Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, menyelenggarakan Aceh Economic Forum (AEF) dengan tema ‘Peningkatan Nilai Tambah melalui Hilirisasi Pertanian dalam rangka Mendorong Perekonomian Aceh.’
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 09.00 WIB s/d selesai, Kamis (25/4/2024) di Auditorium Teuku Umar, KPwBI Provinsi Aceh.
Dalam agenda ini, bertindak sebagai moderator atau mengatur jalannya acara adalah, Mohd Din, yakni Pemimpin Perusahaan Serambi Indonesia, dengan pemaparan kajian oleh Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc dan Dr. Alisuddin, S.E., M.Si.
Prof Bustanul Arifin memaparkan kajian mengenai ‘Jendela Peluang Pembangunan Ekonomi Aceh Strategi Hilirisasi Produk Unggulan’ dan Dr. Alisuddin dengan materi ‘Hilirisasi Sektor Pertanian dan Perubahan Struktur Ekonomi Aceh.
Setelah pemaparan materi, Prof Bustanul Arifin pada awak media menyebut, untuk menumbuhkan perekonomian Aceh, diantara langkah yang bisa dilakukan adalah hilirisasi pertanian dan membangun kawasan perindustrian di Aceh.
“Untuk meningkatkan nilai tambah di Aceh, bisa dilakukan dengan hilirisasi, kita sudah mengurai dan menemukan permasalahan ekonomi yang cukup serius, yakni karena kurangnya industri di Aceh,” ungkap Prof Bustanul.
Selain itu, menurut Prof Bustanul, selain fokus pada hilirisasi, Bank Indonesia Perwakilan Aceh juga memiliki target mengendalikan inflasi.
“Bank Indonesia memiliki target untuk mengendalikan inflasi, memang dari data yang kita lihat, angka inflasi untuk tahun 2023 di Aceh rendah, namun bukan tidak mungkin tahun 2024 angka inflasi di Aceh tinggi, ini perlu diperhatikan, untuk meningkatkan industrialisasi hilirisasi namun tidak menimbulkan inflasi,” tambahnya.
Prof Bustanul melanjutnya, potensi pertumbuhan perekonomian di Aceh sangat tinggi.
“Potensi penumbuhan perekonomian di Aceh luar biasa tinggi, tadi kita sudah membahas mengenai beras, petani saat ini menghasilkan beras medium, sedikit yang premium, dengan dilakukan hilirisasi, akan meningkatkan kualitasnya, peningkatan itu harus dengan dukungan peningkatan produktivitas, seperti dengan adanya kilang padi berkapasitas lebih bagus, akan menimbulkan efisiensi tinggi, bisa menghasilkan beras lebih baik dan nilai jual lebih tinggi,” ungkap Guru Besar Universitas Lampung tersebut.
Selanjutnya, Kepala Perwakilan BI Aceh, Rony Widijarto menyebut, hilirisasi pertanian, akan membuat akselerasi ekonomi di provinsi ujung barat Indonesia.
“Strategi untuk akselerasi ekonomi di Aceh, bisa dilakukan dengan hilirisasi pertanian, hal ini berdasarkan asesmen yang sudah kami lakukan, potensi pertanian sangat tinggi untuk meningkatkan perekonomian, artinya jika ingin tumbuh, kita harus memaksimalkan potensi ini,” sebutnya.
Selanjutnya, Asisten 2 Sekda Aceh, Ir Mawardi mengatakan, Pemerintah Aceh bukan hanya fokus pada pertumbuhan perekonomian, lebih dari itu fokus pada hilirisasi.
“Kebijakan Pemerintah Aceh untuk mensejahterakan masyarakat, kita bukan hanya berfokus pada pertumbuhan, selain itu pada hilirisasi, kita akan terus berbenah menuju arah industrialisasi,” tutupnya.