Bisnisia.id | Banda Aceh – Capaian kinerja Aminullah Usman selama memimpin Kota Banda Aceh tidak terlalu mentereng. Lima tahun memimpin ibu kota provinsi 2017 hingga 2022 jumlah penduduk miskin justru bertambah.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ‘Banda Aceh Dalam Angka 2023’ disebutkan pada saat mula Aminullah dilantik sebagai walikota, tahun 2017 jumlah penduduk miskin 19,23 ribu jiwa atau 7,44 persen. Sempat turun menjadi 19,13 ribu jiwa atau 7,25 persen pada 2018, tetapi kembali menjadi 19,42 ribu atau 7,22 persen pada 2019. Ketika dia meninggalkan jabatan tahun 2022, jumlah penduduk miskin di Banda Aceh sebanyak 19,90 ribu jiwa.
Aminullah Usman memenangkan pertarungan pada Pilkada Banda Aceh 2017. Aminullah berpasangan dengan Zainal Arifin sedangkan lawannya adalah Illiza Sa’aduddin Djamal-Farid Nyak Umar. Aminullah unggul dengan perolehan suara 63.087 suara atau 63,87 persen, sedangkan Illiza hanya meraup 31.366 suara atau 33,21 persen.
Saat itu Aminullah – Zainal disokong oleh Nasdem, PAN, Golkar, Gerindra, PKB, dan PBB. Sedangkan Illiza-Farid diusung oleh Demokrat, Partai Aceh, PKS, PPP, PDA, PKPI, Hanura, dan PDI-P.
Berikut data kemiskinan di Banda Aceh selama Aminullah Usman dan Zainal Arifin menjabat:
* 2017: 19,23 ribu (7,44%)
* 2018: 19,13 ribu (7,25%)
* 2019: 19,42 ribu (7,22%)
* 2020: 18,97 ribu (6,90%)
* 2021: 20,95 ribu (7,61%)
* 2022: 19,90 ribu (7,13%)
Kenaikan jumlah penduduk miskin yang paling mencolok terjadi pada tahun 2021, di mana jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 20,95 ribu (7,61%). Kenaikan ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor seperti pandemi Covid-19. Bahkan pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Banda Aceh sempat minus (-3,39 persen).

Meskipun terdapat penurunan dari tahun 2017 hingga 2020, yang menunjukkan upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan, lonjakan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa situasi tidak sepenuhnya terkendali. Di tahun 2022, jumlah penduduk miskin turun kembali menjadi 19,90 ribu (7,13%), menunjukkan adanya perbaikan, tetapi belum sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum lonjakan tersebut.
Bagaimana dengan angka pengangguran?
Jika merujuk pada data yang dirilis BPS, pada tahun 2017 saat Aminullah menjalankan pemerintahannya angka pengangguran berada pada 7,75 persen. Selama lima tahun dia memimpin angka pengangguran fluktuatif. Namun ketika dia melepaskan jabatannya tahun 2022, angka pengangguran justru berada pada 8,62 persen.
Berikut data tingkat pengangguran terbuka di Banda Aceh selama Aminullah Usman dan Zainal Arifin menjabat:
* 2017 = 7,75 persen
* 2018 = 7,29 persen
* 2019 = 6,92 persen
* 2020 = 9,54 persen
* 2021 = 9,94 persen
* 2022 = 8,62 persen
Tingkat pengangguran terbuka di Banda Aceh dari tahun 2017 hingga 2022 selama kepemimpinan Walikota Aminullah Usman dan Wakil Walikota Zainal Arifin.

Setelah lima tahun dipercaya menjadi walikota, kini Aminullah kembali ingin merebut kembali kekuasaan itu. Pada Pilkada 2024, eks Direktur Utama Bank Aceh itu berpasangan dengan Isnaini Husda. Langkah Aminullah pada Pilkada kali ini tidak mudah, sebab dia harus bertarung dengan tiga calon lain yang memiliki ketokohan kuat yakni Irwan Djohan (eks anggota DPR Aceh), Illiza Sa’aduddin Djamal (eks Walikota Banda Aceh dan eks anggota DPR RI), dan Zainal Arifin (eks wakil Walikota Banda Aceh).