Harga Naik, India Alihkan Fokus dari Minyak Sawit ke Minyak Bunga Matahari

Bisnisia.id | Jakarta — India, sebagai importir minyak nabati terbesar di dunia, diprediksi akan mengurangi impor minyak nabatinya pada musim 2024-2025, seiring dengan peningkatan produksi dalam negeri yang didukung oleh kondisi cuaca yang sangat ideal.

Menurut BV Mehta, Direktur Eksekutif The Solvent Extractors’ Association of India, impor minyak nabati India diperkirakan menurun menjadi sekitar 15 juta metrik ton, dibandingkan dengan sekitar 16 juta ton yang diimpor pada musim 2023-2024.

Dalam Konferensi Kelapa Sawit Indonesia yang berlangsung di Bali, Mehta menyampaikan bahwa peningkatan produksi dalam negeri akan menjadi faktor utama penurunan impor ini.

“Kami memperkirakan produksi minyak nabati domestik akan naik tiga hingga empat juta ton. Dengan peningkatan ini dan permintaan yang stabil, kami memperkirakan adanya surplus produksi domestik sekitar satu juta ton,” ujar Mehta dilansir media Bisnisia.id dari Reuters, Kamis (14/11/2024).

Mehta menyoroti bahwa kondisi cuaca yang baik tahun ini telah mendukung peningkatan hasil panen kacang kedelai dan kacang tanah, serta diperkirakan akan mendorong produksi lobak yang lebih tinggi.

Baca juga:  Proyek CCS Arun, Peluang Investor untuk Transisi Energi Hijau di ASEAN

Faktor cuaca yang bersahabat ini memberikan dampak positif pada produktivitas pertanian di India, yang secara langsung mengurangi ketergantungan pada impor minyak nabati, termasuk minyak sawit, yang selama ini mendominasi pangsa impor minyak nabati negara tersebut.

“Cuaca tahun ini benar-benar mendukung. Kami melihat hasil yang luar biasa dari kedelai dan kacang tanah, dan kami optimis produksi lobak juga akan mencapai angka yang lebih tinggi,” jelas Mehta.

Dengan adanya peningkatan hasil panen, India berpotensi mengurangi ketergantungannya pada impor minyak sawit yang selama ini menjadi kebutuhan utama.

Seiring dengan peningkatan produksi dalam negeri, impor minyak sawit India diproyeksikan menurun menjadi 9,2 juta ton pada musim 2023-2024, dibandingkan dengan 9,8 juta ton pada periode sebelumnya.

Di sisi lain, permintaan terhadap minyak bunga matahari mengalami peningkatan signifikan, diperkirakan mencapai 3,5 juta ton dari sebelumnya 2,9 juta ton.

“Minyak sawit akan kehilangan sekitar 2% hingga 3% pangsa pasarnya, sementara minyak bunga matahari dan minyak nabati lunak lainnya akan mendapatkan pangsa pasar berkat diskon harga yang menarik,” ungkap Mehta.

Baca juga:  Sempat Merajai Pasar HP, Begini Nasib BlackBerry Saat ini

Lonjakan ini terjadi akibat harga minyak kelapa sawit yang terus meningkat sepanjang tahun, sehingga konsumen beralih ke minyak alternatif yang lebih ekonomis.

Harga acuan minyak kelapa sawit di Malaysia dilaporkan telah naik sekitar 30% sepanjang tahun ini.

Kenaikan harga ini mempengaruhi daya beli konsumen berpenghasilan rendah di India, memaksa mereka untuk mencari alternatif yang lebih murah.

Meski demikian, pada bulan Oktober lalu, impor minyak sawit India justru sempat melonjak hingga 59% dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan mendadak ini terjadi akibat pembelian besar-besaran oleh penyuling untuk mengisi stok yang menipis menjelang musim perayaan di India.

Mehta menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan sementara, tren keseluruhan tetap menunjukkan penurunan impor minyak sawit.

“Kenaikan impor di bulan Oktober adalah fenomena sementara, lebih karena adanya lonjakan permintaan selama musim perayaan. Secara keseluruhan, impor minyak sawit akan menurun,” jelasnya.

Dengan peningkatan produksi minyak nabati domestik serta diversifikasi sumber minyak nabati, India diharapkan mampu mempertahankan ketahanan pasokan dalam negeri.

Baca juga:  Tahun 2025, Pemerintah Alokasikan 9,5 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

Mehta optimis bahwa langkah ini akan membantu India mengurangi ketergantungan pada impor di masa depan.

