Bisnisia.id | Jakarta — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk semakin giat membangun infrastruktur data center sebagai bagian dari strategi memperkuat layanan digital.
Langkah ini tidak hanya bertujuan mendukung transformasi digital, tetapi juga sejalan dengan upaya Telkom dalam memenuhi komitmen terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG).
Menghadapi tantangan perubahan iklim, Telkom kini semakin berfokus pada pengembangan data center yang lebih ramah lingkungan.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menjelaskan bahwa perusahaan induk Telkomsel ini berusaha keras mengarahkan operasional data center-nya menuju penggunaan energi terbarukan.
“Kami terus berupaya agar data center Telkom menggunakan energi terbarukan. Namun, ada beberapa tantangan di Indonesia, terutama terkait penyediaan sumber listrik hijau,” ungkap Ririek dalam keterangan pers yang dilansir dari website Telkomsel, Sabtu, 16 November 2024.
Menurut Ririek, tantangan utama adalah ketersediaan listrik di Indonesia yang belum sepenuhnya tersegregasi berdasarkan sumber energinya.
“Saat ini, PLN belum bisa sepenuhnya membedakan apakah listrik yang kami gunakan berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), panas bumi, atau tenaga surya. Namun, PLN telah mulai mengeluarkan sertifikasi bahwa sejumlah persentase listrik berasal dari energi hijau dan sebagian lainnya masih dari energi fosil,” tambahnya.
Sebagai upaya mewujudkan komitmen ESG, Telkom juga beroperasi di luar negeri dengan standar energi yang lebih ketat. Salah satu contohnya adalah data center Telkom di Singapura yang harus mematuhi ketentuan energi hijau.
Ini merupakan bagian dari inisiatif Singapura untuk mencapai net zero emission pada tahun 2030.
“Di Singapura, kami tidak punya pilihan selain mematuhi regulasi lokal yang mengharuskan penggunaan energi hijau. Listrik untuk data center kami di sana disalurkan dari pulau-pulau yang sepenuhnya menggunakan tenaga surya,” terang Ririek.
Kebijakan ini membuat Telkom semakin adaptif dalam mengimplementasikan strategi keberlanjutan di berbagai negara tempat mereka beroperasi.
Untuk memperkuat jaringan data center di Indonesia, Telkom tengah membangun fasilitas baru di Batam yang dijadwalkan rampung pada kuartal ketiga tahun 2025.
Proyek ini digarap oleh PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha Telkom yang fokus pada pengembangan data center.
Fasilitas ini diberi nama NeutraDC Nxera Batam dan akan menjadi bagian dari jaringan hyperscale data center milik Telkom, bersama dengan lokasi lainnya di Cikarang dan Singapura yang diklasifikasikan dalam Tier III dan IV.
Ririek mengungkapkan bahwa data center baru di Batam akan menggunakan sumber energi bersih meskipun tidak sepenuhnya berbasis energi terbarukan.
Di Batam, kami sedang membangun data center baru yang didesain untuk menggunakan energi yang lebih bersih, yaitu gas bumi. Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengurangi jejak karbon tanpa mengorbankan keandalan operasional,” jelas Ririek.
Dalam proyek data center berbasis gas bumi di Batam, Telkom bekerja sama dengan PT Medco Power Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan mampu menyediakan pasokan listrik yang lebih bersih, sehingga memenuhi target keberlanjutan perusahaan.
Gas bumi dipilih sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.
Menurut keterangan NeutraDC, fasilitas di Batam akan dibangun dengan spesifikasi canggih yang mendukung kebutuhan hyperscale clients, terutama perusahaan teknologi besar yang membutuhkan kapasitas penyimpanan dan pengolahan data dalam jumlah besar.
Langkah Telkom dalam mengembangkan data center berbasis energi hijau ini sejalan dengan tren global di industri teknologi yang semakin mengutamakan keberlanjutan.
Kehadiran NeutraDC Nxera Batam diharapkan tidak hanya memperkuat posisi Telkom sebagai pemimpin di sektor digital, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam mengurangi emisi karbon nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor data center global mendapat tekanan besar untuk menurunkan konsumsi energi dan emisi karbon.
Menurut data dari International Energy Agency (IEA), pusat data global menyumbang sekitar 1% dari konsumsi listrik dunia dan jumlah ini diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan penggunaan cloud computing, Internet of Things (IoT), serta kecerdasan buatan (AI).
“Telkom berkomitmen untuk tidak hanya mengejar pertumbuhan bisnis, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Kami optimis, dengan strategi yang tepat dan kemitraan yang solid, kami dapat memenuhi target ESG sekaligus mendukung transformasi digital Indonesia,” tutup Ririek Adriansyah.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan berbagai portofolio layanan mulai dari telekomunikasi, layanan digital, hingga solusi data center.
Telkom terus berinovasi dan memperluas infrastruktur digital sebagai bagian dari visi untuk menjadi pemain utama dalam era digital dan konektivitas. Melalui anak usahanya, NeutraDC, Telkom telah memperkuat ekosistem data center di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Dengan langkah progresif ini, Telkom menunjukkan keseriusannya dalam mendukung agenda keberlanjutan global serta mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi digital yang lebih hijau dan berkelanjutan.