Program 3.000 Rumah, Cara Aceh Tekan Kemiskinan

Bisnisia.id | Banda Aceh – Pemerintah Provinsi Aceh terus berupaya menurunkan angka kemiskinan melalui program strategis, salah satunya pembangunan 3.000 rumah layak huni.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Aceh, Zulkifli, menyatakan bahwa program ini dirancang sebagai langkah besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, meski tantangan ekonomi masih menjadi kenyataan di lapangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perumahan memiliki pengaruh signifikan terhadap garis kemiskinan. Di daerah pedesaan, perumahan berkontribusi sebesar 5,76 persen terhadap garis kemiskinan, sedangkan di wilayah perkotaan kontribusinya mencapai 5,71 persen. Zulkifli menegaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah menangani kemiskinan ekstrem melalui penyediaan rumah layak huni, yang diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat kurang mampu sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka.

Gambar WhatsApp 2025 01 14 pukul 15.40.54 d293badc
Bank Aceh Peduli juga memberikan bantuan rumah layak huni kepada kaum dhuafa di Blangpidie, Aceh Barat Daya. Foto: Humas Bank Aceh

“Pembangunan 3.000 rumah layak huni ini bukan sekadar soal penyediaan tempat tinggal, tetapi juga bagian dari komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” jelas Zulkifli.

Selain penyediaan rumah, pemerintah Aceh juga memperkuat program subsidi industri dan bantuan sosial yang tepat sasaran. Bantuan sosial yang diarahkan ke wilayah pedesaan telah terbukti memiliki dampak signifikan dalam menurunkan angka kemiskinan di wilayah tersebut.

Baca juga:  Jelang Libur Nataru, Bandara Sultan Iskandar Muda Siap Sambut 33.000 Penumpang

Zulkifli menekankan pentingnya memanfaatkan momentum perbaikan kondisi ekonomi Aceh untuk memastikan program-program strategis ini berjalan optimal. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan di masyarakat.

“Kami ingin ketimpangan pendapatan terus menurun, namun dengan memastikan bahwa pendapatan masyarakat secara keseluruhan meningkat. Jangan sampai ketimpangan rendah justru karena pendapatan rata-rata masyarakat sama-sama rendah,” tambahnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Badan Pusat Statistik (BPS) atas data akurat yang telah menjadi landasan penting dalam perencanaan pembangunan. Menurut Zulkifli, data BPS menjadi kunci dalam merancang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2025-2029.

Gambar WhatsApp 2025 01 15 pukul 19.43.05 6932deaf
Tren penurunan angka kemiskinan Aceh. Sumber BPS.

“Berkat data dari BPS, kita dapat memahami kondisi sosial dan ekonomi Aceh secara lebih jelas. Hal ini memungkinkan kita untuk menyusun strategi pembangunan yang lebih tepat sasaran dan efektif,” pungkasnya.

Program ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam upaya pengentasan kemiskinan di Aceh, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di seluruh wilayah provinsi.

Baca juga:  Banda Aceh di Bawah Aminullah Usman, Penduduk Miskin Bertambah

Kolaborasi dan Inovasi

Pemerintah Provinsi Aceh terus berupaya mengatasi tantangan pembangunan, terutama dalam hal menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penjabat (PJ) Gubernur Aceh yang diwakilkan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Zulkifli, menekankan bahwa data dari Badan Pusat Statistik (BPS) harus dijadikan landasan utama dalam menyusun strategi pembangunan Aceh ke depan.

“Kita berharap agar data yang dirilis BPS, khususnya terkait kemiskinan dan ketimpangan, dapat menjadi dasar bagi kita semua dalam merumuskan strategi pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Zulkifli, Rabu (15/1/2025).

Zulkifli menyatakan, tren positif yang ditunjukkan oleh data BPS memberikan optimisme bagi pemerintah daerah. Ia menyebutkan bahwa tingkat kemiskinan di Aceh berhasil diturunkan menjadi 12,6 persen pada akhir 2024. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan masih besar, terutama dalam hal menjaga momentum penurunan angka kemiskinan di tengah berbagai dinamika ekonomi.