“Dengan adanya surplus produksi domestik dan diversifikasi minyak nabati, kami yakin India bisa mempertahankan ketahanan pasokan dan mengurangi ketergantungan pada impor. Ini adalah langkah penting menuju swasembada minyak nabati,” tegasnya.

India telah berupaya untuk meningkatkan produksi domestik melalui berbagai kebijakan, termasuk insentif bagi petani lokal serta investasi dalam teknologi pertanian.

Langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga untuk memastikan stabilitas harga minyak nabati di pasar domestik.

Dengan penurunan impor yang diantisipasi dan peningkatan produksi dalam negeri, India diharapkan dapat memperkuat posisi ekonominya di pasar minyak nabati global.

**”Kami optimis bahwa dengan strategi yang tepat, India tidak hanya bisa mengurangi impor tetapi juga menjadi pemain yang lebih mandiri di pasar minyak nabati dunia,” tutup Mehta.

Editor:

Bagikan berita:

Popular

Berita lainnya

Ketika Hutan Rusak, Ekonomi Rakyat Terpuruk

BISNISIA.ID – Kerusakan hutan dan degradasi lingkungan tidak hanya...

Pertamina Geothermal Raih Rating ESG Tertinggi di Sektor Utilitas Indonesia

Bisniskita.id | Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)...

Aceh Tambah Dua Medali dari Cabang Olahraga Kurash di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Bisnisia.id | Aceh Besar – Kontingen tuan rumah, Aceh, berhasil...

Indonesia Tolak Tawaran Investasi Rp 1,5 Triliun dari Apple

Bisnisia.id | Jakarta - Pemerintah Indonesia menolak proposal investasi...

Ekonomi Aceh Tumbuh karena PON, tetapi Bersifat Sementara dan Daya Beli Warga Tetap Lemah

Bisnisia.id| Banda Aceh — Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI...

Tepukan Terakhir untuk Sang Legenda Persiraja, Mukhlis Nakata

Sorak sorai membahana di Stadion Harapan Bangsa ketika papan...

Februari 2024, BSI Catat Peningkatan Pembiayaan Kendaraan Listrik Capai 180 Miliar

BISNISKITA.ID | Banda Aceh - PT Bank Syariah Indonesia...

Dugaan Korupsi Rp75 Miliar di BGP Aceh, Kejati Aceh Periksa 200 Saksi

Bisnisia.id | Banda Aceh - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh...

Harga Emas Antam Turun Tajam, Waktunya Beli atau Jual?

Bisnisia.id | Jakarta – Harga emas Antam mencatat penurunan...

Jamaluddin Idham, TA Khalid, dan Muslim Aiyub Wakili Aceh di Badan Legislasi DPR RI

Bisnisia.id | Banda Aceh - Dikutip dari situs resmi...

Kim Bum, Aktor Korea Bertemu Fans di Indonesia

Kim Bum, aktor Korea Selatan yang populer lewat drama...

Pemerintah Pertimbangkan Penurunan PPN untuk Kebutuhan Pokok 

Bisnisia.id | Jakarta – Presiden Prabowo Subianto tengah mempertimbangkan...

Brahim dan Rodrygo Bersinar, Real Madrid Tekuk Sevilla 4-2

Bisnisia.id | Madrid – Real Madrid mengakhiri tahun 2024...

Kontribusi BUMN untuk Ekonomi Aceh Disorot

Bisnisia.id | Banda Aceh - Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris...

Pj Gubernur Aceh Dorong Pengusaha Lokal Bangkit, Targetkan Industri dan Swasembada Pangan

Bisnisia.id | Banda Aceh – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh,...

FOMO Dorong Gaya Hidup Konsumtif, Ancam Stabilitas Ekonomi Individu dan Masyarakat

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) muncul sebagai hasil...

10 Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia 2024, Garuda Indonesia Kok Tidak Masuk?

Bisnisia.id | Jakarta – Memilih maskapai penerbangan kerap menjadi...

BSI Bantu Resi Gudang untuk Petani Kopi Gayo

Bisniskita.id | Banda Aceh - Bank Syariah Indonesia Tbk...

Suhendri Tersangka Korupsi, Gubernur Angkat Jamaluddin Sebagai Ketua BRA

Bisnisia.id|Banda Aceh - Setelah kejaksaan menetapkan Suhendri sebagai tersangka...