Bisnisia.id | Banda Aceh – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Bustami Hamzah atau yang akrab disapa Ombus bersama pasangannya, Fadhil Rahmi, menunjukkan komitmen kuat untuk membangun ekonomi Aceh yang lebih tangguh dan berdaya saing.
Melalui pendekatan pro-investasi dan program penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mereka menawarkan solusi yang komprehensif guna mengatasi tantangan ekonomi di Aceh, termasuk pengangguran dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Moharriadi, selaku Tim Pemenangan Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi, menegaskan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 1 ini sangat unggul dalam visi ekonomi.
Dengan dukungan koalisi partai nasional, mereka memiliki akses lebih luas dalam menjalin hubungan baik dengan pemerintah pusat, yang diharapkan bisa memperkuat dukungan kebijakan dan menarik investasi luar negeri ke Aceh.
“Kita butuh figur yang mampu memperjuangkan akses lebih besar ke investor nasional maupun internasional, dan Bustami memiliki kemampuan itu,” ujar Moharriadi.
Bustami Hamzah memfokuskan programnya pada pendekatan pro-investasi yang mencakup pemberian insentif pajak dan penyederhanaan regulasi yang dianggap menghambat investasi.
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif di Aceh, sehingga investor lebih tertarik untuk berinvestasi di daerah ini.
“Jika iklim investasi sehat, otomatis lapangan kerja akan terbuka, ini yang ingin dicapai oleh Bustami,” lanjut Moharriadi.
Bustami juga memandang infrastruktur sebagai aspek kunci untuk menarik investasi. Programnya mencakup pembangunan dan peningkatan infrastruktur penting, seperti jalan, pelabuhan, dan bandara, guna memudahkan aksesibilitas serta mendukung aktivitas ekonomi.
Infrastruktur ini tak hanya akan meningkatkan konektivitas tetapi juga menjadi daya tarik bagi investor yang ingin membangun pabrik atau pusat produksi di Aceh, terutama di sektor agribisnis, pariwisata, dan industri kecil menengah.
Bustami Hamzah juga menjadikan UMKM sebagai salah satu fokus utama, dengan program pelatihan, pemberian bantuan modal, dan pembukaan akses pasar.
Melalui program ini, Bustami bertekad meningkatkan kualitas produk lokal Aceh dan membuka peluang pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Program digitalisasi UMKM juga menjadi prioritas dengan memberikan pelatihan pemasaran online dan penggunaan teknologi keuangan, sehingga UMKM di Aceh mampu bersaing di era digital.
“Bustami akan menghadirkan solusi nyata bagi UMKM, bukan hanya sekadar bantuan modal, tetapi juga pelatihan dan akses yang lebih luas. Kami ingin melihat UMKM Aceh mampu berkembang dan bersaing, baik di pasar lokal maupun global,” ujar Moharriadi.
Selain fokus pada investasi dan UMKM, Bustami Hamzah juga berkomitmen mengatasi pengangguran dengan menggagas kerjasama antara sektor pendidikan dan industri.
Program magang yang terintegrasi dengan sektor swasta akan diluncurkan guna mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Hal ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran sekaligus menciptakan tenaga kerja yang siap pakai.
“Kerjasama dengan perguruan tinggi dan sekolah vokasi akan memberi efek positif, di mana lulusan tidak hanya memiliki teori, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh industri,” tambah Moharriadi.
Dalam visi Bustami Hamzah, ekonomi kreatif dan pariwisata juga memegang peranan penting. Dengan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya Aceh, ia akan memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata yang memiliki potensi besar untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Melalui program dana bergulir dan kemudahan akses kredit, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan kerajinan,
Bustami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat. Dengan kemudahan ini, UMKM di tingkat desa dapat berkembang tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bantuan pemerintah, yang diharapkan akan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan.
“Program ini benar-benar mencerminkan keberpihakan Bustami terhadap ekonomi rakyat, karena UMKM di tingkat desa akan mendapat dorongan kuat untuk berkembang secara mandiri,” terang Moharriadi.
Bustami Hamzah menawarkan sebuah pemerintahan yang berfokus pada kolaborasi antara ekonomi lokal dan pusat. Dengan jalinan komunikasi yang baik, ia optimis dapat membuka lebih banyak peluang investasi sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi lokal. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh secara signifikan.
Dengan program-program yang menyasar pada aspek fundamental ekonomi Aceh, Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi dinilai sebagai pasangan yang mampu menghadirkan perubahan nyata. Kombinasi antara program pro-investasi, pengembangan UMKM, infrastruktur, dan pelatihan kerja memberikan harapan besar bagi masyarakat Aceh yang menginginkan perubahan dalam sektor ekonomi.