Budiman Sudjatmiko, seorang kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), bersedia menerima pemecatan jika ini berarti mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Jika partai menganggap dukungannya terhadap Prabowo sebagai kesalahan, Budiman siap menerima konsekuensi pemecatan tersebut.
Budiman menuturkan merasa sangat sedih apabila status keanggotaannya di PDPI dicabut karena perbedaan pilihan politik.
Namun, Budiman Sudjatmiko juga berharap agar PDI-P tidak memberikan sanksi berat seperti pemecatan atas dukungannya kepada Prabowo. Dia meyakini bahwa dukungannya kepada Prabowo dapat membuka jalan untuk afiliasi strategis antara PDI-P dan Gerindra.
Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra, dinilai sebagai sosok strategis yang mampu menggantikan kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang akan berakhir pada tahun mendatang.
Budiman Sudjatmiko sendiri adalah seorang politikus dan aktivis Indonesia yang memiliki peran penting dalam gerakan mahasiswa dan politik di Indonesia.
Lahir pada 20 November 1967 di Surakarta, Jawa Tengah, Budiman juga dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam gerakan reformasi tahun 1998. Selain keterlibatannya dalam politik, dia juga memiliki latar belakang pendidikan dan intelektual yang kuat, dengan gelar Sarjana Ekonomi dan gelar Master dalam Ilmu Sosial dari Universitas Indonesia.
Budiman telah terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan advokasi terkait isu sosial dan politik di Indonesia. Dia merupakan sosok yang memiliki pengaruh dalam ranah politik Indonesia.
Budiman sangat mengidolakan Soekarno. Bagi dia, Bung Karno merupakan seorang guru untuk mempelajari lintas ilmu secara saintifik yang filosofis dan sesuai dengan ruang waktu sejarahnya.
Ini tak lain karena sosok ‘Bung Besar’ kita ini telah mulai merintisnya sejak usia 20 tahun, Dapat dilihat dari basis keilmuannya belajar di arsitektur, menulis tentang filsafat, ekonomi, sejarah dan politik.