Zakat kini menjadi salah satu Pendapatan Asli Aceh (PAA). Zakat menjadi salah satu tiang penopang pembangunan terutama untuk memperdayaan usaha ultra mikro dan santunan untuk para lansia yang mengalami kerentanan ekonomi.
Namun untuk masa jangka panjang, dapatkan zakat menjadi jalan membangun kemandirian ekonomi daerah?
Ketua Badan Baitul Mal Aceh (BMA), Mohammad Haikal, menjelaskan peran zakat sebagai instrumen penting dalam menurunkan angka kemiskinan di Aceh.
Dalam wawancaranya dengan Bisnisia.id pada Selasa (3/12/2024), Haikal menguraikan berbagai program, tantangan, serta strategi yang dilakukan BMA untuk memastikan zakat dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat miskin. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana Baitul Mal membantu menurunkan angka kemiskinan melalui zakat di Aceh?
“Peran kami sebagai lembaga intermediasi sangat strategis. Kami menghubungkan antara muzaki (pemberi zakat) dengan mustahiq (penerima zakat). Dalam proses ini, kami memastikan zakat dikelola sesuai prinsip syariah, dengan manajemen yang transparan dan akuntabel. Fokus kami adalah memastikan bahwa zakat yang diterima tepat sasaran, memberikan dampak nyata, dan bersifat berkelanjutan. Zakat dapat meningkatkan daya beli masyarakat miskin sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar dan mengakses peluang ekonomi.”
Apa saja kendala dalam pengelolaan zakat untuk pengentasan kemiskinan?
“Tantangan utama adalah literasi—baik literasi keuangan, literasi tentang zakat, maupun literasi regulasi. Kita tahu Aceh memiliki kekhususan dengan regulasi asimetris, termasuk menjadikan zakat sebagai bagian dari PAD (Pendapatan Asli Daerah). Tata kelolanya harus mengikuti keuangan negara yang ketat, tapi tetap fleksibel. Tantangan lainnya adalah kolaborasi yang belum optimal, meskipun sudah ada. Selain itu, IT sebagai tulang punggung sangat penting untuk mengintegrasikan data dari provinsi hingga desa. Tidak kalah penting adalah SDM, yang harus memiliki kapasitas dan kemampuan pelayanan yang baik.”
Seberapa besar dampak program zakat terhadap kesejahteraan masyarakat miskin?
“Ada program khusus untuk fakir uzur, yakni masyarakat berusia 70 tahun ke atas yang tidak memiliki keluarga atau penghasilan. Mereka diberikan bantuan bulanan agar tetap dapat melangsungkan hidupnya. Selain itu, ada bantuan untuk penderita penyakit kritis, seperti thalassemia dan cuci darah, yang membutuhkan biaya transportasi dan dukungan selama menjalani pengobatan. Saat ini, ada sekitar 400 penerima manfaat dari program fakir uzur. Selain itu, Baitul Mal juga memiliki 30-an program turunan zakat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.”
Apa peran program Bantuan Usaha Ultra Mikro dalam mendukung masyarakat miskin?
“Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat lapisan terbawah yang tidak memiliki akses permodalan ke lembaga komersial, seperti perbankan. Fokusnya adalah memberikan modal usaha berupa bantuan alat atau bahan usaha sederhana agar mereka dapat memulai atau mengembangkan usaha kecil-kecilan seperti membuat kue rumahan atau usaha kecil lainnya.”
Mengapa program ini penting dalam konteks pemberdayaan ekonomi?
“Karena banyak masyarakat yang tidak bankable, artinya mereka belum memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan. Bantuan ini menjadi solusi transisi agar mereka bisa menghasilkan pendapatan, membangun kemandirian ekonomi, dan suatu saat bisa mengakses lembaga keuangan formal seperti perbankan.”
Apa saja jenis bantuan yang diberikan dalam program ini?
“Bantuan yang diberikan beragam, tergantung kebutuhan. Misalnya, pembelian penggorengan, kompor, bahan baku usaha seperti tepung, atau barang investasi kecil seperti ganti ban gerobak. Intinya, bantuannya disesuaikan untuk menunjang usaha mikro yang mereka jalankan.”
Bagaimana memastikan dana bantuan digunakan dengan tepat?
“Tantangan utamanya adalah memastikan dana bantuan digunakan secara efektif. Pendampingan menjadi sangat penting, karena tanpa pendampingan sulit memastikan dana itu benar-benar digunakan untuk usaha produktif. Selain itu, partisipasi publik, termasuk peran Baitul Mal di tingkat desa, juga sangat dibutuhkan agar program ini lebih efektif.”
Apa strategi jangka panjang program zakat untuk mengurangi kemiskinan?
“Harapan kami, masyarakat yang telah menerima bantuan ini dapat berkembang secara ekonomi hingga suatu saat mereka mampu mengakses permodalan dari lembaga keuangan formal. Dengan begitu, program ini menjadi jembatan transisi menuju kemandirian ekonomi.”
Bagaimanakah kisah sukses dari penerima manfaat program zakat?
“Kisah sukses selalu kami dokumentasikan dan bisa diakses di kanal YouTube kami. Publikasi ini menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk memanfaatkan bantuan ini dengan baik. Kami ingin menunjukkan bahwa bantuan ini mampu mengubah kehidupan.”
Apa langkah konkret untuk meningkatkan efektivitas program zakat di masa depan?
“Salah satu strateginya adalah memperkuat peran Baitul Mal di tingkat desa. Dengan begitu, pengawasan dan pembinaan bisa lebih dekat dan efektif. Kami juga terus mendorong kemitraan dengan lembaga-lembaga lain, baik nasional maupun internasional, untuk mendukung program-program kami.”