah menduduki berbagai posisi strategis, seperti Wakil Rektor I Bidang Akademik merangkap Dekan Fakultas Universitas Almuslim (2004-2008). Dekan Fakultas Ekonomi (2008-2010) di Universitas yang sama. Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan di Fisip Universitas Syiah Kuala (2010-2013) serta menjadi Konsultan Pendidikan BRR Aceh Jaya di Calang pada masa rekonstruksi pasca-tsunami tahun 2007.
Di Universitas Teuku Umar (UTU), kiprah Prof. Ishak semakin menonjol. Ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi UTU dan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan UTU selama dua periode (2015-2018)-(2019-2022), sebelum akhirnya terpilih sebagai Rektor untuk periode 2022–2026. Selain memiliki karier di bidang pendidikan beliau juga mengembangkan bisnis properti dikampung halamannya.
Pemikiran dan karya
Sebagai akademisi, Prof. Ishak Hasan aktif menulis dan melahirkan gagasan-gagasan inovatif seperti karya tulis ilmiah di bidang ekonomi, koperasi, dan UMKM. Pada akhir tahun 2024, ia meluncurkan tiga buku yang menjadi sumbangan penting bagi dunia pendidikan dan pengembangan ekonomi di Indonesia.
Buku-buku tersebut, yang diluncurkan melalui acara Peluncuran Buku Guru Besar Universitas Syiah Kuala, di antaranya Buku Pelibatan Organisasi Koperasi dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia, Buku Masa Depan Industri Kelapa Sawit Indonesia: Kajian Ekonomi dan Sosial, dan Buku Konsep Pembangunan Koperasi dan UMKM di Destinasi Ekowisata.
Selain itu masih ada buku-buku lain yang telah diterbitkan sebelumnya di antaranya; Koperasi Usaha Kecil Mikro: Bersama, Membantu dan Memakmurkan, Melintas Dalam Asap Konflik dan Puing Tsunami, Andai Lee Kuan Yew Di Istana Aceh dan Wira Usaha Akar Rumput: Boh Manok Medan dan Kupi Ulee Kareng yang telah dipublish tahun 2013.
Melalui karya-karya tersebut, Prof. Ishak menegaskan pentingnya keberlanjutan, inovasi, dan kolaborasi dalam membangun perekonomian berbasis kerakyatan.
Sebagai Rektor UTU, Prof. Ishak memiliki visi menjadikan universitas ini sebagai pusat keunggulan di bidang agro dan marine industry, berbasis sumber daya manusia unggul. Filosofinya tentang kehidupan terinspirasi oleh tokoh-tokoh besar seperti Jack Ma dan Ratan Tata, yang mengajarkan pentingnya memberikan nilai dan kontribusi nyata kepada masyarakat.
“Kita dihargai orang karena kita memiliki nilai. Nilai itu muncul karena kita berguna,” ungkapnya.
Di bawah kepemimpinannya, UTU telah meluncurkan sejumlah program studi baru yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti bisnis digital, peternakan, dan kesehatan keselamatan kerja.
Selain itu, ia memimpin pengembangan program pascasarjana seperti magister ekonomi pembangunan, magister sosiologi, dan magister perikanan. Tak berhenti di situ, Prof. Ishak juga berambisi membuka program studi kedokteran dan berbagai program studi berbasis agro dan maritim.
Melalui perjalanan hidupnya, Prof. Ishak Hasan menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk terus belajar dan berinovasi. Ia kerap menekankan pentingnya literasi sebagai kunci membuka wawasan.
“Pendidikan sangat penting melalui membaca dan menulis, dua hal ini merupakan pengikat ilmu dan memperluas wawasan. Dengan pengetahuan, kita bisa hidup di dunia multikultur dan menjadi masyarakat modern,” pesannya.
Prof Ishak Hasan menjadikannya figur pemimpin yang tak hanya membangun universitas, tetapi juga memajukan masyarakat melalui pendidikan dan ekonomi. Perjalanan hidupnya adalah teladan bahwa kerja keras dan semangat pengabdian dapat membawa perubahan besar bagi banyak orang.