MaTA: Korupsi di Aceh Rugikan Negara Hingga Rp 750 Miliar Per Tahun

Bisnisia.id | Banda Aceh – Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian mengungkapkan bahwa praktik korupsi di Aceh dalam dekade terakhir telah menyebabkan kerugian negara yang signifikan.

Berdasarkan hasil pemantauan MaTA, kerugian tersebut rata-rata mencapai Rp 500 miliar hingga Rp 750 miliar per tahun.

Angka tersebut setara dengan biaya pembangunan sekitar 9.000 rumah bagi kaum duafa di Aceh atau hampir mendekati satu tahun anggaran program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), yang saat ini mencapai Rp 850 miliar per tahun.

Menurut Alfian, data ini diperoleh dari audit kerugian negara yang dilakukan penegak hukum.

“Kasus-kasus yang kami monitoring adalah yang sudah ditetapkan status tersangka oleh kepolisian atau kejaksaan. Angka ini bukan estimasi, tetapi perhitungan kerugian negara yang diminta oleh penyidik,” ujarnya kepada Bisnisia.id, Senin (18/11/2024).

Baca juga:  Defisit Perdagangan Aceh Januari 2025 Membengkak akibat Penurunan Ekspor dan Lonjakan Impor

Alfian menjelaskan bahwa sektor pengadaan barang dan jasa merupakan area dengan potensi korupsi tertinggi di Aceh. Kasus yang ditemukan meliputi pembangunan fisik dengan kualitas buruk hingga pembangunan fiktif.

“Masalah terbesar tidak hanya kualitas pembangunannya, tetapi juga praktik commitment fee yang masih marak terjadi,” kata Alfian.

Selain itu, dana desa yang dikelola di tingkat gampong juga menjadi sorotan. Banyak kepala desa terlibat dalam kasus korupsi karena lemahnya pengawasan dan sistem pengelolaan anggaran.

“Dana desa, yang sudah masuk tahun ke-9, seharusnya membawa manfaat besar, tetapi malah sering menjadi celah korupsi,” tambahnya.

Baca juga:  Tak Sekadar Kuliah, Mahasiswa FEBI UIN Ar-Raniry Ditempa Jadi Pengusaha

MaTA menekankan pentingnya membangun sistem pencegahan yang komprehensif, mulai dari perencanaan hingga penganggaran.

“Korupsi hari ini tidak hanya terjadi pada tahap pelaksanaan, tetapi sudah muncul sejak perencanaan. Tanpa sistem yang kuat, penyalahgunaan wewenang akan terus terjadi,” jelas Alfian.

Ia juga mengingatkan bahwa Aceh, sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai syariat Islam, harus memberikan contoh dalam tata kelola yang bersih.

“Ironisnya, tindak pidana korupsi di Aceh justru meningkat, meskipun kita sering berbicara soal nilai-nilai syariat Islam,” katanya.

Alfian berharap pemerintah Aceh segera merespons masalah ini dengan serius, tanpa menunggu pergantian kepala daerah.

Baca juga:  Pemkab Aceh Besar Ambil Langkah Cepat Cegah Penyebaran PMK di Pasar Hewan Sibreh

Ia menilai upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang aktif memantau Aceh sudah baik, namun ia menekankan bahwa inisiatif utama untuk pencegahan korupsi harus datang dari pemerintah daerah sendiri.

“Sistem anti-korupsi harus menjadi fondasi dalam tata kelola pemerintahan. Jika tidak ada langkah nyata, potensi penyimpangan akan terus meningkat, dan kesejahteraan masyarakat Aceh akan semakin jauh dari harapan,” tutup Alfian.

MaTA berkomitmen untuk terus memantau dan melaporkan kondisi korupsi di Aceh setiap tahun, guna mendorong transparansi dan akuntabilitas di semua lini pemerintahan.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Harga Referensi CPO Melemah, Biji Kakao Menguat pada Januari 2025

Bisnisia.id | Jakarta - Harga Referensi (HR) minyak kelapa...

Refleksi 6 Tahun PT PEMA: Perkuat Sinergi, Teguhkan Komitmen Bangun Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - PT Pembangunan Aceh (PEMA)...

Pemerintah Aceh Umumkan Calon Penerima Rumah Layak Huni

  Bisnisia.id | Banda Aceh- Pemerintah Aceh melalui Dinas Perumahan...

iPhone 16 Resmi Dijual di Indonesia, Antusiasme Konsumen Tinggi

Jakarta – Apple resmi meluncurkan iPhone 16 series di...

Banda Aceh di Bawah Aminullah Usman, Penduduk Miskin Bertambah

Bisnisia.id | Banda Aceh - Capaian kinerja Aminullah Usman selama...

Perempuan Memimpin Upaya Konservasi di Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Perempuan memainkan peran strategis...

Kadin Aceh: Sawit Tanpa ISPO Berisiko Dicap “Black Market”

Bisnisia.id | Banda Aceh - Kelapa sawit tanpa sertifikasi...

Masa Depan Migas Aceh di Bawah Komando Nasri

Bisnisia.id | Banda Aceh – Menteri Energi dan Sumber...

Indonesia Tolak Tawaran Investasi Rp 1,5 Triliun dari Apple

Bisnisia.id | Jakarta - Pemerintah Indonesia menolak proposal investasi...

Benarkah Mubadala Cabut dari Block Migas Aceh?

BISNISIA.ID - Perusahaan migas asal Uni Emirat Arab, Mubadala...

Ini Daftar 173 Pinjol Ilegal yang Sudah Diblokir

Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal atau Satgas PASTI...

Industri Indonesia Didorong Berpihak pada Lingkungan untuk Tingkatkan Daya Saing

BISNISIA.ID | Jakarta - Perubahan iklim yang semakin ekstrem...

Industri Otomotif Didorong Adopsi Energi Terbarukan

Industri otomotif telah memasuki tahap penting dalam pergeseran menuju...

Genita dan Duta Anti Narkoba Ajak Siswa SMA Banda Aceh Jauhi Rokok

Bisnisia.id | Banda Aceh – Dewan Perwakilan Remaja (DPRemaja)...

Tahun 2025, Aceh Dapat Rp 453 Miliar PAD dari Pajak Rokok

Bisnisia.id | Banda Aceh - Kementerian Keuangan telah menetapkan...

Peluang Bisnis, Yuk Ikut Pelatihan Pembuatan Pizza dan Makaroni

Bisnisia.ID | Banda Aceh – Dalam upaya meningkatkan inklusi...

Investasi Meningkat Signifikan pada Triwulan II 2024

Bisnisia.id | Jakarta – Menjelang akhir masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo,...