Bisnisia.id | Dunia – Ribuan barista Starbucks melancarkan aksi mogok kerja sejak Jumat (21/12/2024), menuntut kenaikan upah dan perundingan dengan manajemen. Hingga saat ini, setidaknya 11.000 pekerja telah bergabung dalam aksi yang dimulai di Los Angeles, Chicago, dan Seattle. Aksi mogok ini diperkirakan akan terus meluas hingga ratusan toko terlibat, terutama menjelang Malam Natal, kecuali kesepakatan tercapai.
Mengutip laporan BBC, serikat pekerja Starbucks menyatakan aksi ini merupakan respons atas kegagalan manajemen untuk memenuhi permintaan dialog. “Aksi mogok adalah pilihan terakhir setelah permintaan kami tidak digubris,” kata Fatemeh Alhadjaboodi, seorang barista Starbucks asal Texas, dalam pernyataan yang dirilis oleh serikat pekerja.
Starbucks, yang dikenal sebagai jaringan kedai kopi terbesar di dunia, memiliki ribuan gerai di berbagai kota besar dan mendominasi perdagangan kopi global. Perusahaan ini didirikan pada 31 Maret 1971 di Seattle, Washington, oleh Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Siegl. Pada awalnya, Starbucks hanya menjual biji kopi panggang dan peralatan pembuatan kopi.
Transformasi besar Starbucks menjadi raksasa kedai kopi internasional terjadi ketika Howard Schultz bergabung dengan perusahaan pada 1982. Setelah membeli perusahaan pada 1987, Schultz mengarahkan Starbucks untuk membuka gerai di berbagai negara dan memperluas jangkauannya hingga menjadi ikon budaya global.
Aksi mogok ini menjadi momen penting bagi serikat pekerja Starbucks, yang menegaskan bahwa kesejahteraan karyawan harus menjadi prioritas utama perusahaan, terutama di tengah dominasi globalnya.