Baca juga:  Menyentuh Suara Demokrasi untuk Penyandang Disabilitas

“Penurunan kemiskinan ini bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang berkontribusi, seperti membaiknya indikator ekonomi dan peningkatan konsumsi masyarakat. Namun, kita harus berhati-hati karena kondisi ke depan bisa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.

Zulkifli menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan dalam menanggulangi masalah ini. Menurutnya, langkah-langkah strategis yang sudah berjalan perlu dipertahankan, tetapi harus disertai dengan inovasi baru agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Kolaborasi menjadi kunci dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di Aceh. Zulkifli menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi tantangan ini. Perlu ada sinergi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, dan organisasi masyarakat sipil.

“Kolaborasi lintas sektor sangat penting. Sektor swasta, misalnya, dapat berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang diarahkan untuk memberdayakan masyarakat miskin. Perguruan tinggi juga bisa berperan dengan memberikan kajian dan penelitian yang mendukung kebijakan berbasis data,” jelas Zulkifli.

Editor:
Hendra Vramenia

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Empat Jurus Teuku Riefky Harsya Majukan Ekonomi Kreatif Nasional

Bisnisia.id | Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi...

Energi Hijau Berlimpah, Aceh Harus Ambil Peran Cegah Krisis Iklim

Bisnisia.id, Banda Aceh - Penjabat Gubernur Aceh, Dr. Safrizal...

Penang FC Siap Beri Perlawanan Sengit Hadapi Persiraja

Bisnisia.id | BANDA ACEH - Tim Liga Super Malaysia,...

Pasca Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Susut ke US$150,2 Miliar Akhir November

Bisnisia.id | Jakarta – Bank Indonesia mencatat posisi cadangan...

Hattrick Vini Jr Libas Dortmund 5-2

Real Madrid kembali menampilkan performa spektakuler di Liga Champions...

Terbuka Investasi Swasta, Pemerintah Dorong Pasar Modal sebagai Pintu Pembiayaan Infrastruktur

Bisnisia.id | Jakarta – Pemerintah Indonesia terus menggalakkan upaya...

Sofyan Amrabat Merapat, Manchester United Juara Liga Inggris?

  Manchester United telah sukses mengamankan tanda tangan Sofyan Amrabat...

Indonesia Jajaki Peluang Jadi Tuan Rumah IGF 2025

Bisniskita.id | Tokyo – Indonesia tengah menjajaki kesempatan untuk kembali menjadi...

Proyek Dana Desa Turunkan Kemiskinan di Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh - Berdasarkan data dari Badan...

Eksekusi Terpidana Korupsi RS Arun, Hariadi Dipenjara 8 Tahun, Suaidi Menyusul

Terpidana korupsi PT Rumah Sakit Arun Lhokseumawe, Hariadi, dieksekusi...

Catat, Ini Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025

Setiap tahunnya, pemerintah Indonesia menetapkan hari libur nasional dan...

Pengalungan Medali Paramotor untuk Para Juara di PON XXI

ACEH UTARA - Upacara penyerahan medali bagi atlet cabang...

OJK Resmi Cabut Izin Usaha PT BPRS Kota Juang Perseroda Aceh

Bisnisia.id | Banda Aceh – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah...

STY Didepak dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia

Bisnisia.id | Jakarta – Ketegasan PSSI dalam melakukan evaluasi...

Indonesia Dorong Empat Inisiatif Konkret di World Water Forum ke-10

BISNISKITA.ID | Jakarta - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo...

Menteri Ekonomi Kreatif: Ucycle Fashion Kunci Masa Depan Ekonomi Kreatif Indonesia

Bisnisia.id | Banda Aceh - Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku...

Mualem ke Bangkok, Tawarkan Peluang Investasi kepada Pengusaha Thailand

Bisnisia.id | Thailand - Setelah Komisi Independen Pemilihan (KIP)...